Ilmuwan Ingatkan Kiamat Kecil di Depan Mata, Dunia Kembali ke Zaman Es

Senin, 12 Februari 2024 - 22:00 WIB
loading...
A A A
Studi baru memperkirakan bahwa penutupan tiba-tiba AMOC bisa terjadi dalam beberapa dekade mendatang, daripada beberapa abad mendatang seperti yang sebelumnya dipikirkan. Para peneliti merancang simulasi pemodelan komputer di mana mereka dapat mengukur pelemahan tiba-tiba sirkulasi samudra. Simulasi memperkenalkan air tawar ke Samudera Atlantik, dan sebagai hasilnya, kekuatan sirkulasi secara bertahap berkurang sampai mencapai 'titik ambang' kritis dan runtuh.

Menurut hasilnya, iklim Eropa akan mendingin sekitar 1,8°F (1°C) per dekade, dan beberapa wilayah bahkan akan mengalami pendinginan lebih dari 5,4°F (3°C) per dekade, jauh lebih cepat dari pemanasan global saat ini sekitar 0,36 F (0,2 C) per dekade.

Selain menjerumuskan negara-negara ke dalam beku yang dalam, ini akan memperpanjang es Arktik lebih ke selatan, meningkatkan suhu bahkan lebih banyak lagi di belahan bumi selatan, mengubah pola hujan global, dan mengganggu hutan hujan Amazon.



Ilmuwan lain mengatakan itu akan menjadi bencana yang dapat menyebabkan kelaparan dan kekurangan air di seluruh dunia. "Kami menemukan bahwa begitu mencapai titik ambang, konveyor belt akan mati dalam waktu 100 tahun. Pengangkutan panas ke utara sangat berkurang, menyebabkan pergeseran iklim tiba-tiba," kata para peneliti.

Satu-satunya hal yang tidak bisa mereka identifikasi adalah kapan tepatnya titik ambang ini akan tercapai, meskipun itu setidaknya beberapa dekade lagi jika tidak lebih lama. "Penelitian ini membuat kasus yang meyakinkan bahwa AMOC mendekati titik ambang berdasarkan indikator peringatan dini yang kuat dan berbasis fisik," kata Tim Lenton, ketua di perubahan iklim di Universitas Exeter, yang tidak terlibat dalam studi tersebut.

"Yang tidak bisa (dan tidak) dikatakan adalah seberapa dekat titik ambang, karena seperti yang ditunjukkan bahwa tidak ada data yang cukup untuk membuat perkiraan yang dapat diandalkan secara statistik." Studi ini telah dipublikasikan dalam jurnal Science Advances.
(msf)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3584 seconds (0.1#10.140)