Suar Matahari Meledak Kuat, BMKG Peringatkan Gelombang Panas Menuju Indonesia

Selasa, 07 Mei 2024 - 10:13 WIB
loading...
Suar Matahari Meledak...
BMKG Klaim Gelombang Panas Menuju Indonesia. FOTO/ DAILY
A A A
JAKARTA - Matahari baru saja menunjukkan kekuatannya dengan melepaskan dua semburan api matahari besar dalam waktu seminggu terakhir. Ledakan ini, yang dikenal sebagai suar matahari atau gelombang panas akan berdampak di Bumi termasuk Indonesia.



Beberapa semburan ini sangat kuat sehingga berdampak pada kehidupan di Bumi. Pada tanggal 2 Mei, semburan suar matahari paling kuat, diklasifikasikan sebagai X-flare, meletus dari AR3663. Ledakan dahsyat ini menyebabkan pemadaman listrik di seluruh Australia, Jepang, China, dan Indonesia.

Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa bahwa Badan Meteorologi di negara-negara Asia seperti Bangladesh, Myanmar, India, China, Thailand dan Laos telah melaporkan kejadian suhu panas lebih dari 40°C yang telah berlangsung dalam beberapa pekan ke belakang.

Bahkan di Thailand misalnya, tercatat suhu maksimum di Negara Gajah Putih itu mencapai 52°C.

Pemerintah Thailand melaporkan sedikitnya 30 orang meninggal tahun ini akibat sengatan panas (heatstroke). Pada Kamis (25/4) lalu, Thailand mengeluarkan peringatan akibat insiden tersebut.

I
Di Indonesia, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2°C di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu, meskipun secara umum suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34°C - 36°C hingga saat ini.

BMKG mengatakan gelombang panas dapat dijelaskan melalui dua penjelasan yang saling melengkapi, yaitu penjelasan secara karakteristik fenomena dan penjelasan secara indikator statistik suhu kejadian.

"Secara karakteristik fenomena, gelombang panas terjadi pada wilayah yang terletak pada lintang menengah hingga lintang tinggi, di belahan bumi bagian utara maupun di belahan bumi bagian selatan," kata BMKG dikutip dari keterangan resminya, Senin (6/5/2024).

BMKG menjelaskan fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam dengan dua penjelasan di atas, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4678 seconds (0.1#10.140)