Berbicara Lebih Banyak Menyebarkan Covid-19 Dibandingkan Batuk

Rabu, 20 Januari 2021 - 11:01 WIB
loading...
A A A
Itu berarti mereka lebih cenderung berlama-lama di udara, daripada jatuh ke tanah, berdasarkan model matematika.

Para peneliti menggunakan model ini untuk menghitung jumlah virus yang terkandung dalam tetesan dari mulut orang dan bagaimana mereka menguap, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti aliran udara, hambatan, dan kelembapan.

Mereka menempatkan risiko seseorang terinfeksi selama satu jam berbicara, dalam kondisi tertentu, di ruangan yang berventilasi buruk, hingga 20 persen.

Tapi ini turun paling banyak menjadi tujuh persen jika ruangan itu berventilasi sangat baik, dengan aliran udara untuk menghilangkan virus.

Bahkan ketika seseorang berada dalam jarak dua meter, perhitungan menunjukkan virus dalam tetesan yang sangat kecil dari batuk dapat mencapai mereka dalam satu hingga dua detik, sedangkan virus dari ucapan membutuhkan waktu lima hingga 10 detik.

Para peneliti telah menciptakan alat online gratis, yang disebut Airborne.cam, yang membantu mengetahui bagaimana penggunaan ventilasi dan masker dapat membantu mengurangi risiko penularan dalam ruangan, dan bagaimana risiko tersebut berubah seiring waktu.

Savvas Gkantonas, salah satu penulis studi dari University of Cambridge , mengatakan: 'Alat ini dapat membantu orang menggunakan mekanika fluida untuk membuat pilihan yang lebih baik, dan menyesuaikan aktivitas dan lingkungan sehari-hari mereka untuk menekan risiko, baik untuk diri mereka sendiri dan untuk orang lain. '
(wbs)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3998 seconds (0.1#10.140)