Laut Merah Terbelah Dua Bisa Terulang Lagi! Ilmuwan Ungkap Fakta Ini

Minggu, 07 Juli 2024 - 10:58 WIB
loading...
Laut Merah Terbelah...
Laut Merah bisa teerbelah dua lagi. FOTO/ IFL Science
A A A
KAIRO - Kisah Nabi Musa membelah lautan merupakan salah satu kisah paling terkenal dan penuh mukjizat dalam sejarah agama Islam. Dan kisah ini bisa terjadi lagi karena di lokasi tersebut menyimpan gas dengan daya ledak tinggi.



Hal itu akibat pengeboran minyak dan gas di Laut Merah. mengukur emisi gas hidrokarbon di sekitar Semenanjung Arab telah menemukan anomali yang mengejutkan: pelepasan etana dan propana yang sangat besar dari Laut Merah bagian utara.

Meskipun hotspot ini tidak cukup besar untuk secara signifikan mempengaruhi tingkat polutan global, masyarakat di wilayah tersebut berpotensi terpapar emisi ini. Penemuan ini menimbulkan pertanyaan tentang sumber emisi yang tidak diketahui.

Pengeboran minyak dan gas melepaskan hidrokarbon yang terperangkap, menjadikannya kontributor emisi gas rumah kaca yang signifikan bahkan sebelum dibakar. Metana merupakan komponen utama gas yang dilepaskan, namun etana dan propana juga turut dilepaskan.

Saat Dr. Efstratios Bourtsoukidis dari Institut Kimia Max Planck mengikuti ekspedisi untuk melacak konsentrasi gas-gas ini di perairan Semenanjung Arab, ia menemukan emisi gas yang tinggi di Teluk Arab yang kaya akan minyak, seperti yang diharapkan.

Seperti dilansir dari IFL Science, namun, Bourtsoukidis dan timnya tidak menduga menemukan lokasi kedua di Laut Merah utara dengan konsentrasi gas yang hampir sama tingginya.

Meskipun tidak berbahaya untuk menyalakan korek api dan menyebabkan ledakan di lokasi ini, tingkat latar belakang gabungan kedua gas tersebut sekitar 0,2 bagian per miliar (ppb), meningkat menjadi 50 ppb di Teluk, dan mencapai 12,1 ppb di Laut Merah.

Bourtsoukidis mencatat dalam Nature Communications bahwa angka ini 40 kali lipat dari ekspektasi untuk propana, 20 kali lipat untuk etana, dan metana juga ditemukan dalam jumlah yang berlebihan.

Penemuan ini menunjukkan perlunya penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi sumber emisi gas hidrokarbon yang tidak biasa ini dan untuk memahami dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat di wilayah tersebut.

Penelitian ini menunjukkan bahwa kebocoran gas hidrokarbon, yang berasal dari sumber bawah laut seperti reservoir dan kolam air asin, jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya.

Dampak emisi ini tidak hanya terbatas pada polusi udara. Interaksi antara gas hidrokarbon dan emisi dari kapal yang lewat di Terusan Suez menghasilkan polusi yang lebih berbahaya bagi kota-kota di pesisir.

Peningkatan lalu lintas di salah satu jalur laut tersibuk di dunia ini dikhawatirkan akan memperburuk situasi jika tidak ada tindakan yang diambil untuk beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

Penelitian ini menjadi pengingat bahwa masih banyak yang belum kita ketahui tentang lautan dan potensi bahayanya bagi lingkungan dan kesehatan manusia. Diperlukan investigasi lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya sumber dan dampak emisi gas hidrokarbon ini, serta untuk mengembangkan solusi untuk mengurangi dampaknya.

Hotspot ini sendiri tidak cukup besar untuk menimbulkan perbedaan besar terhadap tingkat polutan global, namun masyarakat yang berada di arah angin akan terkena dampaknya, dan penemuan mengejutkan ini meningkatkan kemungkinan adanya sumber lain yang tidak diketahui.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2697 seconds (0.1#10.140)