Dikenal Sebagai Gurun Pasir Terpanas dan Terbesar, Ini Satwa yang Hidup di Sahara
loading...
A
A
A
Menurut University of Veterinary Medicine Vienna, unta dijinakkan sekitar 3.000 tahun yang lalu di Semenanjung Arab tenggara, untuk digunakan sebagai transportasi di padang pasir. Unta, juga dikenal sebagai "kapal gurun", beradaptasi dengan baik dengan lingkungan Sahara yang panas dan gersang.
Punuk di punggung unta menyimpan lemak, yang dapat digunakan untuk energi dan hidrasi di antara waktu makan. Unta menyimpan energi dengan sangat efisien sehingga mereka dapat bertahan lebih dari seminggu tanpa air dan beberapa bulan tanpa makanan.
Penghuni mamalia lain di Sahara termasuk rusa, addaxes (sejenis antelop), cheetah, caracal, rubah gurun dan anjing liar. Banyak reptil juga berkembang biak di lingkungan gurun, termasuk beberapa spesies ular, kadal, dan bahkan buaya di tempat-tempat yang memiliki cukup air.
Beberapa spesies artropoda juga menyebut Sahara sebagai rumah, seperti kumbang kotoran, kumbang scarab, kalajengking "penguntit maut" dan banyak jenis semut, menurut Dana Konservasi Sahara.
Spesies tanaman di Sahara telah beradaptasi dengan kondisi kering, dengan akar yang mencapai jauh di bawah tanah untuk menemukan sumber air. Bentuk daun yang berbentuk duri meminimalkan hilangnya kelembapan.
Bagian gurun yang paling gersang sama sekali tidak memiliki kehidupan tanaman. Namun, daerah oasis, seperti Lembah Nil, mendukung berbagai macam tanaman hidup, seperti pohon zaitun, pohon kurma, dan berbagai semak dan rerumputan.
Punuk di punggung unta menyimpan lemak, yang dapat digunakan untuk energi dan hidrasi di antara waktu makan. Unta menyimpan energi dengan sangat efisien sehingga mereka dapat bertahan lebih dari seminggu tanpa air dan beberapa bulan tanpa makanan.
Penghuni mamalia lain di Sahara termasuk rusa, addaxes (sejenis antelop), cheetah, caracal, rubah gurun dan anjing liar. Banyak reptil juga berkembang biak di lingkungan gurun, termasuk beberapa spesies ular, kadal, dan bahkan buaya di tempat-tempat yang memiliki cukup air.
Beberapa spesies artropoda juga menyebut Sahara sebagai rumah, seperti kumbang kotoran, kumbang scarab, kalajengking "penguntit maut" dan banyak jenis semut, menurut Dana Konservasi Sahara.
Spesies tanaman di Sahara telah beradaptasi dengan kondisi kering, dengan akar yang mencapai jauh di bawah tanah untuk menemukan sumber air. Bentuk daun yang berbentuk duri meminimalkan hilangnya kelembapan.
Bagian gurun yang paling gersang sama sekali tidak memiliki kehidupan tanaman. Namun, daerah oasis, seperti Lembah Nil, mendukung berbagai macam tanaman hidup, seperti pohon zaitun, pohon kurma, dan berbagai semak dan rerumputan.
(wib)