Wabah COVID-19 Berpotensi Lebih Mematikan Dibanding Flu 1918

Jum'at, 21 Agustus 2020 - 04:40 WIB
loading...
A A A
Sebaliknya, untuk wabah COVID-19 awal 2020 di New York, mereka menemukan 33.465 kematian dari semua penyebab terjadi di antara 8,28 juta penduduk antara 11 Maret-11 Mei. Angka kematian semua penyebab pada bulan-bulan di tahun 2020 itu 4,15 kali lebih tinggi dibandingkan periode antara 2017 dan 2019.

Artinya, pada puncak pandemik influenza 1918 di New York sekitar 287 per 100.000 orang meninggal sebulan, karena sebab apa pun. Sedangkan pada awal wabah COVID-19, sekitar 202 per 100.000 orang meninggal di kota itu. Jadi, semua penyebab kematian selama musim semi tahun 2020 adalah 70% dari semua penyebab kematian selama musim gugur tahun 1918.

"Ketika kami melakukan itu, kami melihat bahwa COVID-19 benar-benar berpotensi dan sayangnya telah menyebabkan kematian per kapita. tingkat yang rata-rata sama, "kata Faust yang juga instruktur di Harvard Medical School kepada Live Science.

Tetapi ada cara lain untuk melihat kematian yang terkait dengan setiap pandemik, yakni membandingkan kematian selama pandemik dengan garis dasar yang Anda perkirakan selama waktu tertentu. Ada lebih banyak "kematian berlebih" selama flu 1918 daripada awal wabah COVID-19.

Namun secara relatif, wabah COVID-19 pada musim semi sebenarnya terlihat lebih buruk, karena jumlahnya meningkat empat kali lipat dari masa pra-pandemi (dari baseline sekitar 50 kematian per 100.000 orang per bulan). Sedangkan pada puncak flu 1918, jumlahnya kurang dari tiga kali lipat (dari garis dasar sekitar 100 kematian per 100.000 orang per bulan).

"Ini adalah guncangan yang lebih besar bagi sistem kami, tetapi itu sedikit tidak adil karena kami memulai dengan tingkat kematian yang lebih rendah, dibandingkan pada tahun 1918. Karena kemajuan dalam kebersihan, pengobatan, kesehatan dan keselamatan publik," kata Faust.

Sungguh, lanjut dia, mereka belum tahu apakah pandemik 1918 atau COVID-19 lebih mematikan. Mungkin apa yang terjadi di New York pada musim semi adalah "hal yang aneh", sebelum intervensi seperti masker dan penutupan diberlakukan, atau mungkin jumlahnya perlahan-lahan akan meningkat untuk menyamai jumlah kematian yang terlihat pada flu 1918 sampai vaksin yang efektif ditemukan. (Baca juga: Minggu Depan, Rusia Mulai Uji Coba Massal Vaksin Covid-19 )

"Salah satu batasan dari penelitian ini adalah bahwa tidak mungkin untuk secara langsung membandingkan seberapa menular dan berbahayanya kedua virus bagi manusia dan tidak diketahui berapa banyak kematian akibat SARS-CoV-2 yang dicegah karena intervensi modern yang tidak tersedia seabad yang lalu," tulis para penulis.
(iqb)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1861 seconds (0.1#10.140)