Canggih, Kecerdasan Buatan Mampu Prediksi Bakal Penyakit
loading...
A
A
A
PARA peneliti di Amerika Serikat (AS) telah menciptakan metode baru untuk menganalisis kemungkinan timbulnya suatu penyakit di kemudian hari. Mereka menggunakan kecerdasan buatan untuk mencari perubahan bentuk atau penipisan lapisan tulang yang dapat menyebabkan rasa nyeri atau sakit saat beraktivitas.
Tulang merupakan bagian tubuh penting untuk membuat badan dapat berdiri tegak. Tanpa adanya tulang, tubuh tidak dapat bergerak dengan mudah dan lincah. (Baca: Amalan Ringan yang Bisa Jadi Sebab Turunnya Rahmat Allah)
Namun seiring bertambahnya usia, tidak sedikit orang yang mengalami osteoartritis atau keausan jaringan pelindung di ujung tulang (tulang rawan). Osteoartritis adalah kerusakan pada tulang rawan dan sendi yang biasanya diderita oleh lansia.
Sejauh ini penyebab kerusakan tulang rawan dan sendi belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko osteoartritis. Salah satu contohnya adalah sering menggunakan sendi saat sedang cedera sehingga kondisi sendi semakin buruk.
Pengobatan osteoartritis biasanya dilakukan setelah seseorang mengeluh adanya rasa sakit pada bagian tertentu seperti lutut, siku, atau tulang belakang. Selanjutnya dokter akan memeriksa bagian-bagian yang menjadi keluhan tersebut. Artinya penyakit osteoartritis sulit untuk diketahui kapan itu terjadi. (Baca juga: Kemenag Validasi Data Penerima Bantuan Guru Madrasah Bukan PNS)
Untuk menjawab tantangan diatas, para peneliti di Rumah Sakit John Hopskins AS telah menemukan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang akan mengembangkan osteoartritis. Mereka dapat menganalisis tekstur tulang rawan sejak tiga tahun sebelum lapisan pelindung tulang mulai hilang.
Para peneliti menjalakan teknologi tersebut kepada 86 orang tanpa gejala osteoartritis. Model pembelajaran mesin akan mendeteksi tahap awal kondisi dengan akurasi 78% hingga tiga tahun sebelum timbulnya gejala.
Di dunia, jumlah penderita osteoartritis mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tingkat keparahan gejala dapat sangat bervariasi antara orang satu dengan lainnya, termasuk antar sendi yang terkena dampak berbeda. Kondisi ini menyebabkan persendian menjadi nyeri dan kaku, khususnya pada orang yang berusia di atas 65 tahun.
Para peneliti mengungkapkan jika kondisi tulang dapat dideteksi lebih awal, kombinasi penurunan berat badan dan olahraga dapat membuat osteoartritis tidak terlalu parah. Pencegahan ini sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup di masa depan. (Baca juga: Ini Makanan yang Baik dan Tidak untuk Jantung)
Di berbagai rumah sakit, pengecekan sejumlah penyakit hingga struktur tulang biasanya dilakukan menggunakan mesin magnetic resonance imaging (MRI) atau yang dikenal dengan x-ray. Namun teknologi ini tidak memiliki petunjuk visual pada tahap awal atau luput dari deteksi berbasis gambar.
Tulang merupakan bagian tubuh penting untuk membuat badan dapat berdiri tegak. Tanpa adanya tulang, tubuh tidak dapat bergerak dengan mudah dan lincah. (Baca: Amalan Ringan yang Bisa Jadi Sebab Turunnya Rahmat Allah)
Namun seiring bertambahnya usia, tidak sedikit orang yang mengalami osteoartritis atau keausan jaringan pelindung di ujung tulang (tulang rawan). Osteoartritis adalah kerusakan pada tulang rawan dan sendi yang biasanya diderita oleh lansia.
Sejauh ini penyebab kerusakan tulang rawan dan sendi belum diketahui secara pasti, tetapi ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko osteoartritis. Salah satu contohnya adalah sering menggunakan sendi saat sedang cedera sehingga kondisi sendi semakin buruk.
Pengobatan osteoartritis biasanya dilakukan setelah seseorang mengeluh adanya rasa sakit pada bagian tertentu seperti lutut, siku, atau tulang belakang. Selanjutnya dokter akan memeriksa bagian-bagian yang menjadi keluhan tersebut. Artinya penyakit osteoartritis sulit untuk diketahui kapan itu terjadi. (Baca juga: Kemenag Validasi Data Penerima Bantuan Guru Madrasah Bukan PNS)
Untuk menjawab tantangan diatas, para peneliti di Rumah Sakit John Hopskins AS telah menemukan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat digunakan untuk menentukan apakah seseorang akan mengembangkan osteoartritis. Mereka dapat menganalisis tekstur tulang rawan sejak tiga tahun sebelum lapisan pelindung tulang mulai hilang.
Para peneliti menjalakan teknologi tersebut kepada 86 orang tanpa gejala osteoartritis. Model pembelajaran mesin akan mendeteksi tahap awal kondisi dengan akurasi 78% hingga tiga tahun sebelum timbulnya gejala.
Di dunia, jumlah penderita osteoartritis mengalami peningkatan setiap tahunnya. Tingkat keparahan gejala dapat sangat bervariasi antara orang satu dengan lainnya, termasuk antar sendi yang terkena dampak berbeda. Kondisi ini menyebabkan persendian menjadi nyeri dan kaku, khususnya pada orang yang berusia di atas 65 tahun.
Para peneliti mengungkapkan jika kondisi tulang dapat dideteksi lebih awal, kombinasi penurunan berat badan dan olahraga dapat membuat osteoartritis tidak terlalu parah. Pencegahan ini sangat penting dilakukan untuk kelangsungan hidup di masa depan. (Baca juga: Ini Makanan yang Baik dan Tidak untuk Jantung)
Di berbagai rumah sakit, pengecekan sejumlah penyakit hingga struktur tulang biasanya dilakukan menggunakan mesin magnetic resonance imaging (MRI) atau yang dikenal dengan x-ray. Namun teknologi ini tidak memiliki petunjuk visual pada tahap awal atau luput dari deteksi berbasis gambar.