Perbandingan Pertahanan Udara Iran dan Israel, Siapa Lebih Unggul?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perbandingan pertahanan Udara Iran dan Israel menarik perhatian publik lantaran kedua negara terlibat dalam konflik terbuka.
Perang Iran dan Israel dipicu serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada awal April dan dibalas dengan serangan ratusan drone dan rudal oleh Iran terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024). Israel pun kembali membalas menyerang wilayah Iran dengan sejumlah misil dan drone pada Jumat (19/4/2024).
Pertahanan udara kedua negara menjadi salah satu varian penting lantaran perubahan bentuk peperangan modern yang lebih mengandalkan serangan dari jarak jauh. Ditambah lagi kedua negara tidak berbatasan langsung, melainkan dipisahkan jarak sekitar 2.100 kilometer.
Sejarah peperangan panjang Israel dan negara-negara Arab menjadikan zionis terus mengembangkan sistem pertahanan udaranya. Tercatat Israel memiliki sistem pertahanan udara berlapis baik produk lokal maupun impor dari negara lain, antara lain:
Arrow 2 adalah interceptor pertahanan rudal yang digunakan dalam Sistem Senjata Arrow. Dikembangkan bersama oleh Amerika Serikat dan Israel, sistem Arrow dirancang untuk menghancurkan rudal balistik jarak pendek dan menengah. Rudal bahan bakar padat dua tahap ini menangkap target di atmosfer atas.
Dilansir dari Missile Threat, Arrow 2 menggunakan booster bahan bakar padat berdua tahap untuk mencapai kecepatan hingga Mach 9. Rudal ini memiliki panjang 6,95 m, diameter 0,8 m, dan berat 1.300 kg. Untuk menyerang target, rudal ini dilengkapi dengan kendaraan pembunuh bertampak sirip dengan hulu ledak fragmen eksplosif, yang dapat memusatkan ledakannya ke arah yang ditentukan oleh pencari rudal. Jika rudal gagal mengenai target secara langsung, hulu ledak ini meledak dalam jarak 40 - 50m dari target.
Arrow 2 dilengkapi dengan dua pencari—pencari radar aktif dan pencari inframerah berimaji yang diproduksi oleh AS—untuk navigasi akhir dan pengaturan peledakannya. Sistem kendali dan kontrol Arrow 2 mampu melacak dan menyerang 14 target secara bersamaan.
Israel memakai unit-unit Arrow 2 pertamanya pada tahun 2000. Arrow 2 turut berkontribusi menepis rudal-rudal Iran yang diluncurkan pada Sabtu (13/4/2024) dan mencegat rudal jarak jauh yang diluncurkan oleh militan Houthi di Yaman.
Sistem pertahanan udara Israel ini juga dikembangkan bersama Amerika Serikat. David's Sling atau Tongkat Ajaib adalah sistem rudal pertahanan udara jarak menengah hingga jauh yang dirancang untuk mengintersep dan menghancurkan berbagai ancaman udara, termasuk rudal balistik, rudal jelajah, dan roket kaliber besar.
Sistem ini dikembangkan bersama oleh kontraktor pertahanan milik negara Israel, Rafael Advanced Defense Systems, dan perusahaan pertahanan Amerika, Raytheon. Sistem ini dirancang untuk mengintersep rudal balistik dan jelajah pada jarak 40 hingga 300 km.
Pengembangan David's Sling dimulai pada awal tahun 2000-an sebagai respons terhadap ancaman rudal regional yang semakin meningkat yang dihadapi oleh Israel. Fokus utamanya adalah menciptakan sistem pertahanan rudal yang dapat mengisi kesenjangan antara sistem Iron Dome jarak pendek dan sistem pertahanan rudal Arrow jarak jauh, menyediakan perisai pertahanan bertingkat komprehensif.
Pada 10 Mei 2023, Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan bahwa Angkatan Pertahanan Israel (IDF) melaksanakan intersepsi operasional pertama Sistem Rudal Pertahanan Udara David's Sling.
Patriot adalah anggota tertua dari sistem pertahanan rudal Israel. Senjata buatan Amerika ini sudah digunakan pada Perang Teluk Pertama pada tahun 1991 untuk mencegat rudal Scud Irak.
Patriot awalnya dirancang sebagai sistem anti-pesawat, namun versi terbaru dari Patriot dapat mendeteksi, mengincar, dan melacak rudal balistik dan jelajah, amunisi, drone serta pesawat terbang. Sistem ini pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1960-an. Pada tahun 1970-an, Departemen Pertahanan mengubah SAM-D untuk mencakup sistem panduan Track-Via-Missile (TVM). SAM-D yang diperbarui diubah namanya menjadi Patriot dan mulai diproduksi penuh pada tahun 1980. Angkatan Darat mengaktifkan batalyon rudal Patriot pertamanya pada Mei 1982.
Menurut Raytheon Missiles and Defense, yang merancang dan membuat Patriot, sistem rudal ini telah digunakan oleh lima negara dalam lebih dari 250 pertempuran sejak pertama kali diaktifkan di lapangan pada tahun 1982
Sistem pertahanan udara Iron Dome dikembangkan oleh Israel dengan dukungan AS, berspesialisasi dalam menembak jatuh roket jarak pendek dengan jangkauan hingga 70 km. Iron Dome telah mencegat ribuan roket sejak digunakan awal dekade lalu, termasuk ribuan intersepsi selama perang melawan Hamas dan Hizbullah.
Dikutip dari Armyrecognition, Iron Dome dikembangkan oleh Rafael pada Januari 2008 dan selesai hanya dalam waktu dua setengah tahun. Sistem ini menggunakan pencegat unik dengan hulu ledak khusus yang meledakkan target apa pun di udara dalam hitungan detik. Iron Dome dipakai karena hemat biaya dan mampu menangani berbagai ancaman secara bersamaan dan efisien. Iron Dome mulai beroperasi pada awal 2011.
Iron Dome terdiri dari tiga elemen dasar, yaitu deteksi dan pelacakan radar, manajemen pertempuran, dan sistem kontrol senjata. Sebuah unit penembakan rudal dengan 20 amunisi siap menembak dari peluncur kontainer (tiga peluncur untuk satu baterai).
Rudal yang diluncurkan oleh unit penembakan Iron Dome termasuk rudal pencegat Tamir. Ini memiliki beberapa sirip kemudi untuk kemampuan manuver yang tinggi dan dilengkapi dengan sensor elektro-optik. Pencegat Tamir dirancang untuk efisiensi tinggi dan biaya rendah. Rudal Tamir, memiliki panjang 3 m, berat 90 kg, dan diameter 160 mm.
Iron Beam Israel dapat menembakkan sinar untuk menghancurkan sasaran. Dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems, Iron Beam pertama kali dirilis pada tahun 2014 dan dijadwalkan akan mulai beroperasi pada 2025. Namun, setelah adanya serangan Hamas, Israel mempercepat penempatan Iron Beam dan memulai uji coba untuk mengaktifkannya jauh lebih cepat.
The Telegraph melaporkan, Iron Beam dirancang sebagai alternatif yang lebih murah dan fleksibel untuk bekerja dengan sistem pertahanan rudal Iron Dome. Uzi Rubin, ahli pertahanan rudal di Kementerian Pertahanan Israel mengatakan alih-alih mengirimkan peluru kendali yang biayanya USD60.000 per unit oleh Iron Dome, Iron Beam biayanya hanya beberapa dolar. Tanpa kebutuhan amunisi, Iron Beam juga tidak terpengaruh oleh masalah rantai pasokan. Sistem ini juga lebih kecil dan ringan dibandingkan Iron Dome, sehingga memudahkan untuk dipindahkan dan disembunyikan.
Namun, Iron Beam tidak dapat beroperasi secara efektif dalam kondisi basah. Semakin banyak kelembapan di atmosfer, semakin banyak partikel air menyerap energi laser. Bahkan dalam kondisi optimal, laser kehilangan 30 hingga 40 persen dari energi potensialnya karena kelembapan atmosfer.
Berbeda dengan Iron Dome, Iron Beam juga membutuhkan garis pandang langsung antara sistem dan targetnya, sehingga penempatannya harus tepat. Senjata laser juga memiliki laju tembak jauh lebih lambat, memerlukan sekitar lima detik untuk mentransmisikan energi yang cukup untuk menghancurkan target.
Tak kalah dengan Israel, Iran juga memiliki sistem pertahanan mutakhir. Tak heran, serangan terbaru Israel ke wilayah Iran dapat dipatahkan dengan mudah. Berikut daftar sistem pertahanan udara yang dimiliki Iran:
Sistem pertahanan udara Iran yang pertama adalah Bavar-373 . Sistem ini mulai digunakan sejak 2019. Al Jazeera melansir, jangkauan deteksi radar Bavar-373 mencapai 450 km. Rudal sistem pertahanan ini juga mampu mengunci target, termasuk rudal balistik jarak jauh, drone hingga jet tempur siluman. Selain itu, kemampuan uniknya adalah mampu melacak 60 target dan menyerang enam target secara bersamaan.
Sistem pertahanan udara Iran yang kedua adalah S-300. Sistem pertahana udara ini sudah dipakai Uni Soviet pada akhir 1970an, dengan spesifikasi menembak jatuh pesawat terbang, drone hingga rudal jelajah dan balistik yang mendekat pada jarak hingga 150.
Sistem pertahanan udara Iran yang ketiga adalah Arman. Sistem pertahanan jarak menengah ini mulai dioperasionalkan pada November 2022. Rudal sistem ini dirancang untuk mencegat rudal balistik taktis dalam jarak kurang dari 300 Km. Sistem rudal Arman juga mampu menyerang enam target secara bersamaan.
Sistem pertahanan udara Iran yang keempat adalah Azarakhsh. Yaitu sistem pertahanan udara ketinggian rendah. Kelebihan sistem pertahanan ini adalah dapat dipasang pada beberapa jenis kendaraan. Alat ini bekerja menggunakan radar, sistem elektro-optik, dan pencari termal untuk mendeteksi dan menghancurkan target.
Sistem pertahanan udara Iran selanjutnya adalah sistem rudal TOR-M1 yang diperoleh dari Rusia. Sistem ini efektif untuk menembak jatuh pesawat, kendaraan udara tak berawak, peluru kendali, dan senjata lain dengan akurasi tinggi. TOR-M1 dapat mendeteksi 48 target pada jarak maksimum 25 km dan menyerang dua target secara bersamaan dengan kecepatan 700 m/detik pada jarak 1-12 kilometer. Rudal ini dipersenjatai hulu ledak berdaya tinggi.
Demikian perbandingan pertahanan Udara Iran dan Israel. Kedua negara memiliki persenjataan mumpuni yang mampu mendeteksi dan menghancurkan target yang mendatangkan ancaman di wilayahnya.
Perang Iran dan Israel dipicu serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada awal April dan dibalas dengan serangan ratusan drone dan rudal oleh Iran terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024). Israel pun kembali membalas menyerang wilayah Iran dengan sejumlah misil dan drone pada Jumat (19/4/2024).
Pertahanan udara kedua negara menjadi salah satu varian penting lantaran perubahan bentuk peperangan modern yang lebih mengandalkan serangan dari jarak jauh. Ditambah lagi kedua negara tidak berbatasan langsung, melainkan dipisahkan jarak sekitar 2.100 kilometer.
Dirangkum dari berbagai sumber, Senin (22/4/2024) berikut Perbandingan pertahanan Udara Iran dan Israel:
Sistem Pertahanan Udara Israel
Sejarah peperangan panjang Israel dan negara-negara Arab menjadikan zionis terus mengembangkan sistem pertahanan udaranya. Tercatat Israel memiliki sistem pertahanan udara berlapis baik produk lokal maupun impor dari negara lain, antara lain:
1. The Arrow
Arrow 2 adalah interceptor pertahanan rudal yang digunakan dalam Sistem Senjata Arrow. Dikembangkan bersama oleh Amerika Serikat dan Israel, sistem Arrow dirancang untuk menghancurkan rudal balistik jarak pendek dan menengah. Rudal bahan bakar padat dua tahap ini menangkap target di atmosfer atas.
Dilansir dari Missile Threat, Arrow 2 menggunakan booster bahan bakar padat berdua tahap untuk mencapai kecepatan hingga Mach 9. Rudal ini memiliki panjang 6,95 m, diameter 0,8 m, dan berat 1.300 kg. Untuk menyerang target, rudal ini dilengkapi dengan kendaraan pembunuh bertampak sirip dengan hulu ledak fragmen eksplosif, yang dapat memusatkan ledakannya ke arah yang ditentukan oleh pencari rudal. Jika rudal gagal mengenai target secara langsung, hulu ledak ini meledak dalam jarak 40 - 50m dari target.
Arrow 2 dilengkapi dengan dua pencari—pencari radar aktif dan pencari inframerah berimaji yang diproduksi oleh AS—untuk navigasi akhir dan pengaturan peledakannya. Sistem kendali dan kontrol Arrow 2 mampu melacak dan menyerang 14 target secara bersamaan.
Israel memakai unit-unit Arrow 2 pertamanya pada tahun 2000. Arrow 2 turut berkontribusi menepis rudal-rudal Iran yang diluncurkan pada Sabtu (13/4/2024) dan mencegat rudal jarak jauh yang diluncurkan oleh militan Houthi di Yaman.
2. David’s Sling
Sistem pertahanan udara Israel ini juga dikembangkan bersama Amerika Serikat. David's Sling atau Tongkat Ajaib adalah sistem rudal pertahanan udara jarak menengah hingga jauh yang dirancang untuk mengintersep dan menghancurkan berbagai ancaman udara, termasuk rudal balistik, rudal jelajah, dan roket kaliber besar.
Sistem ini dikembangkan bersama oleh kontraktor pertahanan milik negara Israel, Rafael Advanced Defense Systems, dan perusahaan pertahanan Amerika, Raytheon. Sistem ini dirancang untuk mengintersep rudal balistik dan jelajah pada jarak 40 hingga 300 km.
Pengembangan David's Sling dimulai pada awal tahun 2000-an sebagai respons terhadap ancaman rudal regional yang semakin meningkat yang dihadapi oleh Israel. Fokus utamanya adalah menciptakan sistem pertahanan rudal yang dapat mengisi kesenjangan antara sistem Iron Dome jarak pendek dan sistem pertahanan rudal Arrow jarak jauh, menyediakan perisai pertahanan bertingkat komprehensif.
Pada 10 Mei 2023, Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan bahwa Angkatan Pertahanan Israel (IDF) melaksanakan intersepsi operasional pertama Sistem Rudal Pertahanan Udara David's Sling.
3. Patriot
Patriot adalah anggota tertua dari sistem pertahanan rudal Israel. Senjata buatan Amerika ini sudah digunakan pada Perang Teluk Pertama pada tahun 1991 untuk mencegat rudal Scud Irak.
Patriot awalnya dirancang sebagai sistem anti-pesawat, namun versi terbaru dari Patriot dapat mendeteksi, mengincar, dan melacak rudal balistik dan jelajah, amunisi, drone serta pesawat terbang. Sistem ini pertama kali dikembangkan pada awal tahun 1960-an. Pada tahun 1970-an, Departemen Pertahanan mengubah SAM-D untuk mencakup sistem panduan Track-Via-Missile (TVM). SAM-D yang diperbarui diubah namanya menjadi Patriot dan mulai diproduksi penuh pada tahun 1980. Angkatan Darat mengaktifkan batalyon rudal Patriot pertamanya pada Mei 1982.
Menurut Raytheon Missiles and Defense, yang merancang dan membuat Patriot, sistem rudal ini telah digunakan oleh lima negara dalam lebih dari 250 pertempuran sejak pertama kali diaktifkan di lapangan pada tahun 1982
4. Iron Dome
Sistem pertahanan udara Iron Dome dikembangkan oleh Israel dengan dukungan AS, berspesialisasi dalam menembak jatuh roket jarak pendek dengan jangkauan hingga 70 km. Iron Dome telah mencegat ribuan roket sejak digunakan awal dekade lalu, termasuk ribuan intersepsi selama perang melawan Hamas dan Hizbullah.
Dikutip dari Armyrecognition, Iron Dome dikembangkan oleh Rafael pada Januari 2008 dan selesai hanya dalam waktu dua setengah tahun. Sistem ini menggunakan pencegat unik dengan hulu ledak khusus yang meledakkan target apa pun di udara dalam hitungan detik. Iron Dome dipakai karena hemat biaya dan mampu menangani berbagai ancaman secara bersamaan dan efisien. Iron Dome mulai beroperasi pada awal 2011.
Iron Dome terdiri dari tiga elemen dasar, yaitu deteksi dan pelacakan radar, manajemen pertempuran, dan sistem kontrol senjata. Sebuah unit penembakan rudal dengan 20 amunisi siap menembak dari peluncur kontainer (tiga peluncur untuk satu baterai).
Rudal yang diluncurkan oleh unit penembakan Iron Dome termasuk rudal pencegat Tamir. Ini memiliki beberapa sirip kemudi untuk kemampuan manuver yang tinggi dan dilengkapi dengan sensor elektro-optik. Pencegat Tamir dirancang untuk efisiensi tinggi dan biaya rendah. Rudal Tamir, memiliki panjang 3 m, berat 90 kg, dan diameter 160 mm.
5. Iron Beam
Iron Beam Israel dapat menembakkan sinar untuk menghancurkan sasaran. Dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems, Iron Beam pertama kali dirilis pada tahun 2014 dan dijadwalkan akan mulai beroperasi pada 2025. Namun, setelah adanya serangan Hamas, Israel mempercepat penempatan Iron Beam dan memulai uji coba untuk mengaktifkannya jauh lebih cepat.
The Telegraph melaporkan, Iron Beam dirancang sebagai alternatif yang lebih murah dan fleksibel untuk bekerja dengan sistem pertahanan rudal Iron Dome. Uzi Rubin, ahli pertahanan rudal di Kementerian Pertahanan Israel mengatakan alih-alih mengirimkan peluru kendali yang biayanya USD60.000 per unit oleh Iron Dome, Iron Beam biayanya hanya beberapa dolar. Tanpa kebutuhan amunisi, Iron Beam juga tidak terpengaruh oleh masalah rantai pasokan. Sistem ini juga lebih kecil dan ringan dibandingkan Iron Dome, sehingga memudahkan untuk dipindahkan dan disembunyikan.
Namun, Iron Beam tidak dapat beroperasi secara efektif dalam kondisi basah. Semakin banyak kelembapan di atmosfer, semakin banyak partikel air menyerap energi laser. Bahkan dalam kondisi optimal, laser kehilangan 30 hingga 40 persen dari energi potensialnya karena kelembapan atmosfer.
Berbeda dengan Iron Dome, Iron Beam juga membutuhkan garis pandang langsung antara sistem dan targetnya, sehingga penempatannya harus tepat. Senjata laser juga memiliki laju tembak jauh lebih lambat, memerlukan sekitar lima detik untuk mentransmisikan energi yang cukup untuk menghancurkan target.
Sistem Pertahanan Udara Iran
Tak kalah dengan Israel, Iran juga memiliki sistem pertahanan mutakhir. Tak heran, serangan terbaru Israel ke wilayah Iran dapat dipatahkan dengan mudah. Berikut daftar sistem pertahanan udara yang dimiliki Iran:
1. Bavar-373
Sistem pertahanan udara Iran yang pertama adalah Bavar-373 . Sistem ini mulai digunakan sejak 2019. Al Jazeera melansir, jangkauan deteksi radar Bavar-373 mencapai 450 km. Rudal sistem pertahanan ini juga mampu mengunci target, termasuk rudal balistik jarak jauh, drone hingga jet tempur siluman. Selain itu, kemampuan uniknya adalah mampu melacak 60 target dan menyerang enam target secara bersamaan.
2. S-300
Sistem pertahanan udara Iran yang kedua adalah S-300. Sistem pertahana udara ini sudah dipakai Uni Soviet pada akhir 1970an, dengan spesifikasi menembak jatuh pesawat terbang, drone hingga rudal jelajah dan balistik yang mendekat pada jarak hingga 150.
3. Arman
Sistem pertahanan udara Iran yang ketiga adalah Arman. Sistem pertahanan jarak menengah ini mulai dioperasionalkan pada November 2022. Rudal sistem ini dirancang untuk mencegat rudal balistik taktis dalam jarak kurang dari 300 Km. Sistem rudal Arman juga mampu menyerang enam target secara bersamaan.
4. Azarakhsh
Sistem pertahanan udara Iran yang keempat adalah Azarakhsh. Yaitu sistem pertahanan udara ketinggian rendah. Kelebihan sistem pertahanan ini adalah dapat dipasang pada beberapa jenis kendaraan. Alat ini bekerja menggunakan radar, sistem elektro-optik, dan pencari termal untuk mendeteksi dan menghancurkan target.
Baca Juga
5. TOR-M1
Sistem pertahanan udara Iran selanjutnya adalah sistem rudal TOR-M1 yang diperoleh dari Rusia. Sistem ini efektif untuk menembak jatuh pesawat, kendaraan udara tak berawak, peluru kendali, dan senjata lain dengan akurasi tinggi. TOR-M1 dapat mendeteksi 48 target pada jarak maksimum 25 km dan menyerang dua target secara bersamaan dengan kecepatan 700 m/detik pada jarak 1-12 kilometer. Rudal ini dipersenjatai hulu ledak berdaya tinggi.
Demikian perbandingan pertahanan Udara Iran dan Israel. Kedua negara memiliki persenjataan mumpuni yang mampu mendeteksi dan menghancurkan target yang mendatangkan ancaman di wilayahnya.
(msf)