Mengapa Banyak Patung Romawi dan Yunani Kuno yang Tidak Memiliki Hidung?

Minggu, 19 Mei 2024 - 07:36 WIB
loading...
Mengapa Banyak Patung...
Patung Romawi dan Yunani Kuno yang Tidak Memiliki Hidung?. FOTO/ IFL SCIENCE
A A A
MILAN - Hilangnya hidung pada patung-patung Romawi dan Yunani kuno memang merupakan fenomena yang menarik. Hal ini juga menjadi sebuah misteri yang telah memukau para arkeolog dan sejarawan selama berabad-abad.

BACA JUGA - Yunani-Turki Bertempur di Dunia Maya

Bahan yang paling umum digunakan untuk patung Yunani dan Romawi adalah marmer. Marmer, meskipun kuat, rentan terhadap pelapukan dan erosi seiring waktu.

Faktor-faktor seperti air, angin, dan fluktuasi suhu dapat menyebabkan permukaan marmer hancur, secara bertahap mengikis fitur yang menonjol seperti hidung.

Patung-patung kuno telah menjadi sasaran vandalisme selama berabad-abad. Orang mungkin dengan sengaja merusak hidung patung karena berbagai alasan, seperti vandalisme agama, vandalisme politik, atau hanya untuk bersenang-senang.

Hidung patung yang terbuat dari bahan berharga seperti emas atau perunggu mungkin menjadi sasaran pencurian.

Dalam beberapa budaya kuno, diyakini bahwa merusak gambar dewa atau pahlawan dapat menghilangkan kekuatannya. Hal ini dapat menjelaskan mengapa beberapa patung dihancurkan secara sistematis, termasuk hidungnya.

Beberapa budaya kuno memiliki kepercayaan animisme, di mana mereka percaya bahwa benda mati memiliki roh. Merusak hidung patung mungkin merupakan cara untuk "membunuh" roh tersebut.

Patung-patung kuno terkadang dihancurkan atau diukir kembali untuk digunakan sebagai bahan bangunan atau karya seni lainnya. Dalam prosesnya, hidung patung mungkin hilang.

Dalam upaya untuk melestarikan patung-patung kuno, beberapa restorasi di masa lalu mungkin telah dilakukan dengan buruk, menyebabkan kerusakan atau hilangnya hidung.

Penting untuk dicatat bahwa tidak ada satu penjelasan tunggal yang dapat menjelaskan hilangnya hidung pada semua patung Romawi dan Yunani kuno. Kemungkinan besar, kombinasi dari faktor-faktor yang disebutkan di atas berkontribusi pada fenomena ini.

Para arkeolog dan sejarawan terus mempelajari patung-patung kuno ini untuk lebih memahami bagaimana dan mengapa patung-patung itu dibuat, makna simbolisnya, dan bagaimana patung-patung itu telah diperlakukan selama berabad-abad
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1750 seconds (0.1#10.140)