Setelah 7 Dekade, Komet Setan Kembali Muncul

Sabtu, 20 April 2024 - 21:18 WIB
loading...
Setelah 7 Dekade, Komet Setan Kembali Muncul
Puncak kecerahan komet Setan akan terjadi pada 22 April 2024. (Foto: Wion News)
A A A
JAKARTA - Setelah menghilang selama tujuh dekade sejak penampakan terakhirnya, Komet Setan muncul kembali menghiasi langit Australia.

Wionews melansir, Sabtu (20/4/2024) komet Setan alias 12P/Pons-Brooks muncul. Jenis ini termasuk komet periodik di tata surya yang ditemukan secara independen oleh astronom Jean-Louis Pons dan William Robert Brooks.

Penyebutan 12P menunjukkan bahwa ini komet periodik ke-12 yang ditemukan. Komet ini mengikuti orbit elips mengelilingi Matahari dan memiliki periodisitas sekitar 71,5 tahun.

Komet Pons-Brooks menjadi bagian dari keluarga komet Jupiter. Artinya, orbitnya dipengaruhi oleh gravitasi Jupiter. Saat mendekati bagian dalam tata surya serta dapat terlihat dari Bumi, bahkan terkadang dengan mata telanjang, bergantung pada kecerahan dan kedekatannya dengan planet Bumi.



Komet 12P/Pons-Brooks terdiri dari es, debu, dan material berbatu seperti komet pada umumnya. Saat komet semakin dekat dengan Matahari selama orbitnya, panas menyebabkan es menguap, menciptakan koma bercahaya (atmosfer komet) dan ekor yang menjauhi Matahari akibat angin matahari.

Ukuran diameter intinya hampir mencapai 34 kilometer. Komet punya warna khas yang terkadang dibandingkan dengan komet Halley.



Ahli astrofisika Brad Tucker dari Universitas Nasional Australia mencatat tantangan menemukan kembali kehadiran Komet Setan. Dia mengantisipasi visibilitasnya akan meningkat secara bertahap saat mendekati matahari dan mencapai puncak kecerahannya pada 22 April 2024.

Saat komet bergerak lebih dekat ke Matahari, sifat kriovolkaniknya menjadi jelas, mengeluarkan uap air dan material lain dari intinya. Aktivitas ini, bersama dengan komposisi karbon diatomiknya, berkontribusi terhadap warna kehijauan yang unik. Komet seperti ini sekarang dipahami sebagai sisa-sisa awal tata surya, terdiri dari es dan tanah, yang sering disebut sebagai bola salju kotor.

MG/Maulana Kusumadewa Iskandar
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2299 seconds (0.1#10.140)