Ukraina Menangkan Sengketa Harta Karun Lawan Rusia, Ada Kalung dan Helm Emas

Selasa, 05 Desember 2023 - 06:13 WIB
loading...
Ukraina Menangkan Sengketa Harta Karun Lawan Rusia, Ada Kalung dan Helm Emas
Ukraina memenangkan klaim atas perhiasan Scythian dan Sarmatian serta sejumlah koleksi harta karun lainnya lawan Rusia. (Foto: Ancient Origins)
A A A
JAKARTA - Ukraina memenangkan sengketa kepemilikan harta karun dengan Rusia. Mahkamah Agung Belanda memutuskan bahwa barang-barang tersebut sah milik Ukraina.

Koleksi harta karun Ukraina terdiri dari 1.000 item, termasuk kalung dan helm emas, yang sebelumnya dipinjamkan oleh empat museum di Crimea untuk pameran di Belanda pada 2013.

Saat artefak berada di luar negeri, Rusia menginvasi semenanjung Laut Hitam. Baik Ukraina maupun Rusia kemudian mengajukan klaim untuk harta karun tersebut.

Mengikuti putusan pengadilan, Museum Allard Pierson di Amsterdam mengambil kembali artefak dari penyimpanan dan mengangkutnya ke Kyiv dengan truk. Pengembalian yang dinanti-nanti ini mencapai puncaknya pada Minggu kemarin ketika harta karun tiba di biara Pechersk Lavra di ibu kota Ukraina.



"Bagi kami, seperti juga bagi negara kami secara umum, kasus ini bersifat simbolis. Ini menunjukkan bahwa Ukraina tidak pernah menyerah pada apa yang menjadi haknya secara hukum,” kata Vasyl Malyuk, kepala badan intelijen SBU Ukraina, yang mengkoordinasi pengiriman tersebut, seperti dikutip oleh The Guardian, Selasa (5/12/2023).

Museum Nasional Ukraina telah mengonfirmasi kedatangan 565 item dari Amsterdam, termasuk patung kuno, perhiasan Scythian dan Sarmatian, dan kotak lak cina. Koleksi berharga ini dijadwalkan tetap berada di museum, menunggu pembebasan Crimea.


Penghancuran Arkeologis


Arkeolog saat ini sedang melakukan survei perdana situs arkeologis Ukraina sejak invasi pada Februari 2022. Temuan ini mengungkapkan sejauh mana kerusakan terhadap warisan budaya Ukraina akibat perang.

Sebuah makalah yang baru-baru ini dipublikasikan di jurnal Antiquity mengungkapkan dampak menyedihkan dari perang, yaitu kerusakan pada ribuan situs arkeologis. Di antara korban adalah situs yang terdaftar oleh UNESCO dan beberapa lokasi yang berasal sekitar seribu tahun lalu.

Penghancuran yang dihasilkan dari konflik yang berlangsung meluas ke warisan subterania, akibat ledakan bom dan penggalian parit merusak situs arkeologis. Di antara korban adalah Boldyni Hory, nekropolis penting abad ke-11, yang sekarang menghadapi kerusakan parah. UNESCO mencatat 331 situs yang diyakini telah mengalami kerusakan.



Akademisi juga menyoroti dampak serius pada benteng bukit di dekat Kyiv, dengan laporan kerusakan parah. Banyak gereja dan struktur, beberapa berasal dari 900 hingga 1.000 tahun lalu, terpengaruh. Tragisnya, penghancuran bangunan bersejarah sering kali bersamaan dengan kehilangan nyawa manusia, karena tempat-tempat ini, seperti teater dan gereja, terus melayani sebagai pusat budaya dan sosial. Penghancuran yang berkelanjutan menekankan perlunya upaya untuk melindungi dan memelihara warisan sejarah dan budaya Ukraina.

Invasi Rusia tidak hanya mengakibatkan hilangnya nyawa dan pengungsian banyak warga Ukraina, tetapi juga menargetkan warisan budaya, dengan tujuan menghapus sejarah dan ingatan publik, menimbulkan ancaman mendalam terhadap warisan sejarah Ukraina.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1736 seconds (0.1#10.140)