Buaya Air Asin: Reptil Tertua dan Terbesar di Dunia

Kamis, 24 Februari 2022 - 20:56 WIB
loading...
Buaya Air Asin: Reptil Tertua dan Terbesar di Dunia
Buaya Air Asin (Crocodylus porosus) adalah reptil terbesar dan salah satu spesies tertua yang masih hidup di Bumi. Foto/Zmescience
A A A
BUAYA Air Asin (Crocodylus porosus) adalah reptil terbesar dan salah satu spesies tertua yang masih hidup di Bumi. Predator berdarah dingin yang dikenal sebagai Hypercarnivora menakutkan ini hidup di pesisir pantai, seperti di timur India, hingga ke utara Australia.

Buaya air asin akan bersaing dengan siapa pun yang memasuki wilayah perairannya, mulai dari burung hingga manusia hingga hiu, dan hampir selalu memenangkan pertarungan itu. Bukti fosil menunjukkan bahwa spesies ini telah melakukan persaingan berdarah selama hampir 5 juta tahun, tetap hampir tidak berubah bentuknya, bukti betapa efisiennya mesin pembunuh alamiah ini.

Dikutip dari laman Zmescience, Kamis (24/2/2022), bukti fosil paling awal buaya air asin berasal dari Zaman Pliosen, yang membentang dari 5,3 juta hingga 2,6 juta tahun yang lalu. Tapi keluarga buaya jauh lebih tua, berakar di Era Mesozoikum, sekitar 250 juta tahun yang lalu. Selama masa-masa awal itu, mereka hidup berdampingan dengan dinosaurus.



Buaya air asin jantan dewasa bisa mencapai panjang 6 atau 7 meter, menjadikannya spesies reptil terbesar yang hidup saat ini. Sedangkan buaya air asi betina lebih kecil dari jantan, umumnya tidak melebihi 3 meter, bahkan ukuran 2,5 meter dianggap sudah cukup besar.

Buaya air asin memiliki kepala yang besar, dengan moncong yang sangat lebar dibandingkan dengan spesies buaya lainnya. Moncong mereka biasanya dua kali lebih panjang secara keseluruhan karena lebar di dasarnya.

Sepasang tonjolan menghiasi mata binatang itu, mengalir di tengah moncongnya ke hidung. Antara 64 dan 68 gigi melapisi rahang mereka yang kuat. Seperti kerabat mereka, buaya air asin ditutupi sisik berbentuk oval dan cenderung lebih kecil dari sisik buaya lain.



Buaya air asin muda berwarna kuning pucat, yang berubah seiring bertambahnya usia. Setelah dewasa berwarna kuning gelap dengan bintik-bintik cokelat dan abu-abu dan perut putih atau kuning. Kadang memiliki garis-garis di sisi bawah tubuh dan pita gelap di ekornya.
Buaya Air Asin: Reptil Tertua dan Terbesar di Dunia


Buaya air asin hidup di perairan pantai, sungai air tawar, billabong (kolam terpencil yang ditinggalkan setelah sungai berubah arah), dan rawa-rawa. Betina bertelur sekitar 50 butir (meskipun ada catatan betina tunggal bertelur hingga 90 dalam kasus luar biasa). Hanya sekitar 1% dari semua tukik yang bertahan hidup hingga dewasa.

Buaya air asin adalah predator penyergap. Mereka menunggu tepat di bawah permukaan air, dengan hanya alis terangkat dan lubang hidung menonjol di atas air. Reptil ini menangkap mangsa yang lengah di pantai saat datang untuk minum.

Menurut ahli paleobiologi Universitas Negeri Florida Gregory M Erickson, buaya air asin memiliki gigitan terkuat dari semua kerabat buaya, dengan kecepatan 3.700 pon per inci persegi (psi). Buaya air asin termasuk salah satu reptil paling cerdas, karena memiliki repertoar suara yang relatif luas untuk berkomunikasi.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2388 seconds (0.1#10.140)