Penyintas Covid-19 di Inggris Kini Menderita Gangguan Pendengaran
loading...
A
A
A
LONDON - Sejumlah pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19 di Inggris diketahui mengalami masalah pendengaran. Para dokter kini sedang mengumpulkan data untuk mengatasi masalah baru ini.
Para peneliti dari Universitas Manchester dan Pusat Penelitian Biomedis Manchester, mengumpulkan data dari 24 studi yang mengidentifikasi hubungan antara virus corona dan masalah pendengaran dan vestibular. Mereka memperkirakan antara tujuh dan 15 persen orang yang terinfeksi virus menderita beberapa masalah pendengaran. (Baca: Eropa Wilayah Pertama yang Lampaui 1 Juta Kematian Akibat Covid-19)
Mengutip Express.co.uk , dari mereka yang terinfeksi Covid-19 , para ilmuwan memperkirakan 7,6 persen mengalami gangguan pendengaran. Sedangkan 14,8 persen lainnya diperkirakan menderita tinnitus, telinga berdenging, dan sekitar 7,2 persen diyakini menderita vertigo.
Profesor Kevin Munro, direktur Pusat Audiologi dan Tuli Manchester mengatakan, jika benar bahwa antara 7 - 15 persen penderita Covid-19 mengalami gejala-gejala tersebut, tentunya masalah ini sangat serius untuk segera ditangani. "Ada implikasi besar bagi layanan klinis ke depan," katanya.
Berbicara kepada Sky News, Prof Munro mengatakan para peneliti masih tidak yakin bagaimana Covid-19 menyebabkan masalah pendengaran, tetapi yakin berbagai macam orang terpengaruh. (Baca juga: Disertai Cahaya Terang, Bongkahan Meteorit Meledak di Langit Kuba)
“Ada beberapa orang yang sedang merasakan gejalanya berlangsung. Ada juga yang mengatakan sudah agak mendingan merasakan gejala tersebut,” katanya.
Paul Johnson (53) yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 pada bulan Desember dan mengatakan kepada Sky bahwa dia telah berjuang dengan tinitus sejak itu.
Pada Juli tahun lalu, Rumah Sakit Wythenshawe, bagian dari Manchester University NHS Foundation Trust, melakukan survei telepon, mereka menemukan dari 10 orang yang pernah dirawat karena virus corona, dua diantaranya mengalami masalah pendengaran.
Dari 121 orang dewasa yang dirawat di rumah sakit, 16 atau 13,2 persen mengatakan pendengaran mereka memburuk setelah dipulangkan. Delapan orang melaporkan penurunan pendengaran mereka dan delapan lainnya melaporkan suara jenis tinnitus yang tidak disebabkan oleh sumber luar. (Baca juga: Punya Kandungan Mineral Berharga, Inilah Dua Teori Terbentuknya Emas)
Prof Munro mengatakan, dokter sudah tahu bahwa virus seperti campak, gondok dan meningitis dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan virus corona dapat merusak saraf yang membawa informasi dari dan ke otak. “Ada kemungkinan, secara teori, bahwa Covid-19 dapat menyebabkan masalah pada bagian sistem pendengaran termasuk telinga tengah atau koklea,” terangnya.
Para peneliti dari Universitas Manchester dan Pusat Penelitian Biomedis Manchester, mengumpulkan data dari 24 studi yang mengidentifikasi hubungan antara virus corona dan masalah pendengaran dan vestibular. Mereka memperkirakan antara tujuh dan 15 persen orang yang terinfeksi virus menderita beberapa masalah pendengaran. (Baca: Eropa Wilayah Pertama yang Lampaui 1 Juta Kematian Akibat Covid-19)
Mengutip Express.co.uk , dari mereka yang terinfeksi Covid-19 , para ilmuwan memperkirakan 7,6 persen mengalami gangguan pendengaran. Sedangkan 14,8 persen lainnya diperkirakan menderita tinnitus, telinga berdenging, dan sekitar 7,2 persen diyakini menderita vertigo.
Profesor Kevin Munro, direktur Pusat Audiologi dan Tuli Manchester mengatakan, jika benar bahwa antara 7 - 15 persen penderita Covid-19 mengalami gejala-gejala tersebut, tentunya masalah ini sangat serius untuk segera ditangani. "Ada implikasi besar bagi layanan klinis ke depan," katanya.
Berbicara kepada Sky News, Prof Munro mengatakan para peneliti masih tidak yakin bagaimana Covid-19 menyebabkan masalah pendengaran, tetapi yakin berbagai macam orang terpengaruh. (Baca juga: Disertai Cahaya Terang, Bongkahan Meteorit Meledak di Langit Kuba)
“Ada beberapa orang yang sedang merasakan gejalanya berlangsung. Ada juga yang mengatakan sudah agak mendingan merasakan gejala tersebut,” katanya.
Paul Johnson (53) yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 pada bulan Desember dan mengatakan kepada Sky bahwa dia telah berjuang dengan tinitus sejak itu.
Pada Juli tahun lalu, Rumah Sakit Wythenshawe, bagian dari Manchester University NHS Foundation Trust, melakukan survei telepon, mereka menemukan dari 10 orang yang pernah dirawat karena virus corona, dua diantaranya mengalami masalah pendengaran.
Dari 121 orang dewasa yang dirawat di rumah sakit, 16 atau 13,2 persen mengatakan pendengaran mereka memburuk setelah dipulangkan. Delapan orang melaporkan penurunan pendengaran mereka dan delapan lainnya melaporkan suara jenis tinnitus yang tidak disebabkan oleh sumber luar. (Baca juga: Punya Kandungan Mineral Berharga, Inilah Dua Teori Terbentuknya Emas)
Prof Munro mengatakan, dokter sudah tahu bahwa virus seperti campak, gondok dan meningitis dapat menyebabkan gangguan pendengaran dan virus corona dapat merusak saraf yang membawa informasi dari dan ke otak. “Ada kemungkinan, secara teori, bahwa Covid-19 dapat menyebabkan masalah pada bagian sistem pendengaran termasuk telinga tengah atau koklea,” terangnya.
(ysw)