Hasil Riset Vaksin Pfizer Efektif 90 Persen Lawan Mutasi Afsel
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kabar terbaru terkait efikasi vaksin Covid-19 buatan Pfizer-BioNTech satu ini, jadi angin segar di tengah situasi pandemi.
Dari studi yang dilakukan Pfizer-BioNTech, seperti dilapor USA Today, Jumat (2/4/2021) vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech disebut punya efikasi atau efektif hingga 90 persen untuk melindungi manusia dari mutasi varian virus corona yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, B.1.351.
Studi ini digelar dengan melibatkan 800 orang peserta dari Afrika Selatan, dan 9 orang di antaranya positif Covid-19 yang semuanya ditempatkan dalam kelompok placebo. Pfizer-BioNTech kemudian mengurutkan gen dari kesembilan orang yang terinfeksi dan menemukan bahwa enam di antaranya adalah milik varian B.1.351.
Ugur Sahin, CEO dan salah satu pendiri BioNTech menyebutkan vaksin Pfizer-BioNTech ini secara efektif mampu memberikan proteksi terhadap varian virus corona yang saat ini tengah beredar di dunia.
"Data ini juga menunjukkan hasil klinis pertama bahwa vaksin bisa secara efektif melindungi dari varian yang beredar saat ini. Ini faktor penting untuk mencapai herd immunity dan mengakhiri pandemi di populasi dunia ini,” kata Ugur Sahin.
Selain itu, dalam studi yang sama juga memperlihatkan bahwa enam bulan setelah disuntikkan dosis kedua vaksin Pfizer-BioNTech sebagai bagian dari uji klinis pada 46.000 orang. Para relawan tetap lebih dari 90% terlindungi dari gejala Covid-19 dan bahkan lebih terlindungi dari penyakit parah.
Sementara dari 927 orang peserta uji coba yang positif Covid-19 lebih dari seminggu setelah dosis kedua, hanya 77 di antaranta yang menerima vaksin aktif, dibandingkan dengan 850 yang mendapat plasebo.
Selain itu, disebutkan pula sejauh ini hingga enam bulan pasca suntikan vaksin yang kedua, tidak ada masalah keamanan yang serius di antara 12.000 orang relawan. Namun, tak menampik tetap banyak di antaranya yang memiliki efek samping jangka pendek khas vaksinasi contohnya kelelahan dan nyeri pada lengan.
Data baru dari hasil studi vaksin teranyar Pfizer-BioNTech tersebut, disebutkan berpeluang dinilai cukup untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) agar bisa mendapatkan persetujuan penuh.
Dari studi yang dilakukan Pfizer-BioNTech, seperti dilapor USA Today, Jumat (2/4/2021) vaksin Covid-19 yang diproduksi oleh Pfizer-BioNTech disebut punya efikasi atau efektif hingga 90 persen untuk melindungi manusia dari mutasi varian virus corona yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan, B.1.351.
Studi ini digelar dengan melibatkan 800 orang peserta dari Afrika Selatan, dan 9 orang di antaranya positif Covid-19 yang semuanya ditempatkan dalam kelompok placebo. Pfizer-BioNTech kemudian mengurutkan gen dari kesembilan orang yang terinfeksi dan menemukan bahwa enam di antaranya adalah milik varian B.1.351.
Ugur Sahin, CEO dan salah satu pendiri BioNTech menyebutkan vaksin Pfizer-BioNTech ini secara efektif mampu memberikan proteksi terhadap varian virus corona yang saat ini tengah beredar di dunia.
"Data ini juga menunjukkan hasil klinis pertama bahwa vaksin bisa secara efektif melindungi dari varian yang beredar saat ini. Ini faktor penting untuk mencapai herd immunity dan mengakhiri pandemi di populasi dunia ini,” kata Ugur Sahin.
Selain itu, dalam studi yang sama juga memperlihatkan bahwa enam bulan setelah disuntikkan dosis kedua vaksin Pfizer-BioNTech sebagai bagian dari uji klinis pada 46.000 orang. Para relawan tetap lebih dari 90% terlindungi dari gejala Covid-19 dan bahkan lebih terlindungi dari penyakit parah.
Sementara dari 927 orang peserta uji coba yang positif Covid-19 lebih dari seminggu setelah dosis kedua, hanya 77 di antaranta yang menerima vaksin aktif, dibandingkan dengan 850 yang mendapat plasebo.
Selain itu, disebutkan pula sejauh ini hingga enam bulan pasca suntikan vaksin yang kedua, tidak ada masalah keamanan yang serius di antara 12.000 orang relawan. Namun, tak menampik tetap banyak di antaranya yang memiliki efek samping jangka pendek khas vaksinasi contohnya kelelahan dan nyeri pada lengan.
Data baru dari hasil studi vaksin teranyar Pfizer-BioNTech tersebut, disebutkan berpeluang dinilai cukup untuk memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) agar bisa mendapatkan persetujuan penuh.
(wbs)