Panen Sayuran Melimpah di Rumah Kaca Antartika, Pertanda Baik untuk Kolonisasi Mars
loading...
A
A
A
ANTARTIKA - Rumah kaca di Antartika yang dikenal dengan nama EDEN ISS berhasil panen secara melimpah sejumlah sayuran dan rempah-rempah. EDEN ISS merupakan laboratorium untuk menguji teknologi pangan yang akan diterapkan untuk koloni ke planet Mars.
Rumah kaca EDEN ISS dioperasikan oleh Pusat Dirgantara Jerman (Deutsches Zentrum für Luft- und Raumfahrt atau disingkat DLR). Lokasinya dekat Stasiun Neumayer III, sebuah pos penelitian kutub di Ekström Ice Shelf di pantai timur Antartika. (Baca juga; 4 Alasan Pesawat Tidak Terbang di Antartika )
Para ilmuwan menanam berbagai sayuran, seperti brokoli, kembang kol, kohlrabi, lobak, cabai, tomat, mentimun, dan berbagai selada, dan remah-rempah. Sayuran dan rempah-rempah ditanam tanpa menggunakan tanah dan tanpa menggunakan cahaya alami dari matahari.
Sayuran di rumah kaca ditanam menggunakan teknik aeroponik, dengan menyemprotkan larutan kaya nutrisi ke akar tanaman yang tersuspensi di udara. Rumah kaca sepenuhnya beroperasi secara artifisial selama sembilan minggu pada musim dingin Antartika yang gelap gulita.
Setelah sembilan minggu sayur mayur dan rempah-rempah yang ditanam akhirnya bisa dipanen secara melimpah. Keberhasilan ini menunjukkan harapan untuk misi luar angkasa di masa depan, di antaranya koloni ke Mars. (Baca juga; Lubang Ozon di Atas Antartika Semakin Membesar, NASA Sebut Luasnya 24,8 Juta Km Persegi )
"Kami belum pernah bisa menanam begitu banyak varietas sayuran dan rempah yang berbeda selama misi musim dingin dengan EDEN ISS," Daniel Schubert, pemimpin proyek EDEN ISS dari DLR, dikutip SINDOnews dari laman space.com, Minggu (12/12/2021).
Beberapa sayur mayur yang ditanam oleh Ilmuwan NASA Jess Bunchek, sebelumnya sudah pernah dicoba ditanam di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS). Para ilmuwan berencana untuk membandingkan bagaimana tanaman tumbuh di rumah kaca "luar angkasa" berbasis Bumi dibandingkan dengan yang tumbuh di dua taman mini di pos orbit, eksperimen Veggie dan Advanced Plant Habitat.
"Saya lega dengan tanaman ini telah tumbuh secara baik sejauh ini. EDEN ISS unik dan inovatif dalam hal itu. Kami mengumpulkan sejumlah besar data tentang kinerja dan ketahanan sistem, kesehatan dan produksi tanaman, lingkungan dan mikrobiologi tanaman, keamanan pangan, nutrisi, psikologi kru dan input yang diperlukan seperti daya, air dan waktu kru," kata Bunchek.
Para ilmuwan juga mempelajari manfaat kesehatan mental berada di sekitar tanaman hijau dan memiliki akses ke makanan segar juga merupakan bagian penting dari percobaan. Sama seperti astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, kru Antartika benar-benar terisolasi di lingkungan yang tidak bersahabat.
“Menyuntikkan sedikit warna dan kehidupan ke dalam rutinitas harian kru, dapat membantu menjaga semangat mereka. Neumayer adalah tempat yang bagus untuk studi semacam ini, sebagai perbandingan dengan kondisi di luar angkasa,” ujar Bunchek yang telah menghabiskan waktu hampir satu tahun di Stasiun Neumayer III dan akan pulang pada awal 2022.
Rumah kaca EDEN ISS terletak 400 meter dari Stasiun Neumayer III. Ketika badai kutub melanda, rumah kaca harus mempertahankan tanaman hijaunya tanpa bantuan Bunchek selama beberapa hari, karena melakukan pengawasan harian pada saat badai akan terlalu berbahaya bagi para ilmuwan.
Pada hari-hari seperti itu, tim di pusat kendali DLR di Bremen, Jerman, memantau rumah kaca dari jarak jauh, menggunakan komputer untuk menyesuaikan nutrisi, suhu, dan kelembapan sesuai kebutuhan tanaman. (Baca juga; Difoto dari Jarak 1 Juta Mil, Begini Penampakan Antartika saat Gerhana Matahari )
“Mirip dengan pertanian, kita harus menerima kenyataan bahwa cuaca dan iklim adalah faktor penentunya. Tetapi saya di sini belajar bagaimana menggunakan teknologi untuk berkembang dalam kondisi ekstrem," kata Bunchek. (Baca juga; Menyiapkan Makanan Astronot, Dari Makanan Kering sampai Tanam Lobak di Luar Angkasa )
Rumah kaca EDEN ISS dioperasikan oleh Pusat Dirgantara Jerman (Deutsches Zentrum für Luft- und Raumfahrt atau disingkat DLR). Lokasinya dekat Stasiun Neumayer III, sebuah pos penelitian kutub di Ekström Ice Shelf di pantai timur Antartika. (Baca juga; 4 Alasan Pesawat Tidak Terbang di Antartika )
Para ilmuwan menanam berbagai sayuran, seperti brokoli, kembang kol, kohlrabi, lobak, cabai, tomat, mentimun, dan berbagai selada, dan remah-rempah. Sayuran dan rempah-rempah ditanam tanpa menggunakan tanah dan tanpa menggunakan cahaya alami dari matahari.
Sayuran di rumah kaca ditanam menggunakan teknik aeroponik, dengan menyemprotkan larutan kaya nutrisi ke akar tanaman yang tersuspensi di udara. Rumah kaca sepenuhnya beroperasi secara artifisial selama sembilan minggu pada musim dingin Antartika yang gelap gulita.
Setelah sembilan minggu sayur mayur dan rempah-rempah yang ditanam akhirnya bisa dipanen secara melimpah. Keberhasilan ini menunjukkan harapan untuk misi luar angkasa di masa depan, di antaranya koloni ke Mars. (Baca juga; Lubang Ozon di Atas Antartika Semakin Membesar, NASA Sebut Luasnya 24,8 Juta Km Persegi )
"Kami belum pernah bisa menanam begitu banyak varietas sayuran dan rempah yang berbeda selama misi musim dingin dengan EDEN ISS," Daniel Schubert, pemimpin proyek EDEN ISS dari DLR, dikutip SINDOnews dari laman space.com, Minggu (12/12/2021).
Beberapa sayur mayur yang ditanam oleh Ilmuwan NASA Jess Bunchek, sebelumnya sudah pernah dicoba ditanam di Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station/ISS). Para ilmuwan berencana untuk membandingkan bagaimana tanaman tumbuh di rumah kaca "luar angkasa" berbasis Bumi dibandingkan dengan yang tumbuh di dua taman mini di pos orbit, eksperimen Veggie dan Advanced Plant Habitat.
"Saya lega dengan tanaman ini telah tumbuh secara baik sejauh ini. EDEN ISS unik dan inovatif dalam hal itu. Kami mengumpulkan sejumlah besar data tentang kinerja dan ketahanan sistem, kesehatan dan produksi tanaman, lingkungan dan mikrobiologi tanaman, keamanan pangan, nutrisi, psikologi kru dan input yang diperlukan seperti daya, air dan waktu kru," kata Bunchek.
Para ilmuwan juga mempelajari manfaat kesehatan mental berada di sekitar tanaman hijau dan memiliki akses ke makanan segar juga merupakan bagian penting dari percobaan. Sama seperti astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional, kru Antartika benar-benar terisolasi di lingkungan yang tidak bersahabat.
“Menyuntikkan sedikit warna dan kehidupan ke dalam rutinitas harian kru, dapat membantu menjaga semangat mereka. Neumayer adalah tempat yang bagus untuk studi semacam ini, sebagai perbandingan dengan kondisi di luar angkasa,” ujar Bunchek yang telah menghabiskan waktu hampir satu tahun di Stasiun Neumayer III dan akan pulang pada awal 2022.
Rumah kaca EDEN ISS terletak 400 meter dari Stasiun Neumayer III. Ketika badai kutub melanda, rumah kaca harus mempertahankan tanaman hijaunya tanpa bantuan Bunchek selama beberapa hari, karena melakukan pengawasan harian pada saat badai akan terlalu berbahaya bagi para ilmuwan.
Pada hari-hari seperti itu, tim di pusat kendali DLR di Bremen, Jerman, memantau rumah kaca dari jarak jauh, menggunakan komputer untuk menyesuaikan nutrisi, suhu, dan kelembapan sesuai kebutuhan tanaman. (Baca juga; Difoto dari Jarak 1 Juta Mil, Begini Penampakan Antartika saat Gerhana Matahari )
“Mirip dengan pertanian, kita harus menerima kenyataan bahwa cuaca dan iklim adalah faktor penentunya. Tetapi saya di sini belajar bagaimana menggunakan teknologi untuk berkembang dalam kondisi ekstrem," kata Bunchek. (Baca juga; Menyiapkan Makanan Astronot, Dari Makanan Kering sampai Tanam Lobak di Luar Angkasa )
(wib)