WHO Desak China Terbuka Soal Asal-Usul COVID-19
loading...
A
A
A
NEW YORK - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengumumkan teori kebocoran laboratorium Wuhan tidak dapat dikesampingkan. Bos WHO meminta China harus membantu memecahkan misteri dari mana Covid berasal.
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak lebih banyak "transparansi" dari China dalam penyelidikan yang sedang berlangsung dan menyarankan Beijing memberi kemudahan untuk menyelidiki.
China telah berulang kali menyatakan tidak bertanggung jawab atas pandemi global dan menolak teori konspirasi yang mengatakan virus itu dibuat oleh manusia.
Diplomat top China , Yang Jiechi, memperingatkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken terhadap politisasi asal-usul COVID-19 selama panggilan telepon pada Jumat (11/6/2021). Ia juga meminta AS untuk mematuhi prinsip "satu-China" yang menyatakan Taiwan dan China daratan adalah bagian dari satu China.
Percakapan telepon antara Yang, direktur Kantor Komisi Luar Negeri, dan Blinken menandai pertama kalinya keduanya berbicara sejak pertemuan tatap muka pada bulan Maret di Alaska. Pembicaraan terakhir itu secara luas ditandai sebagai perdebatan, karena kedua diplomat itu secara terbuka mengkritik kebijakan dari negara masing-masing.
Pada hari Jumat, Yang mengatakan negaranya khawatir tentang orang-orang di AS yang menyebarkan kisah tidak masuk akal bahwa virus Corona lolos dari laboratorium Wuhan. Banyak anggota parlemen Amerika mengatakan bahwa kebocoran virus dari laboratorium China cukup masuk akal untuk memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
"Kami mendesak Amerika Serikat untuk menghormati fakta dan sains, menahan diri dari mempolitisasi masalah ini...melawan pandemi," ujar Yang seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (12/6/2021).
Baca juga: China: Klaim COVID-19 dari Lab Sama Halnya Menuduh Irak Miliki Senjata Pemusnah Massal
Menurut laporan surat kabar pemerintah China, Global Times, Yang mencatat bahwa China tidak ingin hubungan buruk dengan AS, tetapi dia ingin kedaulatan China diakui oleh AS. Agar ini terjadi, AS harus mematuhi prinsip satu-China.
Yang juga meminta AS untuk menangani masalah terkait Taiwan dengan hati-hati.
"Kami mendesak pihak AS untuk tetap berpegang pada konsensus yang disepakati oleh para pemimpin kedua negara dalam panggilan telepon mereka di Tahun Baru Imlek, untuk mendorong hubungan China-AS kembali ke jalur yang benar," ujarnya.
Komentar Yang tentang Taiwan muncul setelah tiga senator AS mengunjungi pulau itu akhir pekan lalu. Para senator — Tammy Duckworth, Dan Sullivan, dan Christopher Coons — tinggal di Taipei selama sekitar tiga jam pada hari Minggu dan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen untuk mengumumkan sumbangan 750.000 dosis vaksin COVID-19 untuk pulau itu. Kementerian pertahanan China mengecam kunjungan itu, menyebutnya sebagai "provokasi politik keji."
Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, mendesak lebih banyak "transparansi" dari China dalam penyelidikan yang sedang berlangsung dan menyarankan Beijing memberi kemudahan untuk menyelidiki.
China telah berulang kali menyatakan tidak bertanggung jawab atas pandemi global dan menolak teori konspirasi yang mengatakan virus itu dibuat oleh manusia.
Diplomat top China , Yang Jiechi, memperingatkan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken terhadap politisasi asal-usul COVID-19 selama panggilan telepon pada Jumat (11/6/2021). Ia juga meminta AS untuk mematuhi prinsip "satu-China" yang menyatakan Taiwan dan China daratan adalah bagian dari satu China.
Percakapan telepon antara Yang, direktur Kantor Komisi Luar Negeri, dan Blinken menandai pertama kalinya keduanya berbicara sejak pertemuan tatap muka pada bulan Maret di Alaska. Pembicaraan terakhir itu secara luas ditandai sebagai perdebatan, karena kedua diplomat itu secara terbuka mengkritik kebijakan dari negara masing-masing.
Pada hari Jumat, Yang mengatakan negaranya khawatir tentang orang-orang di AS yang menyebarkan kisah tidak masuk akal bahwa virus Corona lolos dari laboratorium Wuhan. Banyak anggota parlemen Amerika mengatakan bahwa kebocoran virus dari laboratorium China cukup masuk akal untuk memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
"Kami mendesak Amerika Serikat untuk menghormati fakta dan sains, menahan diri dari mempolitisasi masalah ini...melawan pandemi," ujar Yang seperti dikutip dari Newsweek, Sabtu (12/6/2021).
Baca juga: China: Klaim COVID-19 dari Lab Sama Halnya Menuduh Irak Miliki Senjata Pemusnah Massal
Menurut laporan surat kabar pemerintah China, Global Times, Yang mencatat bahwa China tidak ingin hubungan buruk dengan AS, tetapi dia ingin kedaulatan China diakui oleh AS. Agar ini terjadi, AS harus mematuhi prinsip satu-China.
Yang juga meminta AS untuk menangani masalah terkait Taiwan dengan hati-hati.
"Kami mendesak pihak AS untuk tetap berpegang pada konsensus yang disepakati oleh para pemimpin kedua negara dalam panggilan telepon mereka di Tahun Baru Imlek, untuk mendorong hubungan China-AS kembali ke jalur yang benar," ujarnya.
Komentar Yang tentang Taiwan muncul setelah tiga senator AS mengunjungi pulau itu akhir pekan lalu. Para senator — Tammy Duckworth, Dan Sullivan, dan Christopher Coons — tinggal di Taipei selama sekitar tiga jam pada hari Minggu dan bertemu dengan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen untuk mengumumkan sumbangan 750.000 dosis vaksin COVID-19 untuk pulau itu. Kementerian pertahanan China mengecam kunjungan itu, menyebutnya sebagai "provokasi politik keji."
(wbs)