Mirip Bom Hiroshima, Gelombang Panas Gunung Vesuvius di Pompeii Bikin Meleleh Kota Herculaneum
loading...
A
A
A
KEDAHSYATAN letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 Masehi di Herculaneum, kota pantai Romawi kuno bertetangga dengan Pompeii, mirip dengan bom atom di Kota Hiroshima, Jepang pada Perang Dunia Kedua.
Begitulah panasnya gelombang piroklastik yang dihasilkan letusan Gunung Vesuvius, sekitar 400 dan 500 derajat Celcius, mengakibatkan bagian dalam tubuh manusia, seperti otak dan darah, langsung mendidih.
“Sisa tubuh korban ditemukan dalam kondisi yang mirip dengan di Hiroshima. Anda benar-benar merasakan horor dan tragedi,” kata Domenico Camardo, seorang arkeolog Italia di proyek konservasi Herculaneum dikutip SINDOnews dari laman theguardian, Kamis (2/12/2021).
Camardo menambahkan saat ini sisa-sisa tubuh korban akibat letusan Gunung Vesuvius ditemukan di pantai kota kuno itu pada Oktober 2021. Para arkeolog menduga pria yang jadi korban itu berusia antara 40 dan 45 tahun. Dia tewas hanya beberapa langkah dari laut saat mencoba menghindari letusan Gunung Vesuvius.
Arkeolog juga menemukan tas kulit kecil berisi kotak kayu dan sebuah cincin besi atau perunggu. Diduga pria itu ingin menyelamatkan barang berharga yang dimiliki. “Dia mungkin ingin pergi sambil membawa hartanya,” kata Nunzia Laino, seorang konservator yang menganalisis sisa-sisa tubuh korban dan memindahkan ke laboratorium.
Para arkeolog juga melihat bahwa tulang korban berwarna kemerahan, yang diperkirakan bekas noda darah. Penemuan ini dilakukan selama penggalian arkeologi pertama di Kota Herculaneum, situs yang jauh lebih kecil dan kurang terkenal dibandingkan Pompeii.
Untuk wilayah Pompeii yang bertetangga dengan Herculaneum, sudah hampir tiga dejade dilakukan penggalian. Camardo mengatakan, dampak letusan Gunung Vesuvius yang menghantam Herculaneum berbeda dengan di Pompeii. (Baca juga; Bergemuruh, Ahli Prediksi Kekuatan Letusan Gunung Berapi Yellowstone Melebihi 1.000 Bom Atom )
“Pompeii dihancurkan oleh hujan abu dan lapillus, yang menguburnya sejauh tiga atau empat meter. Sebaliknya, Herculaneum pertama kali dihancurkan oleh awan piroklastik dengan suhu lebih dari 400 derajat celsius. Suhu panas membakar pohon, penduduk, dan semua bentuk kehidupan lainnya,” kata
Para arkeolog menemukan sisa-sisa buronan yang terkubur oleh letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M di Herculaneum. Penggalian pada tahun 1980-an dan 90-an menemukan kerangka lebih dari 300 korban yang masih utuh tertimbun di gudang perahu. (Baca juga; 6 Bulan Meletus, Gunung Berapi Islandia Mendadak Berhenti Muntahkan Lava )
Kemungkinan mereka berlindung sementara, sambil menunggu untuk diselamatkan melalui jalur laut. Sisa-sisa tubuh seorang prajurit yang diyakini berada di antara tentara Pliny the Elder ditemukan pada 1980-an, dekat dengan penemuan terbaru. Prajurit ini diperkirakan seorang komandan angkatan laut Romawi yang berusaha menyelamatkan penduduk Pompeii dan Herculaneum.
Begitulah panasnya gelombang piroklastik yang dihasilkan letusan Gunung Vesuvius, sekitar 400 dan 500 derajat Celcius, mengakibatkan bagian dalam tubuh manusia, seperti otak dan darah, langsung mendidih.
“Sisa tubuh korban ditemukan dalam kondisi yang mirip dengan di Hiroshima. Anda benar-benar merasakan horor dan tragedi,” kata Domenico Camardo, seorang arkeolog Italia di proyek konservasi Herculaneum dikutip SINDOnews dari laman theguardian, Kamis (2/12/2021).
Camardo menambahkan saat ini sisa-sisa tubuh korban akibat letusan Gunung Vesuvius ditemukan di pantai kota kuno itu pada Oktober 2021. Para arkeolog menduga pria yang jadi korban itu berusia antara 40 dan 45 tahun. Dia tewas hanya beberapa langkah dari laut saat mencoba menghindari letusan Gunung Vesuvius.
Arkeolog juga menemukan tas kulit kecil berisi kotak kayu dan sebuah cincin besi atau perunggu. Diduga pria itu ingin menyelamatkan barang berharga yang dimiliki. “Dia mungkin ingin pergi sambil membawa hartanya,” kata Nunzia Laino, seorang konservator yang menganalisis sisa-sisa tubuh korban dan memindahkan ke laboratorium.
Para arkeolog juga melihat bahwa tulang korban berwarna kemerahan, yang diperkirakan bekas noda darah. Penemuan ini dilakukan selama penggalian arkeologi pertama di Kota Herculaneum, situs yang jauh lebih kecil dan kurang terkenal dibandingkan Pompeii.
Untuk wilayah Pompeii yang bertetangga dengan Herculaneum, sudah hampir tiga dejade dilakukan penggalian. Camardo mengatakan, dampak letusan Gunung Vesuvius yang menghantam Herculaneum berbeda dengan di Pompeii. (Baca juga; Bergemuruh, Ahli Prediksi Kekuatan Letusan Gunung Berapi Yellowstone Melebihi 1.000 Bom Atom )
“Pompeii dihancurkan oleh hujan abu dan lapillus, yang menguburnya sejauh tiga atau empat meter. Sebaliknya, Herculaneum pertama kali dihancurkan oleh awan piroklastik dengan suhu lebih dari 400 derajat celsius. Suhu panas membakar pohon, penduduk, dan semua bentuk kehidupan lainnya,” kata
Para arkeolog menemukan sisa-sisa buronan yang terkubur oleh letusan Gunung Vesuvius pada tahun 79 M di Herculaneum. Penggalian pada tahun 1980-an dan 90-an menemukan kerangka lebih dari 300 korban yang masih utuh tertimbun di gudang perahu. (Baca juga; 6 Bulan Meletus, Gunung Berapi Islandia Mendadak Berhenti Muntahkan Lava )
Kemungkinan mereka berlindung sementara, sambil menunggu untuk diselamatkan melalui jalur laut. Sisa-sisa tubuh seorang prajurit yang diyakini berada di antara tentara Pliny the Elder ditemukan pada 1980-an, dekat dengan penemuan terbaru. Prajurit ini diperkirakan seorang komandan angkatan laut Romawi yang berusaha menyelamatkan penduduk Pompeii dan Herculaneum.