Mengenal Jupiter, Benda Langit Terbesar Kedua di Tata Surya setelah Matahari

Minggu, 29 Agustus 2021 - 08:02 WIB
loading...
A A A
Atas dasar inilah Jupiter kerap dianggap sebagai bintang gagal. Namun, Andi menjelaskan bahwa bintang dan planet lahir dari dua mekanisme yang jauh berbeda. Bintang lahir ketika materi sangat padat di awan molekul antar bintang mulai runtuh oleh gravitasinya sendiri.

Runtuhnya awan gas dan debu ini menyebabkan materi ini berputar dan menarik lebih banyak materi lain dari awan di sekelilingnya sehingga menciptakan piringan akresi bintang.

“Seiring bertambahnya massa dan juga gravitasi, inti bintang yang masih sangat muda mengalami tekanan sangat besar sehingga inti bintang ini menjadi semakin panas dan sangat mampat. Dari sinilah reaksi fusi termonuklir dimulai. Setelah bintang selesai mengakresi materi di sekelilingnya, banyak piringan akresi yang tersisa. Dari sinilah planet terbentuk," ujar Andi.

Astronom mengira bahwa Jupiter berasal dari akresi butiran-butiran protoplanet (pebble accretion), yang diawali dari butiran-butiran kecil batuan es dan debu di dalam piringan. Ketika butiran-butiran ini mengelilingi bintang yang masih sangat muda, butiran-butiran tersebut mulai bertabrakan dan tarik-menarik dikarenakan gaya listrik statis.

Butiran-butiran ini kemudian membentuk gumpalan yang cukup besar dengan massa 10 kali massa Bumi. Oleh karena itu, butiran-butiran dapat menarik gas di sekeliling piringan tersebut.



"Sejak saat itu, Jupiter berkembang secara bertahap hingga massanya mencapai seperti saat ini, 318 kali massa Bumi atau seperseribu massa Matahari," imbuh Andi.

Andi melanjutkan, ketika Jupiter selesai menarik materi di sekelilingnya, dan massa yang dibutuhkan masih cukup jauh untuk membentuk fusi termonuklir hidrogen, Jupiter berhenti berkembang. Dalam artian, Jupiter tidak akan mencapai massa lebih besar dibandingkan dengan saat ini.

Pesona Jupiter yang luar biasa inilah yang memunculkan ide untuk mengeksplorasi Jupiter lebih lanjut. Misi eksplorasi Jupiter diawali oleh Pioneer 10 pada tahun 1973 dan disusul Pioneer 11 yang melintasi Jupiter setahun setelahnya.

Wahana Voyager 1 dan 2 yang diluncurkan di tahun 1979 oleh NASA menyelidiki permukaan Jupiter lebih dekat. Tidak hanya itu saja, kedua wahana ini juga memetakan permukaan satelit alami Jupiter dan menemukan cincin tipis Jupiter yang redup.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2432 seconds (0.1#10.140)