Gurun Terkering di Dunia Pernah Menjadi Oasis Subur oleh Kotoran Burung

Minggu, 31 Januari 2021 - 10:26 WIB
loading...
A A A
Sementara kemampuan pemupukan guano burung laut mungkin telah membawa pertanian budaya kuno ini ke tingkat yang baru. "Sebelumnya, mungkin mereka menggunakan jenis pupuk lokal lain seperti kotoran llama," katanya.

Pergeseran kebiasaan ini luar biasa mengingat biaya tenaga kerja manusia yang terlibat mengumpulkan kotoran burung harus bersusah payah di pantai dan diangkut sejauh 100 km ke pedalaman.

Temuan baru itu menunjukkan bahwa mereka melakukannya agar penghuni gurun Chili bisa berahan hidup. Catatan sejarah ini kemudian berlanjut hingga era kontak Eropa. "Hanya saja kami tidak pernah memiliki bukti yang menunjukkan bahwa kebiasaan tersebut dimulai selama satu milenium lalu," terangnya.

Catatan etnohistoris dari abad ke-16 hingga ke-19 menggambarkan bagaimana penduduk setempat melakukan perjalanan dengan perahu kecil untuk mendapatkan guano dari pulau-pulau berbatu di lepas pantai Pasifik, dari selatan Peru ke pantai Tarapacá di Chili utara. Kemudian bagaimana kotoran burung laut guano diekstraksi, diangkut ke pedalaman dan diaplikasikan untuk mendapatkan panen yang sukses. (Baca juga: Laba-laba Pintar Ini Menjerat Mangsanya dengan Perangkap Daun)

"Meskipun guano dikatakan dalam catatan sejarah awal untuk didistribusikan secara adil ke setiap desa, sumber yang sama menyatakan bahwa akses ke guano diatur secara ketat dan memberi hukuman mati bagi mereka yang mengambil lebih dari yang diizinkan atau memasuki wilayah guano tetangga mereka," katanya.
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2369 seconds (0.1#10.140)