Food Waste Dispose Cara Efektif Selamatkan Bumi dari Sampah
loading...
A
A
A
KAIRO - Salah satu masalah terbesar yang harus dihadapi dunia saat ini adalah terkait pengelolaan sampah . Data statistik pada 2019 saja misalnya, jumlah sampah konsumsi di Indonesia telah mencapai 175 ribu ton per hari.
Tentunya, masalah sampah ini bukanlah masalah sepele. Harus dilakukan pengelolaan secara baik, dimulai dari level rumah tangga. Ibu rumah tangga dan para juru masak harus memahami betul pentingnya pengelolaan sampah di dapur mereka agar tidak menimbulkan masalah untuk lingkungan.
"Jika tidak segera dibuang, sampah sisa makanan di dapur tentu akan jadi masalah. Selain menimbulkan bau tak sedap, sampah tersebut juga bisa mengundang banyak binatang seperti kecoa, semut, hingga tikus" ucap Teddy Tjahyadi, CEO PT Addon Cadiac Alfa yang memang fokus di bidang pengelolaan sampah rumah tangga.
Menurutnya, di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, sejak tahun 1980-an mereka telah mengenal cara efektif dalam hal pengelolaan sampah di dapur. Mereka mengenalnya dengan sebutan food waste disposer. Cara ini terbukti berhasil mengurai masalah sampah dari sisa-sisa makanan yang ada di dapur.
"Caranya dengan menambahkan mesin penghancur sisa makanan di sink cuci piring. Nah, mesin ini yang secara tidak langsung akan memilah sampah sisa makanan pada rumah tangga dan meminimalisir penumpukan sampah yang ada pada TPA Landfill," jelas Teddy.
Di Indonesia sendiri, dirinya mulai concern dengan food waste disposer ini sejak 2015 dengan mengenalkan merek SinkGard. Dalam perkembangannya, masyarakat semakin banyak yang teredukasi untuk mengelola sampah sisa makanan dari dapur mereka.
"Sudah semakin banyak yang menggunakan SinkGard food waste disposer, mulai dari kalangan ibu rumah tangga, restoran, kantin, hingga kitchen kapal laut," ungkapnya.
"Sampah sisa makanan dihancurkan oleh mesin dan langsung dialirkan ke saluran air kotor. Sehingga akan menciptakan dapur yang modern, praktis, dan bersih," imbuhnya.
Melalui perusahaannya, ia memiliki visi dalam management persampahan di dapur yang lebih baik agar bumi ini tidak semakin tercemar karena bahaya efek gas rumah kaca yang terbentuk pada TPA Landfill yang diproduksi dari campuran sampah.
Tentunya, masalah sampah ini bukanlah masalah sepele. Harus dilakukan pengelolaan secara baik, dimulai dari level rumah tangga. Ibu rumah tangga dan para juru masak harus memahami betul pentingnya pengelolaan sampah di dapur mereka agar tidak menimbulkan masalah untuk lingkungan.
"Jika tidak segera dibuang, sampah sisa makanan di dapur tentu akan jadi masalah. Selain menimbulkan bau tak sedap, sampah tersebut juga bisa mengundang banyak binatang seperti kecoa, semut, hingga tikus" ucap Teddy Tjahyadi, CEO PT Addon Cadiac Alfa yang memang fokus di bidang pengelolaan sampah rumah tangga.
Menurutnya, di negara-negara maju seperti Amerika Serikat, sejak tahun 1980-an mereka telah mengenal cara efektif dalam hal pengelolaan sampah di dapur. Mereka mengenalnya dengan sebutan food waste disposer. Cara ini terbukti berhasil mengurai masalah sampah dari sisa-sisa makanan yang ada di dapur.
"Caranya dengan menambahkan mesin penghancur sisa makanan di sink cuci piring. Nah, mesin ini yang secara tidak langsung akan memilah sampah sisa makanan pada rumah tangga dan meminimalisir penumpukan sampah yang ada pada TPA Landfill," jelas Teddy.
Di Indonesia sendiri, dirinya mulai concern dengan food waste disposer ini sejak 2015 dengan mengenalkan merek SinkGard. Dalam perkembangannya, masyarakat semakin banyak yang teredukasi untuk mengelola sampah sisa makanan dari dapur mereka.
"Sudah semakin banyak yang menggunakan SinkGard food waste disposer, mulai dari kalangan ibu rumah tangga, restoran, kantin, hingga kitchen kapal laut," ungkapnya.
"Sampah sisa makanan dihancurkan oleh mesin dan langsung dialirkan ke saluran air kotor. Sehingga akan menciptakan dapur yang modern, praktis, dan bersih," imbuhnya.
Melalui perusahaannya, ia memiliki visi dalam management persampahan di dapur yang lebih baik agar bumi ini tidak semakin tercemar karena bahaya efek gas rumah kaca yang terbentuk pada TPA Landfill yang diproduksi dari campuran sampah.
(wbs)