Penemuan Obat Panjang Umur Tinggal Selangkah Lagi, Ilmuwan Belajar dari Ubur-Ubur

Rabu, 10 Januari 2024 - 07:31 WIB
loading...
Penemuan Obat Panjang Umur Tinggal Selangkah Lagi, Ilmuwan Belajar dari Ubur-Ubur
Obat panjang umur kemungkinan besar akan tersedia dalam waktu dekat. (Foto: NOAA)
A A A
JAKARTA - Obat panjang umur kemungkinan besar akan tersedia dalam waktu dekat, setelah para ilmuwan berhasil mengungkap rahasia usia gajah, paus dan ubur-ubur. Hewan-hewan tersebut terbukti memiliki umur panjang dan tahan terhadap kanker.

Para peneliti di University of Cambridge meyakini kunci umur panjang gajah, paus dan ubur-ubur adalah kemampuan memperbaiki kerusakan pada DNA. Dilansir dari Daily Mail, Rabu (10/1/2024), tubuh menusia mengalami kerusakan DNA karena terpapar sinar UV matahari, polutan dari kendaraan bermotor dan industri, serta makanan.

Tim peneliti di University of Cambridge kini sedang bekerja keras menciptakan kemampuan hewan memperbaiki kerusakan pada DNA agar dapat ditransfer ke manusia. Dengan demikian, akan meremajakan sel-sel kembali ke keadaan fungsional yang lebih muda untuk menunda penuaan. "Saya pikir kita akan mulai melihat intervensi anti-penuaan manusia dalam dekade berikutnya," kata Delphine Larrieu kepada Cambridge Independent.

Gajah dan paus memiliki gen unik yang terkait dengan resistensi terhadap kanker dan perbaikan kerusakan DNA. Manusia juga memiliki gen yang disebut p53 tetapi memiliki salinan yang lebih sedikit, hanya dua dibandingkan dengan 20 milik gajah.



Ilmuwan percaya inilah sebabnya mengapa gajah dan paus memiliki tingkat kematian kanker yang diperkirakan sekitar 4,8 persen meskipun ukuran tubuhnya besar. Pada manusia, angka itu adalah 11 hingga 25 persen. Dan paus memiliki 2,4 kali lipat jumlah gen penghambat tumor.

Jika paus memiliki risiko kanker per sel yang sama seperti manusia, dikalikan dengan kuadriliun sel, maka mereka tidak akan pernah mencapai ulang tahun pertamanya. Hal ini menunjukkan paus harus memiliki mekanisme resistensi kanker yang lebih baik daripada manusia. "Mungkin apa pun yang mereka lakukan untuk menolak penuaan - beberapa bisa hidup hingga 200 tahun - juga yang membuat mereka kurang mungkin terkena kanker,” kata Cagan, peneliti hewan.

Jika mutasi pada DNA menyebabkan penuaan dan kanker, maka mengurangi tingkat mutasi dengan memiliki respons kerusakan DNA yang lebih akurat mungkin akan memecahkan kedua masalah sekaligus."

Jawabannya bukanlah gen penghambat tumor tetapi perbaikan langsung kerusakan DNA pada paus bowhead, yang dapat hidup lebih dari 200 tahun. Alih-alih menghilangkan sel kanker seperti yang dilakukan p53 pada manusia, paus menghasilkan protein yang memperbaiki retakan pada rangkaian DNA, menurut studi yang belum dipublikasikan yang diposting di bioRxiv pada Agustus.

Meskipun mamalia ini bisa menjadi kunci untuk mengobati penyakit terkait usia, 'ubur-ubur abadi' dapat sepenuhnya memperlambat proses penuaan.



Ubur-ubur mengaktifkan 'superpower' ini untuk menghindari predator, memungkinkannya kembali ke bentuk kista, kemudian membentuk polip yang melekat pada dasar laut. Ketika ancaman sudah hilang, makhluk ini mulai kembali ke jalan menuju kematangan. Karena itu, ia dapat memperbaiki kerusakan genetik dan kembali ke tahap pengembangan sebelumnya. Bahkan setelah mencapai kedewasaan seksual, ubur-ubur abadi dapat berubah kembali menjadi larva.

Menurut peneliti yang memeriksa genomnya, ubur-ubur ini berbeda dari ubur-ubur lain, menjadi 'satu-satunya yang mempertahankan potensi peremajaan tinggi hingga 100 persen pada tahap post-reproduksi, mencapai keabadian biologis. Namun, perbaikan DNA bukanlah satu-satunya strategi umur panjang yang bisa manusia pelajari dari hewan.

Menurut penelitian baru yang diterbitkan bulan lalu, ubur-ubur kecil di Pasifik termasuk dalam klub eksklusif hewan yang dapat menumbuhkan kembali bagian tubuh yang hilang, dan ilmuwan tahu persis bagaimana mereka melakukannya.



Cladonema pacificum, ubur-ubur berukuran kuku yang begitu sederhana sehingga bahkan tidak memiliki nama umum, akan menumbuhkan kembali tentakel yang hilang dalam waktu tiga hari.

Para peneliti dari Universitas Tohoku dan Universitas Tokyo berusaha untuk menemukan apa yang sebenarnya terjadi dengan sel-sel di dalam tentakel ubur-ubur saat ia meregenerasi diri. Tim menemukan sel-sel normal pada tentakel di lokasi cedera dibantu oleh sel punca yang secara khusus berevolusi untuk memperbaiki anggota tubuh. Bersama-sama, kedua sel punca ini tumbuh menjadi anggota tubuh baru dari batang yang hilang.

Ilmuwan mengatakan sel-sel luar biasa ini mungkin menjadi kunci untuk membuka kemampuan regeneratif manusia, suatu hal yang sangat diinginkan untuk penelitian anti-penuaan dan umur panjang .
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2209 seconds (0.1#10.140)