11 Ilmuwan Muslim yang Mengubah Dunia, Penemuannya Masih Relevan Sampai Sekarang
loading...
A
A
A
5. Al Hasan Ibn Al Haytham
Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haytham atau Ibnu al-Haytham, di barat lebih dikenal dengan nama Alhazen. Dia dilahirkan di Basra, Irak, pada 1 Juli 965 Masehi dan meninggal di Kairo, Mesir, pada 6 Maret 1040. Dia seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat.
Prestasi / karya:
Melalui Buku Optiknya (Kitab al-Manazir) dan terjemahan Latinnya (De Aspectibus), gagasannya mempengaruhi para sarjana Eropa dan Pada abad ke-17.
Eropa memecahkan masalah yang dibingkai oleh Al Hasan Ibn Al Haytham yang dikenal sebagai masalah Al-Hazan
Saat ini, banyak yang menganggapnya sebagai tokoh penting dalam sejarah optik dan "Bapak Optik modern" karena penemuannya dalam optik dan visi membalikkan kesalahpahaman selama berabad-abad.
6. Abu Rayhan al Biruni
Abu Raihan Muhammad bin Ahmad Al-Biruni merupakan matematikawan asal Persia. Dia juga dikenal sebagai astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli geografi, ahli farmasi dan guru.
Ilmuwan kelahiran Beruni, Uzbekistan, pada 4 September 973 ini banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Dia meninggal pada13 Desember 1048 di Ghazni.
Prestasi / karya:
Dia menentukan kepadatan spesifik dari 18 jenis batu mulia dan menentukan rasio antara kepadatannya.
Dia menetapkan aturan yang terkait dengan kepadatan spesifik tubuh.
Bayangan (Shadows) adalah salah satu teks Al-Beruni yang paling penting yang merupakan sumber penting pengetahuan kita tentang sejarah matematika, astronomi, dan fisika.
7. Abu al-Fath Abd al-Rahman Mansour al-Khazini
Abu al-Fath Abd al-Rahman Mansour al-Khazini adalah seorang astronom Iran asal Yunani dari Seljuk Persia, lahir pada 1077. Tabel astronominya yang ditulis di bawah perlindungan Sultan Sanjar dianggap sebagai salah satu karya utama dalam astronomi matematika periode abad pertengahan.
Abu Ali al-Hasan bin al-Hasan bin al-Haytham atau Ibnu al-Haytham, di barat lebih dikenal dengan nama Alhazen. Dia dilahirkan di Basra, Irak, pada 1 Juli 965 Masehi dan meninggal di Kairo, Mesir, pada 6 Maret 1040. Dia seorang ilmuwan Islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat.
Prestasi / karya:
Melalui Buku Optiknya (Kitab al-Manazir) dan terjemahan Latinnya (De Aspectibus), gagasannya mempengaruhi para sarjana Eropa dan Pada abad ke-17.
Eropa memecahkan masalah yang dibingkai oleh Al Hasan Ibn Al Haytham yang dikenal sebagai masalah Al-Hazan
Saat ini, banyak yang menganggapnya sebagai tokoh penting dalam sejarah optik dan "Bapak Optik modern" karena penemuannya dalam optik dan visi membalikkan kesalahpahaman selama berabad-abad.
6. Abu Rayhan al Biruni
Abu Raihan Muhammad bin Ahmad Al-Biruni merupakan matematikawan asal Persia. Dia juga dikenal sebagai astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli geografi, ahli farmasi dan guru.
Ilmuwan kelahiran Beruni, Uzbekistan, pada 4 September 973 ini banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Dia meninggal pada13 Desember 1048 di Ghazni.
Prestasi / karya:
Dia menentukan kepadatan spesifik dari 18 jenis batu mulia dan menentukan rasio antara kepadatannya.
Dia menetapkan aturan yang terkait dengan kepadatan spesifik tubuh.
Bayangan (Shadows) adalah salah satu teks Al-Beruni yang paling penting yang merupakan sumber penting pengetahuan kita tentang sejarah matematika, astronomi, dan fisika.
7. Abu al-Fath Abd al-Rahman Mansour al-Khazini
Abu al-Fath Abd al-Rahman Mansour al-Khazini adalah seorang astronom Iran asal Yunani dari Seljuk Persia, lahir pada 1077. Tabel astronominya yang ditulis di bawah perlindungan Sultan Sanjar dianggap sebagai salah satu karya utama dalam astronomi matematika periode abad pertengahan.