Ilmuwan Ungkap Rahasia Awet Muda, Hidup di Bawah Air

Kamis, 14 Maret 2024 - 13:30 WIB
loading...
Ilmuwan Ungkap Rahasia Awet Muda, Hidup di Bawah Air
Dr Joseph Dituri mengungkap rahasia awet muda setelah hidup 100 hari di bawah air. (Foto: AP)
A A A
JAKARTA - Banyak orang berupaya keras melakukan banyak hal agar tetap awet muda. Beragam obat dan suplemen dikonsumsi serta segala macam perawatan dilakukan guna menghambat penuaan yang sejatinya merupakan kodrat alami manusia.

Dalam upaya tetap awet muda, bahkan tidak jarang orang harus merogoh kocek sangat dalam. Padahal untuk menolak tua bisa dilakukan dengan cara yang terbilang sederhana, yakni dengan hidup di bawah air.

Hal ini diungkap oleh ilmuwan asal Florida, Amerika Serikat, Dr Joseph Dituri. Ia yang merupakan penyelam profesional berhasil mengungkap rahasia awet muda dengan penelitiannya yang menghabiskan 100 hari hidup di bawah air.

Dihimpun dari Metro, Kamis (14/3/2024), Dituri menghabiskan waktu untuk memecahkan rekor di sebuah penginapan bawah laut bertekanan tinggi yang terletak di dasar laguna sedalam 30 kaki di Key Largo, Florida.



Dia menemukan bahwa apa yang ia lakukan mampu membalikkan usia tubuhnya pada tingkat sel, yang menurutnya kini 20 tahun lebih muda dari usia sebenarnya serta menunjukkan penurunan 50% pada setiap penanda peradangan di tubuhnya, dan jumlah sel induk 17 kali lipat dari yang diharapkan.

"Jadi pada dasarnya, [saya memiliki] proliferasi sel induk, pengurangan rasa sakit, pengurangan peradangan dan penghambatan racun,” kata Dr Dituri dalam sebuah wawancara dengan WKMG News di Orlando.

"Saya berusia 56 tahun sekarang. Usia ekstrinsik [biologis] saya adalah 44 tahun. Ketika saya keluar dari air, usia ekstrinsik saya adalah 34 tahun. Telomer saya memanjang. Saya sebenarnya menjadi lebih muda ketika saya berada di bawah air," katanya.

Untuk diketahui, telomer adalah struktur yang terbuat dari urutan DNA dan protein yang ditemukan di ujung kromosom. Setiap kali sel membelah, sel-selnya menjadi lebih pendek. Begitu telomer hilang, sel akan mati, jadi dengan memanjangkan telomer, sel akan hidup lebih lama dan proses penuaan melambat.



Ilmuwan tersebut menyatakan bahwa telomernya tidak sepanjang saat pertama kali keluar, namun masih lebih panjang dari sebelumnya. Sayangnya dia tidak memberikan informasi atau bukti tambahan apa pun tentang penelitian atau pengukurannya.

Dituri percaya bahwa pembalikan usia ini disebabkan oleh hidup di lingkungan bertekanan tinggi yanh juga dikenal sebagai lingkungan ‘hiperbarik’. Ia berharap agar penelitian lanjutan bisa dilakukan.

Dituri yakin terapi hiperbarik adalah sesuatu yang perlu ditelusuri untuk penyakit seperti kolitis ulserativa, penyakit usus kronis yang terkait dengan peradangan.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2359 seconds (0.1#10.140)