Siap Gantikan Delta, Ahli 'Peras Keringat' untuk Hadapi Varian C.37

Minggu, 15 Agustus 2021 - 19:07 WIB
loading...
Siap Gantikan Delta, Ahli Peras Keringat untuk Hadapi Varian C.37
Ilustrasi varian baru COVID-19 yang disebut kebal terhadap Vaksin. FOTO/ IST
A A A
NEW YORK - Setelah digempur Varian Delta para ahli harus peras keringat (Kerja keras) guna menghadapi Varian yang lebih ganas dari Delta yakni Varian C.37 atau Lambda .

Scientific Advisory Group for Emergencies atau Kelompok Penasihat Ilmiah untuk Keadaan Darurat Pemerintah Inggris (SAGE) mengeluarkan laporan pada 30 Juli, yang menyatakan bahwa “hampir pasti” akan ada varian dari virus corona baru yang “membuat vaksin saat ini gagal”. BACA JUGA - Para Ahli Pastikan Varian C.37 Mudah Tembus Orang yang Sudah Divaksin COVID-19

Sedangkan Direktur CDC AS, Rochelle Walensky juga mengungkapkan pada konferensi pers tentang kekhawatiran terbesar adalah bahwa setelah varian Delta, “varian baru mungkin muncul berikutnya dan menghindari perlindungan vaksin.”

Mengapa varian Delta masih mengamuk di seluruh dunia, dan para ilmuwan sudah khawatir dengan virus varian baru? Saat ini, perlindungan vaksin terhadap varian Delta telah menurun.

Apakah virus varian baru akan muncul untuk membatalkan vaksin saat ini? Sebuah analisis rinci oleh Dong Yuhong, seorang ahli virologi Eropa dan ilmuwan kepala dari sebuah perusahaan bioteknologi.

Keberadaan simultan dari “prevalensi virus tinggi” dan “tingkat vaksinasi tinggi” saat ini menciptakan kondisi objektif untuk kemungkinan munculnya varian virus yang dapat lolos dari kekebalan vaksin.

Seperti dilansir dari New York Post dalam sebuah laporan oleh organisasi biologis bioRxiv, para peneliti di Jepang memperingatkan bahwa varian C.37 sama menularnya dengan varian Delta karena mutasi.

Varian ini telah menyebar ke 26 negara termasuk wabah besar di Chili, Peru, Argentina dan Ekuador.
Ads by

"Tingkat vaksinasi di Chili tinggi dan persentase individu yang telah diberikan setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 adalah sekitar 60 persen.

"Namun, lonjakan besar dalam jumlah kasus terjadi di Chili pada musim semi tahun ini yang menunjukkan bahwa varian Lambda mampu melewati kekebalan tubuh yang berasal dari vaksin," tulis para peneliti.

Menurut catatan pelacakan varian Global Initiative on All Influenza Data Sharing (GISAID), varian Lambda diperkirakan muncul di Amerika Selatan antara November dan Desember tahun lalu dan sejak itu, telah terdeteksi di beberapa negara di Eropa, Amerika Utara. dan beberapa kasus terisolasi di Asia. .

Scientific Advisory Group for Emergencies percaya bahwa virus mutan akan terus muncul dan hampir pasti akan menyebabkan kegagalan vaksin saat ini.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1308 seconds (0.1#10.140)