Menyedihkan, Puluhan Gajah Liar di Sri Lanka Mati karena Makan Plastik

Minggu, 16 Januari 2022 - 22:02 WIB
loading...
Menyedihkan, Puluhan Gajah Liar di Sri Lanka Mati karena Makan Plastik
Selama delapan tahun terakhir, tercatat 20 ekor gajah liar di Sri Lanka mati karena memakan sampah plastik. Foto/Tharmaplan Tilaxan/Daily Mail
A A A
JAKARTA - Sepanjang delapan tahun terakhir, tercatat 20 ekor gajah liar di Sri Lanka mati karena memakan sampah plastik yang berada tak jauh dari habitat alami mereka. Tragedi ini terjadi karena tempat pembuangan sampah di desa Pallakadu, Distrik Ampara ini sangat dekat dengan rumah alami kawanan gajah tersebut.

Terakhir, dua gajah kembali ditemukan terkapar diantara tumpukan sampah. Berdasarkan pemeriksaan dokter hewan setempat, gajah tersebut mati karena makan banyak sampah plastik.

Dokter hewan satwa liar Nihal Pushpakumara mengatakan, dari dalam tubuh gajah yang mati itu petugas menemukan sejumlah besar plastik yang tidak dapat terurai.

Menyedihkan, Puluhan Gajah Liar di Sri Lanka Mati karena Makan Plastik


"Polythene, pembungkus makanan, plastik, non-digestible lainnya dan air adalah satu-satunya hal yang bisa kita lihat di post mortem. Makanan normal yang dimakan dan dicerna gajah tidak jelas," katanya seperti dikutip Daily Mail, Minggu (16/1/2022).



Saat ini gajah Sri Lanka terancam keberadaannya karena habitat alami mereka terdegradasi oleh manusia. Banyak gajah menjelajah lebih dekat ke pemukiman manusia untuk mencari makanan.

Menyedihkan, Puluhan Gajah Liar di Sri Lanka Mati karena Makan Plastik


"Gajah lapar mencari sampah di tempat pembuangan, memakan plastik serta benda tajam yang merusak sistem pencernaan mereka," kata Pushpakumara.

Pada tahun 2017, pemerintah mengumumkan akan mendaur ulang sampah di tempat pembuangan dekat zona satwa liar untuk mencegah gajah mengonsumsi plastik. Pagar listrik akan didirikan di sekitar lokasi untuk menjauhkan hewan-hewan itu namun keduanya belum sepenuhnya dilaksanakan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2080 seconds (0.1#10.140)