China Luncurkan Gelombang Misi Luar Angkasa, Sepekan Ada Pengiriman 4 Satelit
loading...
A
A
A
TAIYUAN - China telah meluncurkan empat misi luar angkasa dari tiga pangkalan antariksa berbeda dalam rentang waktu seminggu. Empat misi peluncuran roket ini menambah jumlah total upaya peluncuran misi ke luar angkasa China tahun ini menjadi 47 kali, termasuk jumlah dua yang gagal.
Peluncuran misi ke luar angkasa mengangkut kargo ke orbit untuk komunikasi militer, pengawasan radar, dan pencitraan optik. Dikutip dari laman spaceflightnow, Rabu (1/12/2021), gelombang peluncuran dimulai pada 20 November 2021 dengan peluncuran roket Long March 4B dari pangkalan peluncuran Taiyuan di provinsi Shanxi, di Cina utara.
Roket Long March 4B membawa satelit penginderaan jauh optik resolusi tinggi. Satelit ini adalah yang ketiga dari serangkaian satelit observasi Bumi kelas Gaofen 11. China telah merilis sedikit informasi tentang desain atau kemampuan satelit Gaofen 11. Satelit ini akan memberikan penampakan survei tanah, perencanaan kota, desain jaringan jalan, pemantauan pertanian, dan pencegahan dan mitigasi bencana.
Jenis satelit Gaofen lainnya tujuan kepentingan sipil, tetapi seri Gaofen 11 mungkin dirancang untuk melayani kebutuhan militer China atau memiliki tujuan ganda. Satelit ini Gaofen 11-03 mengorbit di ketinggian antara 151 mil (243 kilometer) dan 432 mil (695 kilometer) di atas Bumi.
Tiga hari kemudian, pada 23 November 2021 China meluncurkan Long March 4C dari pusat ruang angkasa Jiuquan di Gurun Gobi di barat laut China. Peluncuran roket ini membawa satelit penginderaan jauh Gaofen lainnya bernama Gaofen 3-02. (Baca juga; China Luncurkan Satelit Komunikasi Militer Taktis )
Roket Long March 4C, yang terdiri dari tiga bagian, mengantarkan satelit Gaofen 3-02 ke orbit dengan ketinggian sekitar 470 mil (760 kilometer) dan kemiringan 98,4 derajat ke khatulistiwa. Satelit Gaofen 3-02 yang dioperasikan untuk kepentingan sipil menangkap citra Bumi dalam segala cuaca dengan resolusi tinggi.
Satelit ini membawa radar aperture sintetis C-band, memiliki berat hampir 3 metrik ton – sekitar 6.500 pon. Satelit ini akan membantu pihak berwenang China merespons bencana alam seperti gempa bumi dan banjir dengan lebih baik. (Baca juga; Taikonot Wang Yaping Pamer Foto dari Luar Angkasa )
Satelit baru akan fokus pada pengumpulan citra siang dan malam, terlepas dari kondisi cuaca. Kemampuan pencitraan radar segala cuaca akan memberikan informasi terbaru meskipun terhalang awan atau hujan yang tidak mampu ditebus kamera optik ruang angkasa.
Selanjutnya, 48 jam kemudian, China meluncurkan roket Kuaizhou 1A berbahan bakar padat dari Jiuquan. Kuaizhou 1A membawa muatan misterius bernama Shiyan 11 untuk menyebarkan sejumlah satelit berukuran kecil di luar angkasa. (Baca juga; 3 Taikonot China Siap Melakukan Misi Space Walk )
Data militer Amerika Serikat (AS) menunjukkan satelit Shiyan 11 berada di orbit kutub setinggi 310 mil (500 kilometer). Pejabat China merilis beberapa rincian tentang Shiyan 11. Menurut CASC, satelit digunakan untuk pencitraan tanah, perencanaan kota, estimasi hasil panen, dan pemantauan bencana.
Tetapi keluarga satelit Shiyan China biasanya digunakan untuk demonstrasi teknologi atau eksperimen ilmiah. Beberapa satelit mungkin menggunakan nama Shiyan sebagai kedok untuk kegiatan klandestin yang berhubungan dengan militer. (Baca juga; Miliarder Jepang Meluncur ke Ruang Angkasa 8 Desember, Jalani Serangkaian Latihan Berat )
Peluncuran keempat, terjadi pada 26 November 2021 dari pelabuhan antariksa Xichang di Provinsi Sichuan di barat daya China. Roket Long March 3B yang diluncurkan memuat satelit komunikasi Zhongxing 1D atau Chinasat 1D, kemudian ditempatkan dalam orbit transfer geostasioner elips yang membentang sejauh 22.264 mil (35.831 kilometer) dari Bumi.
Analis independen menduga, Zhongxing 1D kemungkinan merupakan satelit komunikasi untuk militer China. Pesawat ruang angkasa akan menggunakan sistem propulsi on-board untuk mengedarkan orbitnya pada ketinggian geostasioner lebih dari 22.000 mil di atas khatulistiwa. Posisi ini, satelit Zhongxing 1D akan menyamai rotasi Bumi, melayang di atas posisi geografis tetap untuk menyediakan komunikasi tanpa gangguan kepada militer.
Peluncuran misi ke luar angkasa mengangkut kargo ke orbit untuk komunikasi militer, pengawasan radar, dan pencitraan optik. Dikutip dari laman spaceflightnow, Rabu (1/12/2021), gelombang peluncuran dimulai pada 20 November 2021 dengan peluncuran roket Long March 4B dari pangkalan peluncuran Taiyuan di provinsi Shanxi, di Cina utara.
Roket Long March 4B membawa satelit penginderaan jauh optik resolusi tinggi. Satelit ini adalah yang ketiga dari serangkaian satelit observasi Bumi kelas Gaofen 11. China telah merilis sedikit informasi tentang desain atau kemampuan satelit Gaofen 11. Satelit ini akan memberikan penampakan survei tanah, perencanaan kota, desain jaringan jalan, pemantauan pertanian, dan pencegahan dan mitigasi bencana.
Jenis satelit Gaofen lainnya tujuan kepentingan sipil, tetapi seri Gaofen 11 mungkin dirancang untuk melayani kebutuhan militer China atau memiliki tujuan ganda. Satelit ini Gaofen 11-03 mengorbit di ketinggian antara 151 mil (243 kilometer) dan 432 mil (695 kilometer) di atas Bumi.
Tiga hari kemudian, pada 23 November 2021 China meluncurkan Long March 4C dari pusat ruang angkasa Jiuquan di Gurun Gobi di barat laut China. Peluncuran roket ini membawa satelit penginderaan jauh Gaofen lainnya bernama Gaofen 3-02. (Baca juga; China Luncurkan Satelit Komunikasi Militer Taktis )
Roket Long March 4C, yang terdiri dari tiga bagian, mengantarkan satelit Gaofen 3-02 ke orbit dengan ketinggian sekitar 470 mil (760 kilometer) dan kemiringan 98,4 derajat ke khatulistiwa. Satelit Gaofen 3-02 yang dioperasikan untuk kepentingan sipil menangkap citra Bumi dalam segala cuaca dengan resolusi tinggi.
Satelit ini membawa radar aperture sintetis C-band, memiliki berat hampir 3 metrik ton – sekitar 6.500 pon. Satelit ini akan membantu pihak berwenang China merespons bencana alam seperti gempa bumi dan banjir dengan lebih baik. (Baca juga; Taikonot Wang Yaping Pamer Foto dari Luar Angkasa )
Satelit baru akan fokus pada pengumpulan citra siang dan malam, terlepas dari kondisi cuaca. Kemampuan pencitraan radar segala cuaca akan memberikan informasi terbaru meskipun terhalang awan atau hujan yang tidak mampu ditebus kamera optik ruang angkasa.
Selanjutnya, 48 jam kemudian, China meluncurkan roket Kuaizhou 1A berbahan bakar padat dari Jiuquan. Kuaizhou 1A membawa muatan misterius bernama Shiyan 11 untuk menyebarkan sejumlah satelit berukuran kecil di luar angkasa. (Baca juga; 3 Taikonot China Siap Melakukan Misi Space Walk )
Data militer Amerika Serikat (AS) menunjukkan satelit Shiyan 11 berada di orbit kutub setinggi 310 mil (500 kilometer). Pejabat China merilis beberapa rincian tentang Shiyan 11. Menurut CASC, satelit digunakan untuk pencitraan tanah, perencanaan kota, estimasi hasil panen, dan pemantauan bencana.
Tetapi keluarga satelit Shiyan China biasanya digunakan untuk demonstrasi teknologi atau eksperimen ilmiah. Beberapa satelit mungkin menggunakan nama Shiyan sebagai kedok untuk kegiatan klandestin yang berhubungan dengan militer. (Baca juga; Miliarder Jepang Meluncur ke Ruang Angkasa 8 Desember, Jalani Serangkaian Latihan Berat )
Peluncuran keempat, terjadi pada 26 November 2021 dari pelabuhan antariksa Xichang di Provinsi Sichuan di barat daya China. Roket Long March 3B yang diluncurkan memuat satelit komunikasi Zhongxing 1D atau Chinasat 1D, kemudian ditempatkan dalam orbit transfer geostasioner elips yang membentang sejauh 22.264 mil (35.831 kilometer) dari Bumi.
Analis independen menduga, Zhongxing 1D kemungkinan merupakan satelit komunikasi untuk militer China. Pesawat ruang angkasa akan menggunakan sistem propulsi on-board untuk mengedarkan orbitnya pada ketinggian geostasioner lebih dari 22.000 mil di atas khatulistiwa. Posisi ini, satelit Zhongxing 1D akan menyamai rotasi Bumi, melayang di atas posisi geografis tetap untuk menyediakan komunikasi tanpa gangguan kepada militer.
(wib)