Media AS Bahas Potensi Serangan Bom Nuklir B61-13 ke Rusia, Ini Dampak Mengerikan yang Terjadi
loading...
A
A
A
Bom tersebut diproyeksikan menghasilkan ledakan maksimum sekitar 350 kiloton, sebuah lompatan besar jika dibandingkan dari hasil maksimal bom nuklir B61-12 yaitu 50 kiloton. Sebagai perbandingan, dampak bom atom Little Boy yang meluluhlantahkan Hiroshima, Jepang, pada tahun 1945 berkekuatan sebesar 15 kiloton.
Bom nuklir B61-12 bukan senjata baru, namun sudah dimodifikasi memanfaatkan komponen dari model bentuk B61 lama dan menggabungkan fitur-fitur yang ditingkatkan. Metode produksi B61-13 masa depan diperkirakan akan mengikuti pola yang sama.
Fitur yang membedakan B61-12 adalah paket panduan presisi, sehingga biaya produksinya cukup mahal. Bom nuklir B61-12 merupakan bom gravitasi yang merupakan bagian dari persenjataan nuklir AS.
B61-12 adalah senjata termonuklir, yang berarti menggunakan reaksi fisi dan fusi untuk melepaskan sejumlah besar energi. B61-12 dirancang untuk dijatuhkan dari pesawat, menjadikannya senjata yang dikirimkan melalui udara.
Hulu ledak, yang berisi bahan nuklir, terbuat dari inti uranium atau plutonium yang diperkaya tinggi dan dikelilingi oleh tamper dan bahan bakar fusi. Bahan-bahan ini dirancang dengan cermat untuk memulai dan mempertahankan reaksi nuklir.
Pesawat tempur F-35, menjadi satu-satunya jet tempur siluman Barat yang memiliki kemampuan membawa senjata nuklir. Ditambah dilengkapi fitur untuk menghindari deteksi radar, sehingga penempatan di berbagai titik perbatasan Rusia dinilai sangat mengancam.
Rusia pun melakukan investasi besar-besaran untuk menghadapi ancaman pesawat tempur siluman, termasuk jaringan pertahanan udara berbasis darat yang paling tangguh di dunia. Radar operasional multi-waveband yang digunakan dalam sistem S-400 merupakan inti dari mekanisme pertahanan ini.
Radar ini dirancang untuk mengintensifkan kemampuan deteksi terhadap pesawat siluman. Bahkan, pesawat tempur Rusia Su-35 dan Su-57 yang baru mengintegrasikan beberapa radar untuk tujuan serupa.
Bom nuklir B61-12 bukan senjata baru, namun sudah dimodifikasi memanfaatkan komponen dari model bentuk B61 lama dan menggabungkan fitur-fitur yang ditingkatkan. Metode produksi B61-13 masa depan diperkirakan akan mengikuti pola yang sama.
Fitur yang membedakan B61-12 adalah paket panduan presisi, sehingga biaya produksinya cukup mahal. Bom nuklir B61-12 merupakan bom gravitasi yang merupakan bagian dari persenjataan nuklir AS.
B61-12 adalah senjata termonuklir, yang berarti menggunakan reaksi fisi dan fusi untuk melepaskan sejumlah besar energi. B61-12 dirancang untuk dijatuhkan dari pesawat, menjadikannya senjata yang dikirimkan melalui udara.
Baca Juga
Hulu ledak, yang berisi bahan nuklir, terbuat dari inti uranium atau plutonium yang diperkaya tinggi dan dikelilingi oleh tamper dan bahan bakar fusi. Bahan-bahan ini dirancang dengan cermat untuk memulai dan mempertahankan reaksi nuklir.
Pesawat tempur F-35, menjadi satu-satunya jet tempur siluman Barat yang memiliki kemampuan membawa senjata nuklir. Ditambah dilengkapi fitur untuk menghindari deteksi radar, sehingga penempatan di berbagai titik perbatasan Rusia dinilai sangat mengancam.
Rusia pun melakukan investasi besar-besaran untuk menghadapi ancaman pesawat tempur siluman, termasuk jaringan pertahanan udara berbasis darat yang paling tangguh di dunia. Radar operasional multi-waveband yang digunakan dalam sistem S-400 merupakan inti dari mekanisme pertahanan ini.
Radar ini dirancang untuk mengintensifkan kemampuan deteksi terhadap pesawat siluman. Bahkan, pesawat tempur Rusia Su-35 dan Su-57 yang baru mengintegrasikan beberapa radar untuk tujuan serupa.