Deretan Fenomena Alam yang Tidak Berbahaya, Mengapa Bisa Terjadi?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Fenomena alam merupakan peristiwa yang biasa terjadi di kehidupan manusia. Fenomena alam yang selama ini dikenal manusia, seperti hujan, gunung meletus, dan tanah longsor, biasa dikaitkan dengan bencana alam dan merugikan.
Namun demikian, ada pula fenomena alam yang nyatanya tidak berbahaya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Berikut informasinya.
Gunung Bertopi atau Caping
Sebuah fenomena alam unik yang tidak berbahaya, yakni gunung bertopi pernah terjadi di Indonesia. Fenomena ini memperlihatkan gunung yang puncaknya diselimuti awan dan menyerupai topi. Melansir Okezone, awan berbentuk topi itu ada lantaran gelombang di bagian gunung atau pusara angin yang terdapat di puncak gunung.
Beberapa gunung, seperti Gunung Sumbing (2018), Gunung Slamet (2019), Semeru (2018), dan Gunung Rinjani (2019) tercatat pernah mengalami fenomena alam yang tidak berbahaya itu.
Aurora Borealis
Aurora borealis biasa disebut juga sebagai cahaya utara (the northern light). Banyak orang yang sudah menyaksikan fenomena alam indah itu mengatakan bahwa cahaya utara turun langsung dari surga. Melansir laman Library of Congress (LOC), aurora mulai terlihat ketika matahari mengeluarkan awan gas atau CME (coronal mass ejection). Apabila telah menyentuh bumi selama 2 sampai 3 hari, maka salah satunya akan bertabrakan dengan medan magnet bumi. Hal itu yang kemudian akan membuahkan arus partikel bermuatan dan mengalir di sepanjang garis gaya magnet ke daerah kutub.
LOC juga menyebut, partikel tersebut nantinya akan meningkatkan energi di bagian atas atmosfer bumi dan menghasilkan cahaya indah saat bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen. Biasanya, aurora borealis bisa disaksikan di antara bulan September dan Oktober serta Maret dan April. Salah satu negara yang langganan menjadi destinasi untuk menyaksikan aurora borealis adalah Islandia. Di tahun 2017 silam, pemerintah Islandia bahkan mengajak seluruh masyarakatnya untuk menyaksikan langsung fenomena alam itu dengan mematikan sumber cahaya semalaman.
Planet Sejajar
Namun demikian, ada pula fenomena alam yang nyatanya tidak berbahaya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Berikut informasinya.
Gunung Bertopi atau Caping
Sebuah fenomena alam unik yang tidak berbahaya, yakni gunung bertopi pernah terjadi di Indonesia. Fenomena ini memperlihatkan gunung yang puncaknya diselimuti awan dan menyerupai topi. Melansir Okezone, awan berbentuk topi itu ada lantaran gelombang di bagian gunung atau pusara angin yang terdapat di puncak gunung.
Beberapa gunung, seperti Gunung Sumbing (2018), Gunung Slamet (2019), Semeru (2018), dan Gunung Rinjani (2019) tercatat pernah mengalami fenomena alam yang tidak berbahaya itu.
Aurora Borealis
Aurora borealis biasa disebut juga sebagai cahaya utara (the northern light). Banyak orang yang sudah menyaksikan fenomena alam indah itu mengatakan bahwa cahaya utara turun langsung dari surga. Melansir laman Library of Congress (LOC), aurora mulai terlihat ketika matahari mengeluarkan awan gas atau CME (coronal mass ejection). Apabila telah menyentuh bumi selama 2 sampai 3 hari, maka salah satunya akan bertabrakan dengan medan magnet bumi. Hal itu yang kemudian akan membuahkan arus partikel bermuatan dan mengalir di sepanjang garis gaya magnet ke daerah kutub.
LOC juga menyebut, partikel tersebut nantinya akan meningkatkan energi di bagian atas atmosfer bumi dan menghasilkan cahaya indah saat bertabrakan dengan atom oksigen dan nitrogen. Biasanya, aurora borealis bisa disaksikan di antara bulan September dan Oktober serta Maret dan April. Salah satu negara yang langganan menjadi destinasi untuk menyaksikan aurora borealis adalah Islandia. Di tahun 2017 silam, pemerintah Islandia bahkan mengajak seluruh masyarakatnya untuk menyaksikan langsung fenomena alam itu dengan mematikan sumber cahaya semalaman.
Planet Sejajar