Jualan Vaksin Covid-19 Jadi Pendapatan Terbesar Pfizer, Cuan Rp112 Triliun dalam 3 Bulan

Kamis, 29 Juli 2021 - 13:58 WIB
loading...
Jualan Vaksin Covid-19...
Pada 2019, pendapatan Pfizer adalah USD51,8 miliar sedangkan pada 2021, mereka menargetkan pendapatan USD78 miliar-USD80 miliar. Foto: ist
A A A
NEW YORK - Siapa perusahaan yang diuntungkan lewat adanya vaksin? Salah satunya adalah Pfizer, perusahaan yang bermarkas di New York. Selama trimester kedua 2021, mereka membukukan omzet USD7,8 miliar lewat penjualan vaksin.

Lewat vaksin ini pendapatan Pfizer meroket berkali-kali lipat. Bahkan melebihi prediksi Wall Street.



Maka, target mereka jualan vaksin Covid-19 selama 2021 juga diperkirakan akan meningkat. Dari USD26 miliar (Rp376 triliun) menjadi USD33,5 miliar (Rp470 triliun).

”Selama kuartal kedua ini penjualan kami luar biasa,” kata CEO Pfizer Albert Bourla. “Yang paling kelihatan, adalah kecepatan dan upaya kami yang efisien lewat BioNTech untuk membantu memvaksinasi dunia melawan Covid-19. Sekarang kami sudah mengirimkan lebih dari satu miliar dosis BNT162b2 secara global,” ungkapnya.

Dan ternyata unit bisnis Pfizer lainnya juga mengalami pertumbuhan. Pendapatan dari unit bisnis onkologinya naik 19% dari tahun ke tahun menjadi USD3,1 miliar (Rp44 triliun). Unit rumah sakit perusahaan menghasilkan pendapatan YSD2,2 miliar (Rp31 triliun), naik 21% dari tahun sebelumnya. Unit penyakit dalam tumbuh 5% dari tahun lalu menjadi USD2,4 miliar (Rp34 triliun).

Pfizer mengatakan bahwa awal bulan ini mereka melihat tanda-tanda berkurangnya efektivitas vaksin Covid yang dibuat oleh perusahaan medis Jerman BioNTech.

Karena itu, sekarang mereka sedang berencana untuk meminta Food and Drug Administration (FDA) untuk menyetujui dosis booster. Mereka juga sedang mengembangkan dosis booster yang menarget secara khusus varian delta.

Seperti di ketahui Pemerintah Israel menyebut bahwa efektivitas Pfizer ternyata menurut setelah tiga bulan. Penurunannya cukup drastis, karena efektivitasnya jadi hanya dibawah 20 persen saja terhadap Covid-19. Karena itu perlu ada booster.

Meski demikian, Centers for Disease Control (CDC) di Amerika dan World Health Organization (WHO) tidak merekomendasikan adanya Covid Booster.

Direktur Imunisasi WHO Dr. Kate O’Brien menjelaskan bahwa pihaknya menegaskan bahwa pihaknya masih perlu melakukan riset apakah suntikan Covid booster ini diperlukan untuk meningkatkan kekebalan/proteksi terhadap Covid-19.

”Sampai saat ini kami belum memiliki informasi yang cukup untuk memberikan rekomendasi,” ungkapnya. ”Ini adalah topik yang sensitif. Karena ada banyak sekali riset yang saat ini sedang berjalan yang nantinya hasilnya bisa digunakan sebagai rekomendasi. Tapi, sekarang belum ada,” katanya.

Pfizer menyebut bahwa masyarakt perlu dosis ketiga vaksin booster setelah 12 bulan untuk menjaga proteksi yang lebih baik terhadap Covid-19. Namun, dengan menyebarnya varian Delta yang masif, Bourla mengatakan bahwa mungkin saja dosis ketiga itu bisa dibutuhkan lebih cepat.

Pfizer mengatakan bahwa awal Agustus, mereka berharap bisa mendapatkan izin dari FDA untuk menggunakan dosis booster Covid-19. Dalam waktu yang sama, mereka juga melakukan studi klinis terhadap vaksin terbaru yang khusus dirancang untuk varian Delta.


”Kami berharap respon positif dari FDA, untuk mengantisipasi penggunaan booster secara darurat,” beber Chief Scientific Officer Mikael Dolsten.

Pada 2019, pendapatan Pfizer adalah USD51,8 miliar sedangkan pada 2021, mereka menargetkan pendapatan USD78 miliar-USD80 miliar, naik dari target awal yang USD70,5 miliar-Rp72,5 miliar.
(dan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1292 seconds (0.1#10.140)