Proses Terbentuknya Jupiter Seandainya sebuah Bintang

Jum'at, 03 September 2021 - 22:17 WIB
loading...
A A A
Reaksi ini bersifat endoterm atau menerima kalor ke lingkungan. Oleh karenanya, unsur-unsur yang lebih ringan akan lebih mudah mengalami fusi nuklir.

Sebaliknya, unsur-unsur yang lebih berat seperti uranium dan plutonium akan lebih mudah mengalami fisi nuklir.

"Artinya proses yang berkebalikan dari fusi nuklir yakni ketika inti atom meluruh menjadi bagian-bagian yang lebih kecil," tambah Andi.

Energi yang dihasilkan oleh reaksi nuklir cenderung lebih besar dibandingkan dengan reaksi kimia, karena energi ikat kedua inti atom jauh lebih besar dibandingkan dengan energi yang menahan elektron ke inti atom.

Sebagai contoh, energi ionisasi yang diperoleh dari penambahan elektron ke hidrogen sebesar 13,6 elektronvolt, lebih kecil dari sepersejuta kali energi yang dilepas oleh reaksi Deuterium-Tritium (D-T) sebesar 17 MeV.

Fusi nuklir alami yang terjadi di luar Bumi lazim dijumpai di dalam bintang. Proses ini tidak melibatkan reaksi kimia apapun. Tetapi dapat disebut juga sebagai pembakaran.

Secara umum, pembakaran hidrogen dibagi menjadi dua berdasarkan massa bintang. Pertama, reaksi Rantai Proton-Proton (pp), terjadi oleh Matahari maupun bintang yang bermassa lebih kecil dari Matahari.

Jupiter hipotesis yang berinti cair juga akan mengalami reaksi ini karena massanya 1/77 kali massa Matahari.

Kedua, siklus CNO (karbon-nitrogen-oksigen, atau daur cc), terjadi oleh bintang yang bermassa lebih besar dari Matahari.

Tidak seperti rangkaian reaksi pertama, di akhir rangkaian kedua 12C tidak terbentuk kembali, tetapi menghasilkan 14N. Neutrino yang dilepaskan membawa energi setidaknya 0,94 MeV.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1812 seconds (0.1#10.140)