Ahli Imunologi Ungkap Vaksin Ini Mampu Melindungi dari Varian Delta

Selasa, 17 Agustus 2021 - 12:10 WIB
loading...
Ahli Imunologi Ungkap Vaksin Ini Mampu Melindungi dari Varian Delta
Berdasakan penelitian yang dilakukan terhadap 24 sukarelawan di Amerika Serikat, diketahui kalau vaksin Covid-19 ini mampu melindungi dari serangan varian delta sekalipun. Foto/dok
A A A
NEW YORK - Berdasakan penelitian yang dilakukan terhadap 24 sukarelawan di Amerika Serikat, diketahui kalau vaksin Covid-19 ini mampu melindungi dari serangan varian delta sekalipun.

Dikutip dari CNN, Selasa (17/8/2021), ahli imunologi Nicole Doria-Rose dan rekan di NIH's National Institute of Allergy and Infectious Diseases mengatakan, vaksin Covid-19 Moderna melindungi orang setidaknya selama enam bulan dan kemungkinan lebih lama. Vaksin ini bahkan bisa bereaksi terhadap varian delta.



"Antibodi pengikat tingkat tinggi yang mengenali semua varian yang diuji, termasuk B.1.351 (Beta) dan B.1.617.2 (Delta), dipertahankan pada semua subjek selama periode waktu ini," ahli imunologi Nicole Doria-Rose dan rekan di NIH's National Institute of Allergy and Infectious Diseases menulis dalam laporan mereka yang diterbitkan dalam jurnal Science.

Mereka menguji darah dari 24 sukarelawan yang divaksinasi penuh pada empat minggu setelah dosis pertama vaksin Moderna. Kemudian pada mereka yang telah divaksinasi penuh dengan dua dosis hingga enam bulan.

"Pada puncak respons terhadap dosis vaksin kedua, semua individu memiliki respons terhadap semua varian," tulis tim tersebut. Dua minggu setelah dosis kedua vaksin Moderna, semua sampel darah menetralkan semua varian, termasuk varian delta .

Enam bulan setelah dosis kedua, lebih dari setengah sampel darah mempertahankan antibodi yang sepenuhnya menetralkan sampel varian Beta. Tetapi pada enam bulan, 96% sampel memiliki respons antibodi penuh terhadap varian Delta, tim menemukan.

Varian yang berbeda memiliki mutasi genetik yang berbeda, jadi mereka juga mengujinya satu per satu. Penyebab utama dalam respon imun yang lebih lemah adalah mutasi E484K, yang terlihat pada varian virus Beta, Gamma dan Iota, tetapi tidak pada Delta.



“Sementara studi tambahan akan diperlukan untuk mengatasi dampak varian baru yang pasti akan muncul di area infeksi virus yang intens, data kami mendorong penggunaan vaksin ini dalam menghadapi variasi virus,” tulis mereka.

Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS siap untuk mengesahkan dosis booster untuk orang yang tidak pernah memiliki banyak respon imun terhadap dua dosis pertama vaksin Moderna dan Pfizer yang menggunakan teknologi mRNA serupa.
(ysw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4070 seconds (0.1#10.140)