Samudera Atlantik yang Kian Melebar Menunjukkan Bumi Berdenyut

Minggu, 14 Maret 2021 - 07:52 WIB
loading...
A A A
Artikel Live Science menjelaskan, "Lapisan luar bumi yang padat, yang mencakup kerak dan mantel paling atas, disebut litosfer ... Di bawah litosfer adalah astenosfer —lapisan kental yang tetap dapat dibentuk oleh panas jauh di dalam Bumi. Ini melumasi bagian bawah lempeng tektonik Bumi, memungkinkan litosfer untuk bergerak."

Sementara ahli seismologi, Nicholas van der Elst, menganggap, lempeng tektonik sebagai "teori pemersatu geologi".

"Perdebatan tektonik saat ini berkaitan dengan kekuatan pendorong gerakan ini," ujar Borealis.

Salah satu kekuatan itu adalah "dorongan punggung". Itu melibatkan pembuatan material baru di pegunungan tengah laut. Material baru itu mendorong pelat menjauh dari punggung bukit. Lainnya akan menjadi tarikan lempengan. Itu melibatkan penarikan pelat saat tenggelam ke dalam mantel.

“Tarikan slab lebih mudah dipelajari karena biasanya terdapat area di darat, di atas batas lempeng jenis ini. Jauh lebih sulit untuk melakukan studi seismik di pegunungan tengah laut karena lokasinya," keluh Borealis.

Dia menjelaskan, artikel EcoWatch terbaru yang membahas tentang penelitian baru tersebut melibatkan survei dasar laut, yang menggunakan seismometer dasar laut. Instrumen tersebut memungkinkan untuk pemeriksaan dan pengamatan mantel di bawah sistem punggungan.

Atlantik Melebar Pengaruhi Kenaikan Permukaan Laut?
Bagi seorang non-geologis, lautan yang melebar tampaknya memiliki semacam hubungan dengan kenaikan permukaan laut. Bagi ahli geologi seperti Borealis, pelebaran Atlantik melibatkan keseimbangan gaya antara berbagai aspek sistem untuk lempeng samudera.

"Kami telah mengetahui sejak lama bahwa Atlantik melebar karena kerak baru dihasilkan di pegunungan tengah samudra. Ini adalah proses lambat yang secara bertahap membuka cekungan Atlantik," katanya menyangkal.

Perubahan iklim terjadi dalam skala waktu yang lebih lama dibandingkan dengan perubahan pola cuaca. Sedangkan perubahan geologi terjadi dalam skala waktu yang lebih lama dibandingkan dengan perubahan iklim.

"Skala waktu pembukaan Cekungan Atlantik jauh dibandingkan dengan skala waktu untuk kenaikan permukaan laut dari perubahan antropogenik atmosfer. Ketika kita melihat catatan geologis, perubahan permukaan laut lebih kuat berkorelasi dengan perubahan atmosfer dan perubahan lapisan es kutub/benua daripada lempeng tektonik. Oleh karena itu, ini tidak akan berdampak terukur pada masalah permukaan laut saat ini," paparnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1639 seconds (0.1#10.140)