Makam Mesir Kuno Ini Penuh Mantra Magis Penangkal Ular
loading...
A
A
A
KAIRO - Sebuah makam Mesir kuno berusia 2.500 tahun di Abusir, selatan Kairo dipenuhi dengan mantra magis untuk melindungi dari gigitan ular. Mantra magis pengusir ular dipahat di atas marmer di sekitar pintu masuk makam.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ular berbisa lebih banyak ditemukan di Mesir kuno dibandingkan sekarang. Para arkeolog sering menemukan makam di Mesir yang memiliki beberapa ungkapan magis atau apotropaik berisi pelindung gigitan ular.
“Pemilihan pada mantra ular mungkin merupakan pilihan pribadi pemilik makam. Sebab, tidak ada kasus serupa dengan perhatian berlebihan terhadap mantra ular,” kata Miroslav Barta, direktur penelitian Institut Egyptology Ceko di Abusir, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Jumat (10/11/2023).
Abusir memiliki banyak sekali makam, bersama dengan beberapa piramida. Makam khusus ini milik seorang pria bernama Dzehutiemhat, seorang juru tulis kerajaan yang hidup sekitar 2.500 tahun yang lalu ketika Persia kuno menguasai Mesir.
Meskipun sebagian besar makam Dzehutiemhat dirampok pada zaman kuno, sarkofagusnya dengan sebagian sisa kerangka masih ada di sana. Analisis terhadap jenazah ini mengungkapkan bahwa dia berusia sekitar 25 tahun ketika meninggal dan menderita osteoporosis parah.
“Tampaknya menjadi bagian dari DNA-nya karena osteoporosis yang biasa terjadi pada usia lanjut,” kata Barta. Jenazah lain yang dikuburkan di dekat makam juga menderita osteoporosis, yang menunjukkan bahwa mereka mungkin adalah anggota keluarga.
Sarkofagus Dzehutiemhat berisi sejumlah teks dan ukiran. Tutup sarkofagusnya berisi apa yang oleh para sarjana modern disebut sebagai bab 178 dari Kitab Orang Mati. The Book of the Dead adalah serangkaian mantra yang antara lain membantu orang yang meninggal menavigasi dunia bawah.
Bab khusus dari Kitab Orang Mati ini berisi instruksi dan mantra yang berhubungan dengan pengaturan mayat, University College London mencatat di situs webnya. Sarkofagus juga memiliki ukiran dewa-dewa Mesir, termasuk dewa berkepala domba jantan Banebdjedet dan dewa matahari Re (juga dieja Ra).
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ular berbisa lebih banyak ditemukan di Mesir kuno dibandingkan sekarang. Para arkeolog sering menemukan makam di Mesir yang memiliki beberapa ungkapan magis atau apotropaik berisi pelindung gigitan ular.
“Pemilihan pada mantra ular mungkin merupakan pilihan pribadi pemilik makam. Sebab, tidak ada kasus serupa dengan perhatian berlebihan terhadap mantra ular,” kata Miroslav Barta, direktur penelitian Institut Egyptology Ceko di Abusir, dikutip SINDOnews dari laman Live Science, Jumat (10/11/2023).
Abusir memiliki banyak sekali makam, bersama dengan beberapa piramida. Makam khusus ini milik seorang pria bernama Dzehutiemhat, seorang juru tulis kerajaan yang hidup sekitar 2.500 tahun yang lalu ketika Persia kuno menguasai Mesir.
Meskipun sebagian besar makam Dzehutiemhat dirampok pada zaman kuno, sarkofagusnya dengan sebagian sisa kerangka masih ada di sana. Analisis terhadap jenazah ini mengungkapkan bahwa dia berusia sekitar 25 tahun ketika meninggal dan menderita osteoporosis parah.
“Tampaknya menjadi bagian dari DNA-nya karena osteoporosis yang biasa terjadi pada usia lanjut,” kata Barta. Jenazah lain yang dikuburkan di dekat makam juga menderita osteoporosis, yang menunjukkan bahwa mereka mungkin adalah anggota keluarga.
Sarkofagus Dzehutiemhat berisi sejumlah teks dan ukiran. Tutup sarkofagusnya berisi apa yang oleh para sarjana modern disebut sebagai bab 178 dari Kitab Orang Mati. The Book of the Dead adalah serangkaian mantra yang antara lain membantu orang yang meninggal menavigasi dunia bawah.
Bab khusus dari Kitab Orang Mati ini berisi instruksi dan mantra yang berhubungan dengan pengaturan mayat, University College London mencatat di situs webnya. Sarkofagus juga memiliki ukiran dewa-dewa Mesir, termasuk dewa berkepala domba jantan Banebdjedet dan dewa matahari Re (juga dieja Ra).
(wib)