Penemuan Inovatif, Kaca Anti Pecah dan Hemat Energi

Rabu, 20 September 2023 - 12:25 WIB
loading...
Penemuan Inovatif, Kaca Anti Pecah dan Hemat Energi
LionGlass 10 kali tahan pecah dibandingkan dengan kaca biasa. (Foto: Crast.net)
A A A
JAKARTA - Para peneliti dari Penn State University menemukan formula kaca anti pecah dan hemat energi. Mereka kini mengajukan paten atas penemuan inovatif tersebut dengan memberikan nama LionGlass. Nama ini terinspirasi maskot kampus ini.

Tim peneliti telah melaporkan bahwa kaca baru ini mengonsumsi energi sekitar 30% lebih sedikit dibandingkan produksi kaca secara tradisional. Kaca ini juga diklaim hanya melepaskan setengah polusi karbon yang berkontribusi terhadap pemanasan global.

LionGlass ditengarai 10 kali tahan pecah dibandingkan dengan kaca biasa. Walaupun batas kekuatannya belum dapat diketahui, karena pengujian tersebut tidak dapat mengukurnya.

“Kami terus menambah bobot pada LionGlass ini hingga kami mencapai beban maksimum yang dapat dihasilkan perangkat tersebut,” kata salah satu anggota tim Nick Clark dilansir dari Crast.net, Rabu (20/9/2023).



Rahasia para peneliti terletak pada kode gas yang telah memerangkap panas yang dikeluarkan oleh produksi kaca. Meskipun produksi kaca hanya menyumbang 0,3% dari seluruh karbon yang memerangkap panas yang dilepaskan ke seluruh dunia, jumlah tersebut berjumlah sekitar 95 juta ton setiap tahunnya, menurut sebuah makalah di Journal of Industrial Ecology.

Badan Perlindungan Lingkungan menyebutkan, jumlah ini setara dengan polusi yang memerangkap panas pada lebih dari 19 juta kendaraan bertenaga gas yang dikendarai dalam setahun. Sedangkan kaca konvensional memberikan panas yang sangat ekstrem pada campuran tiga bahan, yaitu pasir kuarsa, abu soda, dan batu kapur.

Menurut Glass International, suhu leleh kaca biasa melebihi 2.700 derajat Fahrenheit. Pemanasan bahan ini bertanggung jawab atas sebagian besar penggunaan energi dan juga polusi pada proses, meskipun reaksi kimia yang terlibat juga dapat menyebabkan polusi.

LionGlass ini memiliki kumpulan bahan masukan yang berbeda, dengan suhu leleh serendah 720 derajat Fahrenheit. Hal tersebut dapat mengurangi konsumsi energi sekitar sepertiga. Bahan bakunya juga dapat memiliki sedikit karbon.

“Tujuan kami adalah membuat manufaktur kaca berkelanjutan untuk jangka panjang,” kata peneliti utama Professor John Mauro dalam rilis dari Penn State.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3178 seconds (0.1#10.140)