Penemuan 700 Bola Logam Kecil di Pasifik, Ilmuwan Harvard Klaim Mengandung Unsur Eksotis
loading...
A
A
A
LONDON - Sebanyak 700 bola logam kecil yang ditemukan di lepas pantai New Guinea, Pasifik , pada Juni, diperkirakan berasal dari pecahan batuan luar angkasa . Namun, fisikawan Harvard Avi Loeb mengkaim menemukan unsur eksotis yang bukan berasal dari tata surya pada 57 bola logam itu.
Loeb mengatakan logam itu mengandung unsur baru yang diperkirakan terbentuk dari aktivitas lapisan kerak Bumi. Loeb menulis selama peristiwa ini, kerak Bumi berbatu akan mencair, menciptakan berilium, lantanum, dan uranium dalam jumlah besar.
Unsur itu ditemukan dalam bola logam kecil yang berada di kedalaman lautan New Guinea. Unsur baru ini diperkirakan bermanfaat untuk pengembangan berbagai industry. “Misalnya, lantanum bisa saja dicairkan dari semikonduktor, dan uranium bisa digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor fisi,” jelasnya dikutip SINDOnews dari laman Daily Mail, Jumat (13/10/2023).
Loeb mengatakan bahwa dia dan timnya berencana untuk mengetahui sifat sebenarnya dari material yang disebut IM1 dalam sembilan bulan ke depan. Analisis awal yang dirilis pada bulan Agustus mengungkapkan sifat langka dari objek mirip meteor yang disebut IM1.
Makalah tersebut menyampaikan bahwa meskipun unsur-unsur tersebut ditemukan di Bumi, polanya tidak cocok dengan paduan yang ditemukan di planet kita, bulan, Mars, atau meteorit alami lainnya di tata surya. “Apakah ini berarti IM1 pasti berasal dari lingkungan astrofisika alami dan bukan meteor, kami tidak tahu pasti,” kata Loeb.
Kekuatan material IM1 yang luar biasa tinggi mungkin disebabkan oleh pengerasan yang terkait dengan episode pencairan dan pengerasan kulit bumi yang berulang-ulang. Diketahui planet di tata surya seperti Bumi atau Mars, mengalami episode lautan magma pada awal pembentukannya.
Loeb mengatakan logam itu mengandung unsur baru yang diperkirakan terbentuk dari aktivitas lapisan kerak Bumi. Loeb menulis selama peristiwa ini, kerak Bumi berbatu akan mencair, menciptakan berilium, lantanum, dan uranium dalam jumlah besar.
Unsur itu ditemukan dalam bola logam kecil yang berada di kedalaman lautan New Guinea. Unsur baru ini diperkirakan bermanfaat untuk pengembangan berbagai industry. “Misalnya, lantanum bisa saja dicairkan dari semikonduktor, dan uranium bisa digunakan sebagai bahan bakar dalam reaktor fisi,” jelasnya dikutip SINDOnews dari laman Daily Mail, Jumat (13/10/2023).
Loeb mengatakan bahwa dia dan timnya berencana untuk mengetahui sifat sebenarnya dari material yang disebut IM1 dalam sembilan bulan ke depan. Analisis awal yang dirilis pada bulan Agustus mengungkapkan sifat langka dari objek mirip meteor yang disebut IM1.
Makalah tersebut menyampaikan bahwa meskipun unsur-unsur tersebut ditemukan di Bumi, polanya tidak cocok dengan paduan yang ditemukan di planet kita, bulan, Mars, atau meteorit alami lainnya di tata surya. “Apakah ini berarti IM1 pasti berasal dari lingkungan astrofisika alami dan bukan meteor, kami tidak tahu pasti,” kata Loeb.
Kekuatan material IM1 yang luar biasa tinggi mungkin disebabkan oleh pengerasan yang terkait dengan episode pencairan dan pengerasan kulit bumi yang berulang-ulang. Diketahui planet di tata surya seperti Bumi atau Mars, mengalami episode lautan magma pada awal pembentukannya.
(wib)