Mengapa Kosmonot Rusia Harus Membawa Senjata ke Luar Angkasa?
loading...
A
A
A
RUSIA - Ada astronot dari Rusia, China, hingga Amerika. Tapi, hanya kosmonot Rusia yang membawa senjata ke luar angkas. Untuk apa?
Rusia lewat pesawat Soyuz dan Amerika dengan Apollo menggunakan konsep yang sama. Pesawat luar angkasa dipasangkan roket untuk terbang, dan mereka kembali ke bumi dengan kapsul. Di Apollo, kapsul jatuh ke laut dan diambil oleh Angkatan Laut AS.
Nah, kapsul Soyuz yang berisi kosmonot Rusia biasanya mendarat di tanah Rusia yang keras. Misalnya di wilayah Selatan Kazakhstan.
Roket mereka kemungkinan besar akan meleset dan mendarat di tempat yang sangat terpencil. Begitu terpencilnya, hingga menganncam nyawa para kosmonot. Sebab, banyak binatang buas seperti serigala hingga beruang.
Karena itu, untuk membantu melindungi kru kosmonot maka disiapkanlah senjata api di dalam kapsul.
Senjata api yang digunakan adalah pistol tiga laras dengan bahu yang berfungsi ganda sebagai parang. Namanya TP-82 Survival Pistol. Pistol tersebut memang tidak dirancang untuk ditembakkan di atas kapal atau di ruang hampa udara. Namun memang untuk ditembakkan di bumi.
Pada 1965, kosmonot Alexey Leonov melakukan perjalanan ruang angkasa, dan mendaratkan kapsulnya di hutan pegunungan Rusia yang tertutup salju. Jaraknya jauh sekali. Sekitar 1.000 km dari target.
Alexey Leonov di masa kosmonotnya. Foto: Ist
Leonov dan rekannya di kapsul Soyuz Pavel Belyayev menghabiskan dua malam di hutan kedinginan dan takut akan predator besar. Mereka tidak bisa langsug diselamatkan, karenna mennunggu kru darat menyingkirkan salju tebal.
Hampir 20 tahun setelah penyelamatan, ia menjadi komando kedua dalam program pelatihan kosmonot pada tahun 1981. Rasa takut saat mendarat di luar jalur menyebabkan mencetuskan senjata bertahan hidup yang dimasukkan ke semua kapsul Soyuz.
Nah, senjata itu adalah TP-82, pistol laras tiga yang bisa berburu, menjatuhkan predator besar, dan menembakkan suar. Bagian belakang senjata itu juga bisa menjadi parang besar yang bisa digunakan sebagai alat bertahan hidup.
Rusia lewat pesawat Soyuz dan Amerika dengan Apollo menggunakan konsep yang sama. Pesawat luar angkasa dipasangkan roket untuk terbang, dan mereka kembali ke bumi dengan kapsul. Di Apollo, kapsul jatuh ke laut dan diambil oleh Angkatan Laut AS.
Nah, kapsul Soyuz yang berisi kosmonot Rusia biasanya mendarat di tanah Rusia yang keras. Misalnya di wilayah Selatan Kazakhstan.
Roket mereka kemungkinan besar akan meleset dan mendarat di tempat yang sangat terpencil. Begitu terpencilnya, hingga menganncam nyawa para kosmonot. Sebab, banyak binatang buas seperti serigala hingga beruang.
Karena itu, untuk membantu melindungi kru kosmonot maka disiapkanlah senjata api di dalam kapsul.
Senjata api yang digunakan adalah pistol tiga laras dengan bahu yang berfungsi ganda sebagai parang. Namanya TP-82 Survival Pistol. Pistol tersebut memang tidak dirancang untuk ditembakkan di atas kapal atau di ruang hampa udara. Namun memang untuk ditembakkan di bumi.
Pada 1965, kosmonot Alexey Leonov melakukan perjalanan ruang angkasa, dan mendaratkan kapsulnya di hutan pegunungan Rusia yang tertutup salju. Jaraknya jauh sekali. Sekitar 1.000 km dari target.
Alexey Leonov di masa kosmonotnya. Foto: Ist
Leonov dan rekannya di kapsul Soyuz Pavel Belyayev menghabiskan dua malam di hutan kedinginan dan takut akan predator besar. Mereka tidak bisa langsug diselamatkan, karenna mennunggu kru darat menyingkirkan salju tebal.
Hampir 20 tahun setelah penyelamatan, ia menjadi komando kedua dalam program pelatihan kosmonot pada tahun 1981. Rasa takut saat mendarat di luar jalur menyebabkan mencetuskan senjata bertahan hidup yang dimasukkan ke semua kapsul Soyuz.
Nah, senjata itu adalah TP-82, pistol laras tiga yang bisa berburu, menjatuhkan predator besar, dan menembakkan suar. Bagian belakang senjata itu juga bisa menjadi parang besar yang bisa digunakan sebagai alat bertahan hidup.
(dan)