Penemu PCR Kary Mullis Tidak Akan Menyangka Temuannya Mengubah Dunia
loading...
A
A
A
AMERIKA - Penemu PCR Kary Mullis meninggal dunia tak lama sebelum pandemi Covid-19 menghantam dunia. Ia mungkin tidak akan menyangka bahwa temuannya itu bakal mengubah dunia.
Polymerase Chain Reaction atau PCR adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi penderita Covid-19.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau harga layanan tes Covid-19 diturunkan. PT Kimia Farma Tbk, menyebut bahwa sudah menurunkan tes PCR dari Rp900.000 menjadi Rp500.000 mulai besok. Acuan tertinggi tes PCR Rp495.000 di Jawa-Bali dan Rp525.000 di daerah lain terhitung sejak Selasa (17/8) besok.
Tes PCR dianggap sebagai teknik pengujian sampel virus paling efektif untuk menghadapi virus corona, SARS-CoV-2, penyebab Covid-
19.
Menariknya, tes ini ditemukan oleh Kary Mullis pada era 1980an. Mullis adalah seorang ahli biokimia asal Amerika.
Pada 1983, ia memiliki ide untuk melakukan teknik pengujian DNA. Mullis menyadari penggunaan DNA polimerase berulang akan memicu reaksi berantai yang akan memperkuat segmen DNA tertentu. Yang kemudian disebut sebagai PCR tes.
PCR tes menggunakan berbagai sumber DNA untuk mengetahui jika seseorang terkena Covid-19, antara lain lewat kulit, rambut, air liur, hingga darah.
Gara-gara penemuannya itu, ia mendapat Hadiah Nobel Kimia pada 1993.
Pada 1998, Washington Post menggambarkan sosok Mullis sebagai sosok yang "nyentrik" di kalangan ilmuwan dan juga sangat
flamboyan.
Polymerase Chain Reaction atau PCR adalah tes yang digunakan untuk mendeteksi penderita Covid-19.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau harga layanan tes Covid-19 diturunkan. PT Kimia Farma Tbk, menyebut bahwa sudah menurunkan tes PCR dari Rp900.000 menjadi Rp500.000 mulai besok. Acuan tertinggi tes PCR Rp495.000 di Jawa-Bali dan Rp525.000 di daerah lain terhitung sejak Selasa (17/8) besok.
Tes PCR dianggap sebagai teknik pengujian sampel virus paling efektif untuk menghadapi virus corona, SARS-CoV-2, penyebab Covid-
19.
Menariknya, tes ini ditemukan oleh Kary Mullis pada era 1980an. Mullis adalah seorang ahli biokimia asal Amerika.
Pada 1983, ia memiliki ide untuk melakukan teknik pengujian DNA. Mullis menyadari penggunaan DNA polimerase berulang akan memicu reaksi berantai yang akan memperkuat segmen DNA tertentu. Yang kemudian disebut sebagai PCR tes.
PCR tes menggunakan berbagai sumber DNA untuk mengetahui jika seseorang terkena Covid-19, antara lain lewat kulit, rambut, air liur, hingga darah.
Gara-gara penemuannya itu, ia mendapat Hadiah Nobel Kimia pada 1993.
Pada 1998, Washington Post menggambarkan sosok Mullis sebagai sosok yang "nyentrik" di kalangan ilmuwan dan juga sangat
flamboyan.