Jika Tak Segera Ditangani, Gelombang Panas Mematikan Akan Melanda Asia Selatan

Kamis, 25 Maret 2021 - 12:13 WIB
loading...
Jika Tak Segera Ditangani, Gelombang Panas Mematikan Akan Melanda Asia Selatan
Foto/dok
A A A
TENNESSEE - Penduduk Asia Selatan sudah secara berkala mengalami gelombang panas dengan tingkat pemanasan seperti saat ini. Tetapi sebuah studi baru yang memproyeksikan jumlah panas yang akan datang meningkat 2 derajat Celcius.

Membatasi pemanasan hingga 1,5 derajat Celcius kemungkinan akan mengurangi dampak hingga setengahnya. Menurut studi baru di Geophysical Research Letters, kemungkinan tekanan panas yang mematikan akan menjadi hal biasa di Asia Selatan. Dengan hampir seperempat populasi dunia tinggal di Asia Selatan, studi baru ini menggarisbawahi pentingnya mengatasi perubahan iklim. (Baca: Gelombang Panas Tewaskan Belasan Orang di Jepang)

"Masa depan tampak buruk bagi manusia yang tinggal di Asia Selatan, tetapi yang terburuk dapat dihindari dengan menekan pemanasan serendah mungkin," kata Moetasim Ashfaq, seorang ilmuwan iklim komputasi di Laboratorium Nasional Oak Ridge, Tennessee, seperti dikutip Phys.org.

Bumi telah memanas 1 derajat Celcius sejak dimulainya Revolusi Industri, menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim. Pada lintasan iklim saat ini, pemanasan mungkin mencapai 1,5 derajat Celcius pada tahun 2040.
Batas waktu ini menyisakan sedikit waktu bagi negara-negara Asia Selatan untuk beradaptasi. "Hanya kenaikan setengah derajat dari hari ini yang akan menyebabkan peningkatan luas dalam peristiwa-peristiwa ini," kata Ashfaq.

Orang yang tinggal di Asia Selatan sangat rentan terhadap gelombang panas yang mematikan karena daerah tersebut telah mengalami musim panas yang sangat panas dan lembab. Sebagian besar penduduk tinggal di kota padat penduduk tanpa akses reguler ke AC, dan sekitar 60% melakukan pekerjaan pertanian dan tidak dapat melepaskan diri dari panas dengan tetap berada di dalam ruangan. (Baca juga: Deteksi Dini Bencana Alam, NOAA Akan Benahi Ramalan Cuaca)

Dalam studi baru, para peneliti menggunakan simulasi iklim dan proyeksi pertumbuhan populasi di masa depan untuk memperkirakan jumlah orang yang akan mengalami tingkat stres panas yang berbahaya di Asia Selatan pada tingkat pemanasan 1,5 dan 2 derajat Celcius.

Analisis mereka menunjukkan pada 2 derajat pemanasan , paparan populasi terhadap suhu tenaga kerja yang tidak aman akan meningkat lebih dari dua kali lipat, dan paparan suhu mematikan meningkat 2,7 kali lipat, dibandingkan dengan tahun-tahun terakhir.

"Bahkan pada 1,5 derajat, Asia Selatan akan memiliki konsekuensi serius dalam hal tekanan panas," kata Ashfaq. "Itulah mengapa ada kebutuhan untuk secara radikal mengubah lintasan emisi gas rumah kaca saat ini," katanya. (Baca juga: Selangkah Lagi, Misteri Asal-usul Kehidupan di Bumi Akan Terungkap)

Hasilnya berbeda dengan penelitian serupa yang dilakukan pada 2017, yang memperkirakan gelombang panas bersuhu mematikan akan terjadi di Asia Selatan menjelang akhir abad ke-21. Para peneliti menduga studi sebelumnya terlalu konservatif, karena gelombang panas mematikan telah melanda wilayah itu di masa lalu.

Pada 2015, sebagian besar Pakistan dan India mengalami gelombang panas paling mematikan kelima dalam sejarah yang tercatat, yang menyebabkan sekitar 3.500 kematian akibat suhu panas ekstrim.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1391 seconds (0.1#10.140)