Deretan Fenomena Alam yang Tidak Berbahaya, Mengapa Bisa Terjadi?

Senin, 15 Agustus 2022 - 17:59 WIB
loading...
A A A
Lima planet sejajar disaksikan masyarakat pada 24 Juni 2022. Adapun 5 planet yang dimaksud adalah Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus dan dapat disaksikan selama kurang lebih 50 menit dengan kondisi cuaca cukup cerah. Fenomena yang terjadi akibat tatanan alam ini bukan berarti kelima planet berada di garis lurus sangat sejajar.

Sebab, planet-planet di tata surya tidak akan bisa berada di 1 garis lurus. Yang dimaksud sejajar adalah saat 5 planet terlihat lurus dari sudut pandang bumi. Momen ini tidak ada imbasnya bagi bumi dan terjadi setiap 18 sampai 19 tahun sekali.



Pantai Berpasir Merah Muda
Deretan Fenomena Alam yang Tidak Berbahaya, Mengapa Bisa Terjadi?


Selanjutnya ada pantai berpasir merah muda atau pink yang berada di Flores, NTT. Fenomena alam tersebut jelas tidak menimbulkan bahaya, dan justru memikat banyak para wisatawan, baik lokal maupun asing. Rupanya, pasir pantai tersebut merupakan tempat hidup dari terumbu karang Homotrema rubrum yang memiliki cangkang warna pink. Terumbu karang itu akan otomatis menyingkir ke pantai dan menyatu dengan spesies lain, seperti plankton.

Di Indonesia, keindahan pantai pink atau Pink Beach tidak hanya terlihat dari warna pasirnya saja. Melainkan pula keindahan yang berasal dari kekayaan sumber daya alam bawah laut yang dimiliki. Diketahui, lokasi wisata itu menyimpan berbagai jenis ikan, batu karang, dan biota laut lainnya.

Pelangi
Deretan Fenomena Alam yang Tidak Berbahaya, Mengapa Bisa Terjadi?


Siapa yang tidak kenal fenomena alam ini? Kemunculan pelangi adalah salah satu fenomena alam yang tidak membahayakan, sangat indah, dan menarik perhatian siapa pun yang melihatnya. Pelangi terdiri dari 7 warna, yakni merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu atau dikenal dengan mejikuhibiniu. Namun faktanya, pelangi tak hanya sebatas pada warna-warna tersebut, melainkan hingga jutaan warna. Hal tersebut dikarenakan air di udara memiliki peran sebagai prisma, sedangkan cahaya matahari bersifat polikromatik. Namun, mata manusia hanya mampu menangkap setidaknya tujuh warna pelangi.

Sinar matahari yang menembus rintik atau air hujan akan mengenai air pada sudut tertentu. Saat sinar matahari bersentuhan dengan tetesan air, maka cahaya akan dipantulkan. Bagi cahaya yang tidak dipantulkan, akan dibiaskan melintasi lapisan batas udara dan kecepatan air akan melambat. Pengurangan kecepatan ini akan membuat jalur cahaya berbelok atau biasa disebut sebagai pembiasan. Hal inilah yang kemudian menyebabkan bentuk pelangi selalu melengkung.
(wib)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3137 seconds (0.1#10.140)