Gagal Mendarat di Bulan, Pesawat Senilai Rp1,7 Triliun Terbakar di Langit

Sabtu, 20 Januari 2024 - 18:13 WIB
loading...
A A A
Meski gagal mendarat di bulan, namun tak semua misi Paregrine One gagal. Sisa waktu di luar angkasa dioptimalkan untuk mengumpulkan data-data penting. “Pada saat keluar (lintasan menuju bulan), kami mengaktifkan semua muatan yang memiliki daya atau bisa menggunakan daya selama misi,” kata Thornton.

“Kami menerima sinyal sukses dari semua muatan tersebut dan mendapatkan data kembali dari semua muatan yang dapat mengirimkan data. Kami sangat senang melihat itu,” dia menambahkan.

Thornton mencatat Badan Antariksa Jerman, Deutsches Zentrum für Luft- und Raumfahrt mengungkapkan rasa terima kasihnya karena muatannya berupa instrumen ilmiah di Peregrine berhasil mengumpulkan data radiasi kosmik yang sangat dibutuhkan.

“Detektor radiasi DLR M42 berfungsi sempurna sepanjang seluruh rentang waktu misi,” kata Dr. Thomas Berger, kepala Grup Biofisika DLR dan ahli biologi radiasi, dalam sebuah pernyataan.

“Kami dapat mengumpulkan lebih dari 92 jam data mengukur lingkungan radiasi di ruang bebas yang sangat berharga bagi komunitas ilmiah dan DLR.”



Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada Kamis malam, Astrobotic melaporkan kehilangan sinyal telemetri dari pesawat luar angkasa Peregrine sekitar pukul 3:50 sore EST (8:50 malam GMT). Hal ini menunjukkan bahwa pesawat telah menyelesaikan reentry terkendali di atas air lepas di Samudera Pasifik Selatan pada pukul 4:04 sore.

Selepas insiden ini, Astrobotic akan menyusun tim ahli industri untuk mencari tahu apa yang salah dengan pesawat luar angkasa dalam beberapa jam setelah peluncuran roket pada 8 Januari 2024. “Kami akan menyelidiki ini dengan sangat teliti dengan Anomaly Review Board. Teori terkemuka kami tidak berubah pada saat ini,” ujar CEO John Thornton pada konferensi pers media yang disiarkan langsung di saluran YouTube NASA.

Dia menduga katup yang menghubungkan helium ke oksidator tidak bekerja dengan benar dan mengirimkan aliran helium yang dirancang untuk memindahkan bahan bakar cair ke sisi oksidator. “Saya menggambarkannya sebagai aliran karena itu sangat, sangat cepat,” tuturnya.

Hasilnya, kata Thornton, adalah kehilangan propelan yang sangat parah yang mengakibatkan misi pendaratan Peregrine ke bulan gagal. Pada saat bersamaan tim berusaha mengalihkan pesawat mencoba memanfaatkan waktu yang ada untuk mengambil data lain.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0886 seconds (0.1#10.140)