Ilmuwan Buat Pelapis Cat Mobil yang Bisa Hilangkan Goresan saat Terpapar Matahari
loading...
A
A
A
Selanjutnya peningkatan suhu permukaan direkayasa untuk melakukan perbaikan terhadap goresan. Caranya dengan mengulangi disosiasi dan rekombinasi ikatan kimia dalam struktur polimer.
Untuk resin pelapis komersial yang ada, tim peneliti menambahkan ikatan kimia dinamis yang dapat mengulangi dekomposisi dan rekombinasi struktur polimer. Mereka kemudian mencampurnya dengan pewarna fototermal transparan sehingga ikatan kimia dinamis dapat terjadi secara aktif saat terpapar. ke sinar matahari.
Sebenarnya fungsi penyembuhan diri menggunakan pewarna fototermal telah dipelajari. Hanya saja banyak penelitian yang dilakukan didasarkan pada bahan anorganik yang sulit diterapkan pada industri.
Soalnya bahan pelapis yang dibutuhkan harus transparan. Selain itu, bahan anorganik membutuhkan sejumlah besar energi cahaya untuk menghasilkan efek fototermal.
Tim peneliti kemudian menggunakan pewarna fototermal organik transparan yang dapat menyerap cahaya inframerah-dekat. Cahaya inframerah-dekat adalah sumber energi panjang gelombang yang menyumbang kurang dari 10% sinar matahari tengah hari, dan dengan demikian dapat menghindari peningkatan suhu permukaan kendaraan yang berlebihan.
Selain itu, pewarna fototermal organik memiliki beberapa keuntungan untuk komersialisasi: pewarna tersebut tidak mempengaruhi warna produk karena warna yang melekat tidak berwarna, mudah menyatu dengan berbagai cat, dan murah.
Dr Jin Chul Kim mengatakan material self-healing yang dikembangkan diharapkan dapat digunakan tidak hanya untuk plikasi transportasi saja. Pelapis yang bisa menyembuhkan diri itu bisa digunakan di perangkat elektronik seperti smartphone dan komputer, dan bahan bangunan.
"Teknologi ini juga bisa mengurangi penggunaan pelarut organik berbahaya yang dihasilkan dalam jumlah besar saat mengecat ulang kendaraan karena adanya goresan," ucap Dr Jin Chul Kim.
Untuk resin pelapis komersial yang ada, tim peneliti menambahkan ikatan kimia dinamis yang dapat mengulangi dekomposisi dan rekombinasi struktur polimer. Mereka kemudian mencampurnya dengan pewarna fototermal transparan sehingga ikatan kimia dinamis dapat terjadi secara aktif saat terpapar. ke sinar matahari.
Sebenarnya fungsi penyembuhan diri menggunakan pewarna fototermal telah dipelajari. Hanya saja banyak penelitian yang dilakukan didasarkan pada bahan anorganik yang sulit diterapkan pada industri.
Soalnya bahan pelapis yang dibutuhkan harus transparan. Selain itu, bahan anorganik membutuhkan sejumlah besar energi cahaya untuk menghasilkan efek fototermal.
Tim peneliti kemudian menggunakan pewarna fototermal organik transparan yang dapat menyerap cahaya inframerah-dekat. Cahaya inframerah-dekat adalah sumber energi panjang gelombang yang menyumbang kurang dari 10% sinar matahari tengah hari, dan dengan demikian dapat menghindari peningkatan suhu permukaan kendaraan yang berlebihan.
Selain itu, pewarna fototermal organik memiliki beberapa keuntungan untuk komersialisasi: pewarna tersebut tidak mempengaruhi warna produk karena warna yang melekat tidak berwarna, mudah menyatu dengan berbagai cat, dan murah.
Dr Jin Chul Kim mengatakan material self-healing yang dikembangkan diharapkan dapat digunakan tidak hanya untuk plikasi transportasi saja. Pelapis yang bisa menyembuhkan diri itu bisa digunakan di perangkat elektronik seperti smartphone dan komputer, dan bahan bangunan.
"Teknologi ini juga bisa mengurangi penggunaan pelarut organik berbahaya yang dihasilkan dalam jumlah besar saat mengecat ulang kendaraan karena adanya goresan," ucap Dr Jin Chul Kim.
(wsb)