Lamun Teluk Bakau: Harta Karun Hijau di Bawah Laut Bintan

Rabu, 03 Juli 2024 - 18:47 WIB
loading...
Lamun Teluk Bakau: Harta...
Lamun, atau seagrass, adalah tumbuhan berbunga yang tumbuh di perairan dangkal dan memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem laut. Foto: Kitabisa
A A A
JAKARTA - Pantai Teluk Bakau di Bintan, Kepulauan Riau, tidak hanya menawarkan keindahan pasir putih dan air laut yang jernih. Di bawah permukaan lautnya, tersimpan kekayaan alam yang tak kalah menakjubkan: padang lamun.

Lamun, atau seagrass, adalah tumbuhan berbunga yang tumbuh di perairan dangkal dan memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem laut. Lamun Teluk Bakau menjadi rumah bagi beragam biota laut, mulai dari ikan-ikan kecil hingga penyu.

Selain itu, lamun juga memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer, menjadikannya sekutu penting dalam memerangi perubahan iklim.

Keanekaragaman Hayati Lamun Teluk Bakau
Lamun Teluk Bakau: Harta Karun Hijau di Bawah Laut Bintan

Penelitian menunjukkan bahwa Teluk Bakau memiliki keanekaragaman lamun tinggi. Terdapat setidaknya 8 spesies lamun yang tumbuh subur di perairan ini, termasuk Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, dan Halophila ovalis. Keberagaman ini menunjukkan bahwa Teluk Bakau memiliki kondisi lingkungan yang mendukung pertumbuhan lamun.

Manfaat Lamun bagi Lingkungan dan Masyarakat

Lamun Teluk Bakau memberikan banyak manfaat, baik bagi lingkungan maupun masyarakat sekitar. Salah satu yang unik adalah penyerap karbon. Lamun menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam bentuk biomassa di bawah laut, membantu mengurangi dampak perubahan iklim.

“Ekosistem lamun memiliki kemampuan sebagai penyerap karbon untuk menangkap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer ke dalam laut melalui fotosintesis," jelas Edo Irfandi, Ketua Yayasan Kitabisa. "Efisiensi lamun dalam menyerap CO2 sangat tinggi, dengan kapasitas sebesar 1.867 ton/km², lebih tinggi dibandingkan dengan mangrove dan terumbu karang."

Lamun juga jadi tempat tinggal, mencari makan, dan berkembang biak bagi berbagai jenis ikan, udang, kerang, dan biota laut lainnya. Beberapa jenis lamun juga dapat dikonsumsi oleh manusia dan hewan laut.

Upaya Konservasi Lamun di Teluk Bakau
Lamun Teluk Bakau: Harta Karun Hijau di Bawah Laut Bintan

Melalui program Harpa (Harapan Alam), platform penggalangan dana dan gerakan sosial Kitabisa berkolaborasi dengan Lamun Warrior dan lembaga peduli lingkungan lainnya untuk menanam 3.000 lamun di Pantai Teluk Bakau, Bintan.

Kegiatan penanaman lamun ini diikuti oleh 200 relawan dari berbagai latar belakang. Acara juga dihadiri jajaran pemerintahan dari Kementerian Koperasi & UMKM dan KPP RI.

“Kolaborasi dan penanaman lamun ini jadi bukti nyata komitmen Kitabisa dalam melestarikan sumber daya alam,” ujar Edo Irfandi.

Lamun Warrior: Pelopor Konservasi Lamun
Lamun Teluk Bakau: Harta Karun Hijau di Bawah Laut Bintan

Lamun Warrior, organisasi yang berfokus pada pelestarian lamun, menyambut baik kolaborasi ini. "Lamun Warrior sangat berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah terlibat untuk menunjukkan komitmen lestari melalui penanaman lamun hari ini, yang menjadi Hari Lamun Indonesia," kata Siti N. Setiawan, co-founder Lamun Warrior.

Siti menambahkan, “lamun masih terbilang jarang diketahui dan masih banyak yang belum mengetahui tentang lamun ini, baik fungsi, manfaat dan kebaikannya. Tapi harapannya dengan kolaborasi Kitabisa dan Lamun Warrior ini, menjadi langkah awal dari bentuk aksi nyata bagi pelestarian lamun di Indonesia."



Program konservasi alam Harpa hanyalah salah satu dari banyak program yang dijalankan oleh Kitabisa.org, sebuah inkubator program sosial yang merupakan bagian dari Kitabisa. Semua program dan inisiatif yang dijalankan oleh Kitabisa.org berlandaskan pada pendekatan Environmental, Social, and Governance (ESG) dan Sustainable DevelopmentGoals(SDGs).
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2177 seconds (0.1#10.140)