AS Berisiko Diguncang Gempa Bumi Besar, Ini Penyebabnya

Kamis, 13 Juni 2024 - 07:55 WIB
loading...
AS Berisiko Diguncang Gempa Bumi Besar, Ini Penyebabnya
Ilustrasi dampak gempa bumi besar. FOTO/ DAILY
A A A
NEW YORK - Sekelompok ilmuwan memperingatkan bahwa garis patahan bawah laut di kawasan Pasifik berisiko memicu gempa bumi berskala besar di sepanjang pantai barat Amerika Serikat (AS), sehingga membahayakan 10.000 nyawa.



Surat kabar Metro UK melaporkan, garis yang dikenal sebagai Zona Subduksi Cascadia mencakup jarak hampir 965,6 kilometer di sepanjang pantai California, Oregon dan Washington serta British Columbia di Kanada.

Kini, para ilmuwan telah memetakan wilayah tersebut dengan detail baru, dan mengungkapkan bahwa risikonya lebih berbahaya daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Menurut studi yang dilakukan tim ilmuwan dari Lamont-Doherty Earth Observatory, Fakultas Iklim Universitas Columbia, kondisi saat ini dinilai berpotensi memicu gempa berkekuatan 9 skala Richter atau lebih.

Gempa bumi bawah laut tersebut kemudian akan memicu tsunami setinggi lebih dari 30 meter dan menewaskan lebih dari 10.000 orang dan menyebabkan kerusakan senilai lebih dari USD80 miliar.

Sebelumnya, gempa berkekuatan 9 skala Richter yang menimbulkan tsunami dahsyat melanda Jepang pada tahun 2011 dan menewaskan hampir 20.000 orang.

Sedangkan sesar adalah retakan yang terjadi ketika dua lempeng bumi bergerak atau bergeser dan dapat menimbulkan gempa bumi.

Saat menjelaskan situasinya, para ilmuwan mengatakan bahwa alih-alih menjadi satu retakan yang terus menerus, garis patahan tersebut kini dipisahkan menjadi empat segmen.

Artinya, garis patahan dapat pecah secara independen atau menyatu. Karena perbedaan jenis batuan serta karakteristik seismik lainnya, beberapa garis mungkin lebih berbahaya dibandingkan garis lainnya.

Rekan penulis studi tersebut, Profesor Harold Tobin mengatakan kepada televisi NBC: "Kita mempunyai potensi terjadinya gempa bumi dan tsunami berskala terbesar yang pernah terjadi di Bumi."
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2439 seconds (0.1#10.140)
pixels