Menelusuri Jejak Islam yang Tersembunyi dari Bangunan Bersejarah Kota Madrid

Sabtu, 11 Desember 2021 - 19:59 WIB
loading...
Menelusuri Jejak Islam...
Sejarah Kota Madrid tak lepas dari jejak sejarah kejayaan Islam. Foto/Middleeasteye
A A A
MADRID - Menyebut nama Madrid di era modern saat ini, paling umum melekat di benak adalah sepak bola. Tidak salah, di Ibu Kota Spanyol itu ada sejumlah klub sepak bola terkenal, seperti Real Madrid, Atletico Madrid, dan Getafe.

Padahal sejarah Kota Madrid tak lepas dari jejak sejarah kejayaan Islam . Jadi jejak sejarah kejayaan Islam di Spanyol bukan hanya di Cordoba dan Andalusia.

Terasa wajar, sebab Al-Andalus ketika di bawah kekuasaan Muslim selama lebih dari tujuh abad, dari 711 dan 1492 wilayahnya cukup luas. Mencakup sebagian besar semenanjung Iberia, termasuk Spanyol modern dan Portugal.
Menelusuri Jejak Islam yang Tersembunyi dari Bangunan Bersejarah Kota Madrid

Kembali ke Madrid, kota ini pertama kali didirikan oleh Emir Umayyah Mohamed I pada Abad ke-9, sekitar tahun 865. Emir Umayyah Mohamed I (850-866) memberi nama Mayrit, diambil dari bahasa Arab Mayra yang berarti saluran air atau sumber air bawah tanah.

Ketika itu Emir Umayyah Mohamed I memerintahkan pembangunan saluran air atau irigasi dengan sumber air dari sungai Manzanares. Kemudian, nama Mayrit ini pun menjadi ejaan modern setempat sehingga menjadi Madrid. (Baca juga; Penemuan Batu Meriam Bertulisan Arab di Israel, Saksi Pengepungan Benteng di Kota Arsuf )

Madrid juga merupakan salah satu rantai kantong militer yang dibentengi di sepanjang perbatasan antara Muslim Al-Andalus dan kerajaan Kristen di utara. Pada akhir abad ke-11, orang-orang Kristen menaklukkan Mayrit, namun populasi Muslim yang cukup besar tetap tinggal di sana sampai pengusiran pada tahun 1609.

Madrid sekarang menjadi rumah bagi sekitar 300.000 Muslim. Populasi Muslim Spanyol telah berkembang menjadi sekitar dua juta dalam beberapa dekade terakhir karena migrasi, dengan sebagian besar berasal dari Maroko, Aljazair, Nigeria, Senegal dan Pakistan. Banyak yang akhirnya menjadi warga negara Spanyol.

La Moreria, kawasan di mana Muslim tinggal setelah penaklukan Kristen, sekarang menjadi lingkungan yang semarak, labirin jalan-jalan sempit berliku yang penuh dengan teras, bar tapas, kafe, restoran, dan gereja serta museum tertua di kota itu.

Pengaruh para pendiri Muslim terlihat dari bangunan-bangunan mudejar tertua di kota itu dan sisa-sisa tembok abad kesembilan yang dilestarikan. Salah satunya di sebuah taman yang tenang yang dinamai menurut nama penguasa pertama kota itu, Parque Mohamed I. (Baca juga; Prasasti Waqfiyya Ungkap Dokumentasi Wakaf Dua Desa di Palestina pada Abad Ke-9 )

Istilah mudejar mengacu kepada gaya arsitektur dan dekorasi Iberia pada abad pertengahan, khususnya Aragon dan Kastilia, yang sangat dipengaruhi oleh cita rasa dan keahlian ala Moor. Ada elemen dekoratif gaya arsitektur Eropa, yang dicirikan oleh batu bata yang halus dan ubin berlapis kaca.
Menelusuri Jejak Islam yang Tersembunyi dari Bangunan Bersejarah Kota Madrid

“Masa lalu jauh lebih beragam, tidak hanya soal konflik dan pertumpahan darah. Itu juga merupakan periode kerja sama, perdagangan, dan banyak hal menarik yang tidak terlalu terlihat dalam citra kolektif yang dimiliki orang Spanyol tentang Al-Andalus," kata Oulad Mohammed, 36, seorang aktivis komunitas Madrid dikutip SINDOnews dari laman Middleeasteye (MEE), Sabtu (11/12/2021).

Namun saat ini hanya sedikit petunjuk yang terlihat dari masa kejayaan Muslim di ibu kota Spanyol tersebut. Istana Kerajaan, misalnya, berdiri di situs Alcazar (benteng) abad kesembilan bangsa Moor, yang dihancurkan oleh api pada tahun 1734.

Upaya untuk memulihkan dan menjaga warisan Islam di Madrid telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, sebagian besar di bawah arahan Yayasan Kebudayaan Islam Spanyol (FUNCI). Pada tahun 2017, yayasan ini bermitra dengan Complutense University of Madrid untuk mendirikan Center for the Study of Islamic Madrid (CEMI).
Menelusuri Jejak Islam yang Tersembunyi dari Bangunan Bersejarah Kota Madrid

Pusat studi ini mempromosikan penelitian ilmiah dari perspektif sejarah dan arkeologi Madrid Islam abad pertengahan dan bekerja untuk melindungi warisan Islam. Mereka meyakini bahwa pemahaman yang lebih baik tentang masa lalu Islam Madrid dapat berkontribusi pada inklusivitas dan koeksistensi damai di masa sekarang.

“Semakin sedikit pengetahuan yang dimiliki orang, semakin mudah untuk memanipulasinya, dan semakin mudah untuk melihat budaya dan agama lain sebagai elemen asing, bukan sebagai bagian penting dari sejarah kita,” kata Encarna Gutierrez, Sekretaris Jenderal Yayasan FUNCI. (Baca juga; Pesona Alquran Abad Ke-15, Ditulis Tangan dengan Paduan Kaligrafi Muhaqqaq dan Kufi )

Dalam konteks kekinian, semangat ini menciptakan ruang untuk berbicara tentang era Islam Madrid dan warisannya pada tempat yang tepat dalam sejarah sebagai langkah maju yang positif. “Ini akan melegakan bagi umat Islam di sini karena pada titik tertentu, kami mungkin tidak terlihat sebagai orang asing,” kata Aurora Ali, 39, juru bicara Asosiasi Muslim untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Madrid.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1635 seconds (0.1#10.140)