Bumi Terus Menghangat: 4,5 Tahun Lagi Bisa Masuk Titik Kritis dan Mematikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tingkat pemanasan Bumi mencapai titik tertinggi sepanjang masa selama 2023. Dan 92% penyebabnya adalah manusia. Studi terbaru itu dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari 57 ilmuwan dari seluruh dunia menggunakan metode yang disetujui PBB. Mereka meneliti penyebab di balik ledakan panas mematikan tahun lalu.
Ilmuwan menyebut, bumi memang terus menghangat. Tapi, mereka tidak melihat ada bukti percepatan signifikan dalam perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia selain peningkatan pembakaran bahan bakar fosil.
Rekor peningkatan suhu bumi tahun lalu memang luar biasa. Membuat ilmuwan berdebat apa yang menyebabkan lonjakan besar tersebut. Apakah perubahan iklim semakin cepat atau ada faktor lain?
Penulis utama studi Piers Forster, ilmuwan iklim Universitas Leeds, menyebut suhu meningkat dan memburuk persis seperti yang diprediksi.
“Ini disebabkan oleh penumpukan karbon dioksida dari peningkatan penggunaan bahan bakar fosil,” kata dia dan rekan penulisnya.
Tahun lalu, tingkat pemanasan bumi mencapai 0,26 derajat Celcius per dekade - naik dari 0,25 derajat Celcius tahun sebelumnya.
Memang bedanya tidak signifikan. Tapi, peningkatannya disebut tertinggi yang pernah ada, kata Forster.
Tim penulis - yang dibentuk untuk memberikan pembaruan ilmiah tahunan di antara penilaian ilmiah utama PBB setiap tujuh hingga delapan tahun - menetapkan tahun lalu 1,43 derajat Celcius lebih hangat daripada rata-rata tahun 1850 hingga 1900 yang 1,31 derajat.
8% lainnya dari pemanasan ini sebagian besar disebabkan oleh El Nino, pemanasan alami dan sementara di Pasifik tengah yang mengubah cuaca di seluruh dunia dan juga pemanasan yang tidak biasa di sepanjang Atlantik.
Dalam 10 tahun terakhir, bumi telah menghangat sekitar 1,19 derajat Celcius sejak zaman pra-industri, menurut laporan dalam jurnal Earth System Science Data.
Laporan itu juga mengatakan bahwa karena bumi terus menggunakan batu bara, minyak, dan gas alam, bumi kemungkinan akan mencapai titik kritis dalam 4,5 tahun di mana tidak bisa lagi menghindari melewati ambang batas yang diterima secara internasional untuk pemanasan: 1,5 derajat Celcius.
Ilmuwan menyebut, bumi memang terus menghangat. Tapi, mereka tidak melihat ada bukti percepatan signifikan dalam perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia selain peningkatan pembakaran bahan bakar fosil.
Rekor peningkatan suhu bumi tahun lalu memang luar biasa. Membuat ilmuwan berdebat apa yang menyebabkan lonjakan besar tersebut. Apakah perubahan iklim semakin cepat atau ada faktor lain?
Penulis utama studi Piers Forster, ilmuwan iklim Universitas Leeds, menyebut suhu meningkat dan memburuk persis seperti yang diprediksi.
“Ini disebabkan oleh penumpukan karbon dioksida dari peningkatan penggunaan bahan bakar fosil,” kata dia dan rekan penulisnya.
Tahun lalu, tingkat pemanasan bumi mencapai 0,26 derajat Celcius per dekade - naik dari 0,25 derajat Celcius tahun sebelumnya.
Memang bedanya tidak signifikan. Tapi, peningkatannya disebut tertinggi yang pernah ada, kata Forster.
Tim penulis - yang dibentuk untuk memberikan pembaruan ilmiah tahunan di antara penilaian ilmiah utama PBB setiap tujuh hingga delapan tahun - menetapkan tahun lalu 1,43 derajat Celcius lebih hangat daripada rata-rata tahun 1850 hingga 1900 yang 1,31 derajat.
8% lainnya dari pemanasan ini sebagian besar disebabkan oleh El Nino, pemanasan alami dan sementara di Pasifik tengah yang mengubah cuaca di seluruh dunia dan juga pemanasan yang tidak biasa di sepanjang Atlantik.
Dalam 10 tahun terakhir, bumi telah menghangat sekitar 1,19 derajat Celcius sejak zaman pra-industri, menurut laporan dalam jurnal Earth System Science Data.
Laporan itu juga mengatakan bahwa karena bumi terus menggunakan batu bara, minyak, dan gas alam, bumi kemungkinan akan mencapai titik kritis dalam 4,5 tahun di mana tidak bisa lagi menghindari melewati ambang batas yang diterima secara internasional untuk pemanasan: 1,5 derajat Celcius.