Vaksin Covid-19 yang Disemprot ke Hidung Dibuat untuk yang Takut Jarum Suntik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Vaksinasi Covid-19 kerap memunculkan cerita unik terutama bagi orang-orang yang takut dengan suntikan. Bahkan banyak di antara mereka yang enggan untuk mendapatkan vaksin karena memang takut disuntik.
Namun jangan khawatir baru-baru jurnal Science Advances menginformasikan bahwa beberapa peneliti tengah menyiapkan vaksin yang dibuat dengan cara yang berbeda yakni disemprotkan melalui hidung.
"Vaksin yang ada saat ini sudah terbukti sangat baik, namun mayoritas populasi dunia masih banyak yang tidak mendapatkan vaksin. Selain itu ada kebutuhan mendesak akan hadirnya vaksin baru yang lebih mudah digunakan sekaligus efektif untuk menghentikan penyebaran penyakit," ujar Paul McCray, peneliti dari University of Iowa yang menginisiasi vaksin Covid-19 yang disemprotkan ke hidung.
Bersama peneliti lainnya dari University of Georgia, Paul McCray berupaya memaksimalkan penggunaan vaksin melalui hidung itu hanya dilakukan satu kali. Vaksin yang mereka kembangkan itu menurut New Atlas memanfaatkan virus parainfluenza virus 5 (PIV5). Mereka meyakni PIV5 mampu meningkatkan mengoptimalkan lonjakan protein dari virus Covid-10, SARS-Cov-2.
Diketahui PIV5 tidak berbahaya buat manusia. Selain itu dalam eksperimen sebelumnya penggunaan vaksin yang sama sangat efektif dalam percobaan melawan virus corona lainnya, MERS, yang terjadi pada hewan. Pengujian yang mereka lakukan bahwa menunjukkan bahwa vaksin itu efektif pada tikus dan musang yang menderita Covid-19.
"Kami sudah mengembangkan metode hirup ini selama 20 tahun dan kami sudah memulai untuk memformulasikan vaksin baru untuk Covid-19 saat pandemi awal berlangsung. Data yang kami dapatkan bahwa vaksin ini tidak hanya melindungi dari infeksi tapi juga mengurangi kemungkinan penyebaran," jelas Biao He, peneliti dari University of Georgia.
Saat ini vaksin yang kita kenal biasanya diberikan melalui suntikan intramuskular. Tetapi suntikan datang dengan banyak rintangan yang membuat kampanye vaksinasi yang meluas menjadi rumit dan mahal.
Vaksin yang disuntikkan seringkali membutuhkan penyimpanan dingin dan harus diberikan oleh profesional medis. Jarum suntik juga merupakan sumber daya yang terbatas dan masalah pasokan telah menyebabkan masalah besar dengan peluncuran vaksin COVID-19. Belum lagi masalah orangnya yang kadang-kadang ketakutan dengan suntikan.
"Ada banyak orang yang melihat vaksin yang bisa dihirup atau disemprotkan ke hidung lebih menarik. Sehingga proses vaksinasi akan lebih meluas dan massif. Selain itu ada banyak keuntungan dari cara ini karena metode semprot sudah terbukti manjur pada vaksin lainnya seperti vaksin flu yang dikembangkan di Inggris," ucap Sandy Douglas, Chief Investigator dari pengembangan proyek vaksin semprot itu.
Namun jangan khawatir baru-baru jurnal Science Advances menginformasikan bahwa beberapa peneliti tengah menyiapkan vaksin yang dibuat dengan cara yang berbeda yakni disemprotkan melalui hidung.
"Vaksin yang ada saat ini sudah terbukti sangat baik, namun mayoritas populasi dunia masih banyak yang tidak mendapatkan vaksin. Selain itu ada kebutuhan mendesak akan hadirnya vaksin baru yang lebih mudah digunakan sekaligus efektif untuk menghentikan penyebaran penyakit," ujar Paul McCray, peneliti dari University of Iowa yang menginisiasi vaksin Covid-19 yang disemprotkan ke hidung.
Bersama peneliti lainnya dari University of Georgia, Paul McCray berupaya memaksimalkan penggunaan vaksin melalui hidung itu hanya dilakukan satu kali. Vaksin yang mereka kembangkan itu menurut New Atlas memanfaatkan virus parainfluenza virus 5 (PIV5). Mereka meyakni PIV5 mampu meningkatkan mengoptimalkan lonjakan protein dari virus Covid-10, SARS-Cov-2.
Diketahui PIV5 tidak berbahaya buat manusia. Selain itu dalam eksperimen sebelumnya penggunaan vaksin yang sama sangat efektif dalam percobaan melawan virus corona lainnya, MERS, yang terjadi pada hewan. Pengujian yang mereka lakukan bahwa menunjukkan bahwa vaksin itu efektif pada tikus dan musang yang menderita Covid-19.
"Kami sudah mengembangkan metode hirup ini selama 20 tahun dan kami sudah memulai untuk memformulasikan vaksin baru untuk Covid-19 saat pandemi awal berlangsung. Data yang kami dapatkan bahwa vaksin ini tidak hanya melindungi dari infeksi tapi juga mengurangi kemungkinan penyebaran," jelas Biao He, peneliti dari University of Georgia.
Saat ini vaksin yang kita kenal biasanya diberikan melalui suntikan intramuskular. Tetapi suntikan datang dengan banyak rintangan yang membuat kampanye vaksinasi yang meluas menjadi rumit dan mahal.
Vaksin yang disuntikkan seringkali membutuhkan penyimpanan dingin dan harus diberikan oleh profesional medis. Jarum suntik juga merupakan sumber daya yang terbatas dan masalah pasokan telah menyebabkan masalah besar dengan peluncuran vaksin COVID-19. Belum lagi masalah orangnya yang kadang-kadang ketakutan dengan suntikan.
"Ada banyak orang yang melihat vaksin yang bisa dihirup atau disemprotkan ke hidung lebih menarik. Sehingga proses vaksinasi akan lebih meluas dan massif. Selain itu ada banyak keuntungan dari cara ini karena metode semprot sudah terbukti manjur pada vaksin lainnya seperti vaksin flu yang dikembangkan di Inggris," ucap Sandy Douglas, Chief Investigator dari pengembangan proyek vaksin semprot itu.
(wsb)