Canggih, Satelit China Deteksi Target Berjarak Jutaan Kilometer
loading...
A
A
A
Pimpinan proyek satelit Profesor Liu Jing dari National Astronomical Observatory of the Chinese Academy of Sciences memastikan bakal ada pengamatan lanjutan. “Eksperimen lanjutan akan dilakukan untuk mengamati asteroid dekat Bumi yang lebih redup menggunakan instrumen luar angkasa yang ada,” tulisnya dalam jurnal China Deep Space Exploration pada April lalu.
Konstelasi satelit Jilin-1 yang didukung lebih dari 100 satelit kini menjadi tulang punggung jaringan observasi Bumi China. Satelit-satelit tersebut dikenal dengan kemampuan pencitraan berkecepatan tinggi dan beresolusi tinggi, menangkap detail rumit seperti jet tempur F-22 Amerika dalam penerbangan dan peluncuran rudal.
Namun melacak asteroid yang jaraknya jutaan kilometer memerlukan penyesuaian inovatif, termasuk mengubah parameter paparan sensor optik.
Badan ruang angkasa ESA dan NASA telah lama mempertimbangkan penggunaan satelit khusus untuk observasi asteroid, namun sebagian besar rencana tersebut masih bersifat teoritis. Keberhasilan eksperimen China menunjukkan sistem pengamatan Bumi yang ada dapat digunakan kembali untuk meningkatkan kemampuan peringatan dini terhadap asteroid berisiko tinggi. Eksperimen ini juga menyoroti kemampuan kerja sama luar angkasa China yang canggih, termasuk observatorium darat besar di Beijing dan Xinjiang, serta satelit khusus untuk observasi angkasa.
Di masa depan, tim satelit China ingin mengintegrasikan jaringan radar darat yang besar untuk lebih meningkatkan kemampuan pelacakan dan penargetan.
Secara global, Amerika Serikat memimpin dalam hal sumber daya ruang angkasa dengan lebih dari 8.000 satelit di orbit, dan satelit Starlink milik SpaceX untuk komunikasi. Namun pesatnya pertumbuhan sistem observasi luar angkasa China, termasuk satelit Jilin-1 menimbulkan kekhawatiran di kalangan militer AS.
Berbicara di Forum Keamanan Kekuatan Luar Angkasa di Mitchell Institute for Aerospace Studies, Jenderal B. Chance Saltzman, kepala operasi luar angkasa AD menyatakan keprihatinannya terhadap konstelasi satelit intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR) China yang semakin meningkat. “Secara khusus, China memiliki lebih dari 470 satelit ISR, yang meningkatkan jaringan sensor api untuk membunuh yang kuat,” kata Saltzman.
Jaringan sensor dan senjata baru ini menimbulkan ancaman berbahaya bagi pasukan yang dikerahkan. Kelly D. Hammett, Direktur Space Rapid Capabilities Office menyampaikan kekhawatirannya dan memperingatkan bahwa AS mungkin tertinggal dalam perlombaan luar angkasa. “Kami sedang membangun kemampuan baru dan mencoba hal-hal baru, namun yang diperlukan bukanlah struktur kekuatan untuk bersaing dan menghalangi,” kata Hammett.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadan