Berlian Super, Batu Permata Terindah yang Terbentuk di Lapisan Bumi Paling Dalam
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Berlian merupakan batu permata yang paling dicari karena keindahan, kegunaan dalam industri, dan kandungan zat pembentuk yang langka. Berlian yang memiliki banyak keistimewaan paling diburu karena biasa ditemukan pada kedalaman 5 hingga 40 kilometer (Km) di bawah tanah.
Bagaimana berlian terbentuk masih belum sepenuhnya dipahami, namun percobaan laboratorium menunjukkan bahwa batu permata hanya mengkristal di bawah tekanan ekstrem. Sebagian besar batuan alami telah ditelusuri hingga ke mantel atas, terbentuk pada kedalaman antara 150 hingga 300 km, yang tekanannya bisa mencapai lebih dari 20.000 atmosfer.
Menurut Lee Groat, ahli mineralogi di Universitas British Columbia, berlian juga dianggap sangat tua. Beberapa perkiraan menunjukkan berlian di permukaan saat ini terbentuk 3,5 miliar tahun yang lalu.
“Karena terbentuk di bawah tekanan, dibutuhkan gaya yang besar untuk memutuskan ikatannya. Memanaskan berlian di atas 900 derajat Celsius akan menyebabkannya terurai menjadi grafit,” kata Groat dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Senin (23/10/2023).
Namun, ada batu permata yang terbentuk di lapisan Bumi paling dalam, yaitu peridot yang mengalahkan berlian. Peridot adalah bentuk permata dari mineral yang disebut olivin yang membentuk lebih dari separuh mantel atas, membentang dari dasar kerak bumi hingga 410 km.
Namun pada tahun 2016, para ilmuwan mendeskripsikan kumpulan berlian super dalam berasal dari kedalam bumi sekitar 660 km. Bahkan, kumpulan berlian lainnya pada tahun 2021 berasal dari kedalaman 750 km.
“Sulit untuk mengetahui apakah berlian atau peridot merupakan lapisan terdalam, namun hal ini cukup menyelesaikan perdebatan,” ujar Groat. Untuk mendapatkan perkiraan tersebut, para peneliti mempelajari pola kristalisasi berlian serta inklusinya, potongan mineral atau cairan yang terkubur di dalam permata sejak terbentuk.
Inklusi mineral yang disebut bridgmanite dan lelehan besi-nikel-karbon-sulfur memberi tahu para ilmuwan bahwa berlian super dalam ini kemungkinan besar terbentuk di mantel bawah. Sebab, berlian super terdiri dari sekitar 75% bridgmanit, dan tumbuh dari logam cair yang dikelilingi oleh metana. Pada kedalaman ini, tekanannya bisa melebihi 235.000 atmosfer.
Ahli gemologi tidak menggali lebih dalam ke dalam bumi untuk mempelajari hal ini. Sebab, lubang terdalam yang pernah ditembus ke bagian dalam Bumi, di Kola Superdeep Borehole di Rusia, nyaris tidak menyentuh permukaan, dengan kedalaman hanya 12,6 km.
Di luar keindahan dan kekerasan alaminya, berlian mengandung informasi ilmiah yang tak ternilai harganya. “Berlian adalah satu-satunya sumber yang dimiliki para peneliti untuk memahami susunan interior Bumi dan proses yang terjadi di sana,” kata Ananya Mallik, ahli petrologi eksperimental di Universitas Arizona.
Bagaimana berlian terbentuk masih belum sepenuhnya dipahami, namun percobaan laboratorium menunjukkan bahwa batu permata hanya mengkristal di bawah tekanan ekstrem. Sebagian besar batuan alami telah ditelusuri hingga ke mantel atas, terbentuk pada kedalaman antara 150 hingga 300 km, yang tekanannya bisa mencapai lebih dari 20.000 atmosfer.
Menurut Lee Groat, ahli mineralogi di Universitas British Columbia, berlian juga dianggap sangat tua. Beberapa perkiraan menunjukkan berlian di permukaan saat ini terbentuk 3,5 miliar tahun yang lalu.
“Karena terbentuk di bawah tekanan, dibutuhkan gaya yang besar untuk memutuskan ikatannya. Memanaskan berlian di atas 900 derajat Celsius akan menyebabkannya terurai menjadi grafit,” kata Groat dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Senin (23/10/2023).
Namun, ada batu permata yang terbentuk di lapisan Bumi paling dalam, yaitu peridot yang mengalahkan berlian. Peridot adalah bentuk permata dari mineral yang disebut olivin yang membentuk lebih dari separuh mantel atas, membentang dari dasar kerak bumi hingga 410 km.
Namun pada tahun 2016, para ilmuwan mendeskripsikan kumpulan berlian super dalam berasal dari kedalam bumi sekitar 660 km. Bahkan, kumpulan berlian lainnya pada tahun 2021 berasal dari kedalaman 750 km.
“Sulit untuk mengetahui apakah berlian atau peridot merupakan lapisan terdalam, namun hal ini cukup menyelesaikan perdebatan,” ujar Groat. Untuk mendapatkan perkiraan tersebut, para peneliti mempelajari pola kristalisasi berlian serta inklusinya, potongan mineral atau cairan yang terkubur di dalam permata sejak terbentuk.
Inklusi mineral yang disebut bridgmanite dan lelehan besi-nikel-karbon-sulfur memberi tahu para ilmuwan bahwa berlian super dalam ini kemungkinan besar terbentuk di mantel bawah. Sebab, berlian super terdiri dari sekitar 75% bridgmanit, dan tumbuh dari logam cair yang dikelilingi oleh metana. Pada kedalaman ini, tekanannya bisa melebihi 235.000 atmosfer.
Ahli gemologi tidak menggali lebih dalam ke dalam bumi untuk mempelajari hal ini. Sebab, lubang terdalam yang pernah ditembus ke bagian dalam Bumi, di Kola Superdeep Borehole di Rusia, nyaris tidak menyentuh permukaan, dengan kedalaman hanya 12,6 km.
Di luar keindahan dan kekerasan alaminya, berlian mengandung informasi ilmiah yang tak ternilai harganya. “Berlian adalah satu-satunya sumber yang dimiliki para peneliti untuk memahami susunan interior Bumi dan proses yang terjadi di sana,” kata Ananya Mallik, ahli petrologi eksperimental di Universitas Arizona.
(wib)