Deretan Fenomena Astronomi yang Akan Terjadi pada 2022
loading...
A
A
A
Berdasarkan waktunya, hujan meteor perseid dapat disaksikan pada pukul 11 malam untuk wilayah Sabang. Sedangkan di Pulau Rote, fenomena ini dapat disaksikan pada pukul 1 malam hingga 25 menit sebelum Matahari terbit.
Berbeda dengan fenomena okultasi Uranus yang membutuhkan bantuan alat untuk menyaksikannya, hujan meteor Perseid dapat disaksikan secara kasat mata meskipun bisa saja terhalang oleh cahaya Bulan. Saat menyaksikannya, pastikan langit dalam keadaan cerah, bebas halang, serta bebas polusi cahaya.
6. Gerhana Bulan Total
Fenomena gerhana bulan total masih dapat dinantikan karena belum terjadi. Fenomena ini merupakan gerhana ke-20 dari 72 gerhana di Seri Saros 136 dan diperkirakan akan terjadi pada 8 November mendatang.
Gerhana bulan total dapat terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Pussainsa LAPAN memprediksikan proses gerhana awal hingga akhir penumbra dapat dilihat di sebagian besar wilayah Indonesia.
Berikut merupakan catatan waktu dan wilayah untuk mengamati terjadinya fenomena ini.
- Proses awal penumbra tidak dapat diamati di Indonesia.
- Proses awal sebagian dapat dinikmati pada pukul 04.09 sore waktu setempat di wilayah Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Tanimbar.
- Proses awal total terjadi pada pukul 05.16 sore waktu setempat dan dapat dinikmati di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kapuas Hulu.
- Puncak gerhana terjadi pada pukul 06.00 petang waktu setempat. Puncak gerhana dapat dinikmati di seluruh Indonesia, kecuali: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.
Berbeda dengan fenomena okultasi Uranus yang membutuhkan bantuan alat untuk menyaksikannya, hujan meteor Perseid dapat disaksikan secara kasat mata meskipun bisa saja terhalang oleh cahaya Bulan. Saat menyaksikannya, pastikan langit dalam keadaan cerah, bebas halang, serta bebas polusi cahaya.
6. Gerhana Bulan Total
Fenomena gerhana bulan total masih dapat dinantikan karena belum terjadi. Fenomena ini merupakan gerhana ke-20 dari 72 gerhana di Seri Saros 136 dan diperkirakan akan terjadi pada 8 November mendatang.
Gerhana bulan total dapat terjadi ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada dalam satu garis lurus. Pussainsa LAPAN memprediksikan proses gerhana awal hingga akhir penumbra dapat dilihat di sebagian besar wilayah Indonesia.
Berikut merupakan catatan waktu dan wilayah untuk mengamati terjadinya fenomena ini.
- Proses awal penumbra tidak dapat diamati di Indonesia.
- Proses awal sebagian dapat dinikmati pada pukul 04.09 sore waktu setempat di wilayah Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Aru, Kepulauan Kei, dan Kepulauan Tanimbar.
- Proses awal total terjadi pada pukul 05.16 sore waktu setempat dan dapat dinikmati di wilayah Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi, NTT, NTB, Bali, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kapuas Hulu.
- Puncak gerhana terjadi pada pukul 06.00 petang waktu setempat. Puncak gerhana dapat dinikmati di seluruh Indonesia, kecuali: Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.