Ini Persiapan Pemerintah Bangun Tol Langit Gunakan Peluncur Roket Space-X

Jum'at, 26 Februari 2021 - 18:49 WIB
loading...
Ini Persiapan Pemerintah...
Sejauh ini BAKTI Kominfo bersama para mitra penyedia terpilih, telah menandatangani kontrak payung untuk proyek penyediaan jaringan telekomunikasi di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T). Foto: Ist.
A A A
JAKARTA - Pemerintah terus mengupayakan tersedianya konektivitas yang merata di seluruh Indonesia melalui program Tol Langit , yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pun ditunjuk sebagai pengeksekusi program tersebut.

Menteri Kominfo, Johnny G. Plate, menyatakan bahwa Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kominfo, bersama para mitra penyedia terpilih telah menandatangani kontrak payung untuk proyek penyediaan jaringan telekomunikasi di wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T).



Proyek tersebut terdiri dari pembangunan BTS di 4.200 desa dan kelurahan pada 2021, kemudian 3.704 BTS di desa/kelurahan pada 2022, yang digadang mampu merangkul seluruh desa dan kelurahan wilayah 3T agar mendapatkan akses sinyal internet 4G.

Penyelenggaraan proyek ini terdiri dari lima paket kontrak payung tahun anggaran 2021-2024, yang terdiri dari unsur capital expenditure dan operational expenditure, yang seluruhnya berjumlah Rp28,3 triliun.

"Proyek akan didanai lewat setiap tahun anggaran dari komponen Universal Service Obligation (USO), dan sebagian dari alokasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor Kominfo, dan Rupiah Murni (RM)," jelas Johnny, di Jakarta, Jumat (26/2).

Johnny juga memaparkan, kontrak Paket 1 dan Paket 2 yang telah ditandatangani pada 29 Januari 2021 antara Fiberhome, Telkom Infra, dan Multitrans Data, nilai kontraknya sebesar Rp9,5 triliun.

Sedangkan kontrak Paket 3 lewat konsorsium PT Aplikanusa Lintasarta, Huawei, dan PT SEI, serta IBS dan ZTE untuk Paket 4 dan Paket 5, total nilai kontraknya Rp18,8 triliun.

Di sisi lain, mengenai proyek pembangunan Satelit Multifungsi SATRIA-1 yang dilakukan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), telah memasuki tahap pemenuhan pembiayaan proyek.

Johnny menjelaskan, proyek kerja sama dengan PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) ini menggunakan teknologi High Throughput Satellite (HTS) produksi Thales Alenia Space (TAS) dari Prancis, dengan rocket launcher produksi Space-X, yaitu Falcon 9-5500 dari Amerika Serikat.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1684 seconds (0.1#10.140)